Padang (ANTARA) - Yarsi Sumatera Barat meluncurkan Yayasan Wakaf Sumatera Barat dan melakukan pengumpulan dana umat untuk membangun Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina di Kota Padang Panjang.
Pembina Yarsi Sumatera Barat Prof Yasirwan saat launching Yayasan Wakaf Sumbar di Padang, Sabtu mengatakan Rumah Sakit Ibnu Sina yang pertama dibangun di Kota Bukittinggi kemudian ada di Padang Panjang, Payakumbuh, Kota Padang, Simpang Empat Pasaman Barat dan Panti Kabupaten Pasaman.
Menurut dia mendirikan rumah sakit merupakan dakwah bil hal yang dilakukan sejak dulu dan memang pembangunan sejak awal berawal dari dana wakaf dan hibah.
"Pengumpulan dana untuk RSI Ibnu Sina ini dibuka sejak September 2022 hingga Maret 2023 dana yang terkumpul telah mencapai Rp944.535.000 dan total kebutuhan untuk membangun RSI ini sekitar Rp6,2 miliar," katanya.
Menurut dia banyak tanah wakaf yang belum tergarap maksimal contohnya Yarsi memiliki tanah wakaf di Kampar 36 hektare, Dharmasraya 2,5 hektare dan lainnya.
Ia mengatakan selama ini dalam melakukan pembangunan rumah sakit dilakukan dengan meminjam uang di bank syariah dan diangsur namun sekarang pihaknya ingin mengembalikan seperti semula yakni membangun rumah sakit dengan dana wakaf sehingga masyarakat luas merasa memiliki rumah sakit ini.
Sementara Kepala Dinas Sosial Sumbar Arry Yuswandi mengatakan wakaf adalah amal jariah sangat mulia karena memberikan dampak kepada ekonomi dan berkesinambungan diterima masyarakat, selain itu mereka yang berwakaf akan mendapatkan pahala yang diterima akan mengalir meski sudah meninggal.
Menurut dia dengan wakaf akan diingat bahwa harta yang dimiliki tidak menjadi milik pribadi, namun bermanfaat bagi orang lain.
"Wakaf cara meningkatkan kualitas hidup orang islam dan mampu memberikan kontribusi di berbagai sektor mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi serta dapat menyejahterakan umat," kata dia.
Ia menyebutkan dari sistem informasi wakaf Kementerian Agama menyebutkan bahwa tanah wakaf di Indonesia ada 414.829 lokasi dengan total luas 55.259,87 hektare dan potensi wakaf dalam bentuk uang tunai mencapai Rp187 triliun per tahun namun semua potensi ini belum dapat dioptimalkan.
Ia menyebutkan di Sumbar tanah wakaf itu ada di 5.660 lokasi dengan luas mencapai 646,64 hektare di sumbar dan tentunya diharapkan dapat terkelola dengan baik untuk kepentingan masyarakat .
Menurut dia dengan potensi yang besar bisa bangun ekonomi bangsa juga bisa juga mengentaskan kemiskinan namun pengelolaan wakaf harus dilakukan perbaikan misalnya dilakukan secara digital dan diatur regulasi dengan aturan hukum.
"Wakaf ini sebenarnya raksasa yang masih tertidur pulas dan perlu dibangunkan. Sumbar sendiri menempati posisi kelima secara nasional dengan luas tanah wakaf dan jumlah ini dua kali lebih banyak dari tahun lalu," kata dia.