Pariaman, (ANTARA) - Realisasi imunisasi polio jenis tetes atau oral di Kota Pariaman, Sumatera Barat hingga 14 Maret 2023 kemarin telah mencapai 4.997 anak atau 65,8 persen dari 7.597 anak dengan usia 0 sampai dengan 59 bulan.
"Target capaian imunisasi polio dari pelaksanaan 6 sampai 13 Maret di Pariaman sebesar 95 persen. Namun angka tersebut tidak dapat tercapai karena kurangnya pemahaman masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Pariaman Nazifah di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut pihaknya diberikan waktu tambahan pelaksanaan imunisasi sekitar satu minggu.
Ia menyampaikan selama rentang waktu tersebut pihaknya mengunjungi rumah-rumah warga yang terdapat anak dengan rentang usia penerima imunisasi namun belum menerima imunisasi polio.
Ia menjelaskan upaya tersebut dilakukan guna memberikan edukasi kepada warga terkait pentingnya anak mendapatkan imunisasi polio.
Ia mengatakan belum tercapainya realisasi imunisasi polio di Pariaman karena warga trauma dengan vaksin COVID-19 yang menurut mereka dapat membahayakan tubuh.
Padahal, lanjutnya imunisasi diperlukan apalagi baru-baru ini ditemukan kasus polio di Aceh sehingga anak yang berada di daerah yang berdekatan dengan provinsi itu harus menerima imunisasi agar tidak terpapar.
Selain melaksanakan imunisasi polio jenis tetes, pihaknya juga melaksanakan imunisasi polio jenis suntik yang realisasinya hingga kemarin mencapai 3.812 anak atau 53 persen dari 7.187 anak dengan rentang usia 4 sampai 59 bulan.
Terpisah, Wali Kota Pariaman Genius Umar menyebutkan tingkat imunisasi polio di daerah itu pada 2022 hanya sekitar 37 persen dan 2021 mencapai 11 persen karena pandemi COVID-19.
“Di tahun ini, kita harapkan imunisasi polio mencapai 95 persen karena polio sangat berbahaya. Kalau tidak melakukan imunisasi polio maka akan anak-anak menjadi lumpuh permanen," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh elemen masyarakat membantu menyukseskan program imunisasi tersebut guna melindungi anak-anak dari penyakit polio. (*)
"Target capaian imunisasi polio dari pelaksanaan 6 sampai 13 Maret di Pariaman sebesar 95 persen. Namun angka tersebut tidak dapat tercapai karena kurangnya pemahaman masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Pariaman Nazifah di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut pihaknya diberikan waktu tambahan pelaksanaan imunisasi sekitar satu minggu.
Ia menyampaikan selama rentang waktu tersebut pihaknya mengunjungi rumah-rumah warga yang terdapat anak dengan rentang usia penerima imunisasi namun belum menerima imunisasi polio.
Ia menjelaskan upaya tersebut dilakukan guna memberikan edukasi kepada warga terkait pentingnya anak mendapatkan imunisasi polio.
Ia mengatakan belum tercapainya realisasi imunisasi polio di Pariaman karena warga trauma dengan vaksin COVID-19 yang menurut mereka dapat membahayakan tubuh.
Padahal, lanjutnya imunisasi diperlukan apalagi baru-baru ini ditemukan kasus polio di Aceh sehingga anak yang berada di daerah yang berdekatan dengan provinsi itu harus menerima imunisasi agar tidak terpapar.
Selain melaksanakan imunisasi polio jenis tetes, pihaknya juga melaksanakan imunisasi polio jenis suntik yang realisasinya hingga kemarin mencapai 3.812 anak atau 53 persen dari 7.187 anak dengan rentang usia 4 sampai 59 bulan.
Terpisah, Wali Kota Pariaman Genius Umar menyebutkan tingkat imunisasi polio di daerah itu pada 2022 hanya sekitar 37 persen dan 2021 mencapai 11 persen karena pandemi COVID-19.
“Di tahun ini, kita harapkan imunisasi polio mencapai 95 persen karena polio sangat berbahaya. Kalau tidak melakukan imunisasi polio maka akan anak-anak menjadi lumpuh permanen," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh elemen masyarakat membantu menyukseskan program imunisasi tersebut guna melindungi anak-anak dari penyakit polio. (*)