Denpasar, Bali, (ANTARA) -
Seorang Chef asal Bali Jawel Husin mengenalkan kuliner Indonesia getuk dan jadah tempe kepada pencinta kuliner di Kuala Lumpur, Malaysia.
 
Husin, dalam keterangannya di Denpasar, Bali, Minggu, mengatakan misi membawa budaya kuliner Nusantara ke Malaysia tepatnya di Kota Damansara, Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia merupakan upaya untuk mendukung kampanye 'bangga menjadi Indonesia'.
 
"Kalau ditanya kenapa getuk, kenapa jadah tempe, saya hanya akan menjawab dengan bahasa sederhana, karena getuk dan jadah tempe belum dikenal dan ini adalah hal sederhana yang saya perbuat sebagai aksi nyata dari bangga menjadi Indonesia, memperkenalkan dan membuat orang mencicipi lalu suka," kata Husin.
 
Getuk merupakan makanan berbahan baku singkong yang dikukus dan diolah dengan cara ditumbuk dan dicampur kelapa dan bahan-bahan lainnya.

Sedangkan jadah tempe, yaitu kudapan legendaris dari Yogyakarta berupa ketan kukus yang dimasak dan dicampur kelapa parut, serta tempe bacem dengan rasa manis dan berempah dengan warna kecokelatan di luar.
 
"Apakah ada bedanya dengan yang ada di Indonesia karena harus menyesuaikan dengan selera Malaysia, bisa dibilang tak ada perbedaan yang begitu signifikan, hanya saja dari segi tambahan bahan baku lokal dan sedikit inovasi penambahan sauce jamu dan cara penyajian saja, namun jamu juga asli Indonesia ya," kata dia pula.
 
Sebagai seorang chef, merupakan sebuah kebanggaan bagi Husin untuk menyajikan menu-menu tradisi yang lahir dari sejarah peristiwa dan peradaban bangsa Indonesia yang cukup panjang untuk menantang jiwa kreativitasnya.
 
Pada awalnya, dirinya menawarkan 60 menu untuk mewakili lima pulau terbesar di Indonesia, dimana setiap menu memenuhi unsur cita rasa, manis, asin dan pedas, serta kategori snack, makanan berat, dan sambal khas Indonesia.
 
Dari diskusi panjang dengan banyak pihak, akhirnya getuk menjadi hidangan yang mewakili dessert. Namun, yang berbeda adalah getuk tidak disajikan begitu saja.
 
"Ada saos jamu sebagai pelengkap dan menambah aroma hidangan ini semakin Nusantara. Saos jamu itu ialah hasil ekstraksi dari kunyit temulawak dan jahe yang kemudian dimasak dengan gula aren dan santan," katanya lagi.
 
Seorang dosen hukum di Xiamen University Malaysia Dr Anas Affandi memberikan testimoni, makanan yang disediakan chef Jawel adalah kombinasi tepat antara kreatif dan keistimewaan.
 
"Paling menarik adalah jadah tempe dimana pada pandangan pertama saya ingat unagi, sedangkan getuk juga sangat menarik untuk dicoba, ia berlainan dari makanan Malaysia, namun sangat menarik dan sedap, sedangkan sos yang digunakan rasanya lain dari pada yang lain," kata dia.
 
Zara, seorang owner kafe, mengungkapkan jadah tempe menjadi yang paling disukainya.
 
“It’s like unagy, right? But it's not, supraisingly the taste better then unagy Japan," kata Zara.
 
Zara mengaku jadah yang gurih dan tempe bacem yang manis bercampur dengan sambal yang wangi dan pedas juga adalah yang menjadi menu pilihan.
 
Pejabat Atase Perdagangan Indonesia di Malaysia Deden Muhammad Fajar Shiddiq mengatakan getuk yang disajikan chef Jawel mengusung hal baru yang berbeda dari yang biasa disajikan di Indonesia, yakni dengan adanya saos yang diracik khusus ketimbang menggunakan kelapa parut.
 
"Penyajian jamunya menyesuaikan dengan konsep modern, namun tak meninggalkan rasa keindonesiaan dan yang paling utama khasiatnya," kata dia.
 
Dia pun mendukung penuh getuk dan jadah tempe berkembang menjadi usaha kuliner Nusantara yang berkembang di Malaysia. (*)
 

Pewarta : Rolandus Nampu
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024