Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mencatat lahan pertanian yang terdampak banjir di Kecamatan Bermani Ulu, beberapa hari lalu, mencapai 100 hektare.

Kepala Distankan Rejang Lebong Zulkarnain di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan hujan deras yang terjadi satu pekan belakangan menyebabkan Sungai Air Pikat di Kecamatan Bermani Ulu, Selasa (14/3), meluap dan menggenangi areal persawahan hingga perkebunan kopi masyarakat di daerah itu.

"Titiknya berada di hilir Desa Tebat Pulau dan Desa Air Pikat, Kecamatan Bermani Ulu, areal pertanian yang terdampak ini di sepanjang Sungai Air Pikat dengan luasan mencapai 100 hektare," kata dia.

Dia menjelaskan areal pertanian warga tersebut terendam karena banyak bebatuan besar di Sungai Air Pikat. Hujan deras yang turun dalam beberapa hari lalu membuat air sungai meluap hingga sawah dan perkebunan kopi. Luapan air sungai itu membawa sampah yang sebelumnya tersangkut di bebatuan besar dan membendung sungai. Akibatnya sawah dan perkebunan kopi warga terendam.

"Akibat kejadian ini banyak benih padi yang ada di semaian warga tidak bisa ditanam lagi dan harus diganti karena kualitasnya sudah menurun, namun ada juga yang tetap menanamnya," kata dia.

Dalam mengatasi permasalahan ini, kata dia, harus dilakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat karena bebatuan besar di Sungai Air Pikat tidak bisa disingkirkan secara manual atau menggunakan tenaga manusia.

"Untuk memasukkan alat berat ini harus melewati areal pertanian sawah dan perkebunan kopi sehingga warga meminta ganti rugi atas kerusakan tanaman sepanjang jalan yang akan dilewati alat berat. Anggarannya akan kita masukan dalam APBD Perubahan 2023 nanti," kata dia.

Kondisi areal pertanian yang terdampak banjir di Kabupaten Rejang Lebong sudah ditinjau pihaknya bersama Komisi II DPRD Rejang Lebong, BPBD dan Dinas PUPR Rejang Lebong.

Pewarta : Nur Muhamad
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024