Jakarta (ANTARA) - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO dengan harga saham yang ditawarkan ke publik di rentang Rp122 hingga Rp190 per saham.
Presiden Direktur NSS Teguh Patriawan dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan perseroan akan melepas sebanyak 3,568 miliar saham baru pada 02 hingga 08 Maret 2023 atau mewakili 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO saham.
Dia mengungkapkan masa penawaran awal (book building) pada 17-22 Februari 2023, dengan target dana segar yang didapatkan sebanyak Rp435,32 miliar hingga dengan Rp677,96 miliar.
Bersamaan dengan IPO saham, lanjutnya, perseroan juga menerbitkan sebanyak 1,784 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, yang mana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp182 hingga Rp285 per saham.
Apabila seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh perseroan sebesar Rp324,709 miliar sampai dengan Rp508,473 miliar.
Teguh menjelaskan, dana hasil IPO ini untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak.
Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas usaha, yaitu PT Borneo Sawit Perdana (BSP) 42,40 persen, PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) 47 persen untuk kebutuhan biaya belanja modal guna melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit.
Kemudian, 10,6 persen sisa dana IPO akan digunakan PT Prasetya Mitra Muda (PMM) untuk modal kerja dalam pembelian pupuk dan bahan kimia pertanian.
Sedangkan, dana dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas usaha dengan mekanisme penyertaan modal.
Adapun, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini, yakni PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Kedepan, Teguh meyakini industri minyak sawit atau CPO masih memiliki potensi besar di Indonesia, yang mana per September 2022, penjualan NSS mencapai Rp864,31 miliar, atau naik 13,2 persen dibandingka sebesar RpRp763,38 miliar pada September 2021.
Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp66,07 miliar, atau urun 56,1 persen dari sebelumnyaRp147,56 miliar periode sama 2021.
Sementara itu, total aset perseroan menjadi Rp2,932 triliun per 30 September 2022, atau turun 1,4 persen, dari Rp2,975 triliun dari periode sama tahun 2021
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nusantara Sawit Sejahtera segera IPO, harga awal Rp122-Rp190 per saham
Presiden Direktur NSS Teguh Patriawan dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan perseroan akan melepas sebanyak 3,568 miliar saham baru pada 02 hingga 08 Maret 2023 atau mewakili 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO saham.
Dia mengungkapkan masa penawaran awal (book building) pada 17-22 Februari 2023, dengan target dana segar yang didapatkan sebanyak Rp435,32 miliar hingga dengan Rp677,96 miliar.
Bersamaan dengan IPO saham, lanjutnya, perseroan juga menerbitkan sebanyak 1,784 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, yang mana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp182 hingga Rp285 per saham.
Apabila seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh perseroan sebesar Rp324,709 miliar sampai dengan Rp508,473 miliar.
Teguh menjelaskan, dana hasil IPO ini untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak.
Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas usaha, yaitu PT Borneo Sawit Perdana (BSP) 42,40 persen, PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) 47 persen untuk kebutuhan biaya belanja modal guna melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit.
Kemudian, 10,6 persen sisa dana IPO akan digunakan PT Prasetya Mitra Muda (PMM) untuk modal kerja dalam pembelian pupuk dan bahan kimia pertanian.
Sedangkan, dana dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas usaha dengan mekanisme penyertaan modal.
Adapun, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini, yakni PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Kedepan, Teguh meyakini industri minyak sawit atau CPO masih memiliki potensi besar di Indonesia, yang mana per September 2022, penjualan NSS mencapai Rp864,31 miliar, atau naik 13,2 persen dibandingka sebesar RpRp763,38 miliar pada September 2021.
Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp66,07 miliar, atau urun 56,1 persen dari sebelumnyaRp147,56 miliar periode sama 2021.
Sementara itu, total aset perseroan menjadi Rp2,932 triliun per 30 September 2022, atau turun 1,4 persen, dari Rp2,975 triliun dari periode sama tahun 2021
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nusantara Sawit Sejahtera segera IPO, harga awal Rp122-Rp190 per saham