Bukittinggi, (ANTARA) - Aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat mengalami penurunan sejak pertama kali erupsi di 2023 tepatnya pada awal Januari lalu, namun PVMBG tetap merekomendasikan warga untuk menjauhi puncak gunung dan selalu waspada.
"Total 329 letusan sejak pertama kali Marapi erupsi pada Sabtu (07/01), dan di Februari ada sepuluh hari gunung ini mengalami erupsi," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Marapi PVMBG, Teguh Purwanto di Bukittinggi, Rabu.
Ia menyebutkan selama Februari, aktivitas Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu menurun drastis dengan jumlah erupsi terbanyak tiga kali dalam sehari.
"Erupsi sebanyak tiga kali dalam satu hari itu terjadi di tanggal 1,2 dan 20 Februari serta 18 hari tidak tercatat adanya erupsi," kata dia.
Untuk laporan terakhir pada Februari, petugas mencatat Gunung Marapi setinggi 2.891 mdpl itu mengalami kegempaan sebanyak tiga kali.
"Terjadi Gempa Tornillo satu kali dengan Amplitudo 4,2 mm selama 12 detik, kemudian Tektonik Lokal satu kali selama 14 detik dan Tektonik Jauh dengan durasi 39 detik," katanya menyebutkan.
Sementara cuaca terpantau berawan dan hujan dengan ain bertiup lemah ke arah timur dan barat laut serta suhu udara 21-26,7 derajat celcius.
"Gunung Marapi masih di Level II atau Waspada dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilom dari kawah," kata Teguh.
Erupsi Marapi terbanyak di 2023 terjadi pada Senin (09/01) dengan jumlah 35 kali, sementara erupsi tertinggi terjadi di Kamis (12/01) lalu dengan ketinggian abu vulkanik mencapai satu kilometer dari atas puncak.
"Alhamdulillah erupsi Marapi tidak terjadi lagi, kami beharap letusannya tidak ada lagi, takut melihat asap tinggi dari puncaknya, semoga semua kembali normal," kata salah seorang warga yang bertempat tinggal di lereng Marapi, Gindo (45) berharap. (*)
"Total 329 letusan sejak pertama kali Marapi erupsi pada Sabtu (07/01), dan di Februari ada sepuluh hari gunung ini mengalami erupsi," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Marapi PVMBG, Teguh Purwanto di Bukittinggi, Rabu.
Ia menyebutkan selama Februari, aktivitas Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu menurun drastis dengan jumlah erupsi terbanyak tiga kali dalam sehari.
"Erupsi sebanyak tiga kali dalam satu hari itu terjadi di tanggal 1,2 dan 20 Februari serta 18 hari tidak tercatat adanya erupsi," kata dia.
Untuk laporan terakhir pada Februari, petugas mencatat Gunung Marapi setinggi 2.891 mdpl itu mengalami kegempaan sebanyak tiga kali.
"Terjadi Gempa Tornillo satu kali dengan Amplitudo 4,2 mm selama 12 detik, kemudian Tektonik Lokal satu kali selama 14 detik dan Tektonik Jauh dengan durasi 39 detik," katanya menyebutkan.
Sementara cuaca terpantau berawan dan hujan dengan ain bertiup lemah ke arah timur dan barat laut serta suhu udara 21-26,7 derajat celcius.
"Gunung Marapi masih di Level II atau Waspada dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilom dari kawah," kata Teguh.
Erupsi Marapi terbanyak di 2023 terjadi pada Senin (09/01) dengan jumlah 35 kali, sementara erupsi tertinggi terjadi di Kamis (12/01) lalu dengan ketinggian abu vulkanik mencapai satu kilometer dari atas puncak.
"Alhamdulillah erupsi Marapi tidak terjadi lagi, kami beharap letusannya tidak ada lagi, takut melihat asap tinggi dari puncaknya, semoga semua kembali normal," kata salah seorang warga yang bertempat tinggal di lereng Marapi, Gindo (45) berharap. (*)