Solok Selatan (ANTARA) - Pemerintah kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menggelar pelatihan laik higiene bagi pemilik depot air minum untuk meningkatkan akan pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi dalam produksi air kemasan
Bupati Solok Selatan Khairunas, di Padang Aro, Jumat mengatakan permintaan masyarakat terhadap air minum kemasan semakin tinggi akibat perubahan pola hidup yang lebih praktis dan salah satu alternatif yang banyak digunakan adalah air minum isi ulang yang mudah ditemukan.
"Setiap depot air minum harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan dalam Permenkes Nomor 43 tahun 2014 tentang higiene sanitasi depot air minum yaitu memiliki sertifikat laik higiene sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan," katanya.
Dia menegaskan, proses pengujian air minum harus dilakukan melalui laboratorium Dinas Kesehatan untuk memastikan kebersihan dan keamanan air yang dijual oleh depot air minum.
Untuk itu ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat, termasuk air minum.
Data Dinas Perindagkop dari 88 pelaku usaha depot air minum di Solok Selatan, hanya 36 depot yang memiliki izin usaha, sedangkan 52 depot belum mengurus izin.
Kepala Dinas Kesehatan, Pandewal menyebutkan pemerintah akan terus melakukan pembinaan, pengawasan, serta asistensi kepada pelaku usaha depot air minum guna memastikan kualitas air minum yang dihasilkan terjamin.
"Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman pemilik depot air minum mengenai pentingnya menjaga higiene dan sanitasi dalam produksi air minum," ujarnya.
Menurut dia, kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan lingkungan usaha yang lebih sehat dan aman bagi masyarakat Solok Selatan.
Selain pelatihan Pemkab Solok Selatan juga menyerahkan bantuan Hb meter kepada Kepala Puskesmas se-Solok Selatan.
Peralatan ini akan sangat bermanfaat dalam mendukung upaya pemeriksaan kadar hemoglobin siswi SMP dan SMA untuk mendeteksi adanya masalah kesehatan, terutama yang terkait dengan anemia atau kekurangan zat besi.
Bupati Solok Selatan Khairunas, di Padang Aro, Jumat mengatakan permintaan masyarakat terhadap air minum kemasan semakin tinggi akibat perubahan pola hidup yang lebih praktis dan salah satu alternatif yang banyak digunakan adalah air minum isi ulang yang mudah ditemukan.
"Setiap depot air minum harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan dalam Permenkes Nomor 43 tahun 2014 tentang higiene sanitasi depot air minum yaitu memiliki sertifikat laik higiene sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan," katanya.
Dia menegaskan, proses pengujian air minum harus dilakukan melalui laboratorium Dinas Kesehatan untuk memastikan kebersihan dan keamanan air yang dijual oleh depot air minum.
Untuk itu ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat, termasuk air minum.
Data Dinas Perindagkop dari 88 pelaku usaha depot air minum di Solok Selatan, hanya 36 depot yang memiliki izin usaha, sedangkan 52 depot belum mengurus izin.
Kepala Dinas Kesehatan, Pandewal menyebutkan pemerintah akan terus melakukan pembinaan, pengawasan, serta asistensi kepada pelaku usaha depot air minum guna memastikan kualitas air minum yang dihasilkan terjamin.
"Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman pemilik depot air minum mengenai pentingnya menjaga higiene dan sanitasi dalam produksi air minum," ujarnya.
Menurut dia, kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan lingkungan usaha yang lebih sehat dan aman bagi masyarakat Solok Selatan.
Selain pelatihan Pemkab Solok Selatan juga menyerahkan bantuan Hb meter kepada Kepala Puskesmas se-Solok Selatan.
Peralatan ini akan sangat bermanfaat dalam mendukung upaya pemeriksaan kadar hemoglobin siswi SMP dan SMA untuk mendeteksi adanya masalah kesehatan, terutama yang terkait dengan anemia atau kekurangan zat besi.