Padang (ANTARA) - Pertumbuhan desa wisata di Indonesia telah memberikan kontribusi positif terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat desa. Dalam aspek sosial, kontribusi desa wisata melahirkan model-model pranata sosial dan kelembagaan baru di desa. 

Sementara, di sektor ekonomi, desa wisata membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, nilai ekonomi tambah terhadap komoditas desa dan berbagai manfaat ekonomi tidak langsung lainnya. Kontribusi sosial ekonomi desa wisata ini mendorong desa-desa yang ada di Indonesia berbenah untuk menjadi desa wisata. Termasuk nagari-nagari (desa) yang ada di Provinsi Sumatera Barat. 

Salah satu nagari yang sedang berbenah dan berkembang menjadi destinasi wisata di Sumatera Barat adalah Nagari Jawi-Jawi di Kecamatan Talang, Kabupaten Solok. Nagari Jawi-Jawi telah dikembangkan menjadi Nagari Wisata sejak 2017 dan tercatat sudah dikunjungi wisatawan yang berasal lebih dari 24 negara.

Sebagai Nagari Wisata, Nagari Jawi-Jawi mengandalkan kebudayaan lokal sebagai daya tarik wisata. Untuk mencapai tujuan itu, nagari tersebut melakukan pemerekan (branding) diri dengan Desa Wisata Kampung Budaya Jawi-Jawi. Tercatat, sekitar 3.000 wisatawan sudah berkunjung ke nagari itu sejak dikembangkan menjadi desa wisata. 

Namun, pandemi COVID-19 turut memengaruhi pertumbuhan wisata nagari. Imbasnya, selama COVID-19 Nagari Jawi-Jawi tidak menerima kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Setelah virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut dinyatakan berakhir, Nagari Jawi-Jawi kembali mengambil ancang-ancang untuk membenahi sektor wisata nagari. 

Bak gayung bersambut, disaat bersamaan Program Studi (Prodi) Pendidikan Sosiologi Universitas PGRI Sumatera Barat bekerjasama dengan Prodi Pendidikan IPS, Prodi PPKN dan Prodi Studi Humanitas melaksanakan Kuliah Lapangan Terpadu (KLT). Kegiatan tersebut diikuti oleh 217 mahasiswa dan 30 dosen selama 3 hari, pada tanggal 8-9 Juni 2023.

Dalam kegiatan KLT yang dilakukan perguruan tinggi tersebut, tiga dosen melakukan pengabdian masyarakat bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nagari Jawi-Jawi. Dr. Firdaus bersama tim juga berbagi teknik terkait pemetaan potensi wisata desa/nagari. 

"Teknik pemetaan potensi ini sangat penting sebagai bekal awal untuk pengembangan desa wisata," kata Firdaus yang juga Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas PGRI Sumatera Barat tersebut.

Menurutnya, dengan kemampuan yang baik dalam memetakan potensi wisata di nagari, pegiat wisata dan pemerintah nagari bisa memaksimalkan potensi-potensi yang ada. Potensi-potensi tersebut kemudian diarahkan untuk saling melengkapi atraksi wisata yang ada. 

"Sebab, bagaimanapun sektor wisata tidak bisa hanya mengandalkan satu atau dua atraksi saja untuk pengembangan jangka panjang," ujar Firdaus yang menulis disertasi tentang Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang tersebut.

Pemaparan tentang pemetaan desa wisata tersebut dilakukan Firdaus bersama dua dosen lainnya di Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) setempat. Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 WIB tersebut disambut antusias oleh anggota Pokdarwis yang notabene anak-anak muda nagari.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Pokdarwis Nagari Jawi-Jawi Beyan Putra Albar mengatakan paparan tentang pemetaan desa wisata yang disampaikan para akademisi tersebut, penting bagi kemajuan dan pengembangan sektor pariwisata maupun ekonomi nagari setempat.

"Hasil diskusi ini sangat penting bagi kami dalam menentukan arah pengembangan sektor wisata Nagari Jawi-Jawi ke depannya," kata dia.


Penulis adalah Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas PGRI Sumatera Barat, Dr Firdaus.

Pewarta : Firdaus
Editor : Muhammad Zulfikar
Copyright © ANTARA 2024