Solok (ANTARA) - Warga Kampung Jawa Jorong Bukit Gompong Nagari Koto Gadang Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, dikejutkan dengan penemuan jejak kaki harimau di ladang warga.

Menurut keterangan warga setempat, Rozi Eka Putra (37) di Talang, Kamis menyebutkan penemuan harimau berawal dari beberapa warga yang akan berangkat menuju ladang dan menemukan dua ekor anjing peliharaan mereka mati.

"Dua anjing warga ditemukan mati, serta di sekitarnya ditemukan jejak harimau," katanya.

Akibatnya masyarakat mulai takut dan resah untuk berangkat menuju ladang.

Masyarakat pun menjadi takut ke ladang akibat penemuan jejak harimau tersebut, namun sudah ada imbauan dari perangkat nagari untuk meningkatkan kewaspadaan.

Sementara itu, Wali Nagari Koto Gadang Guguak Yulianir membenarkan bahwa adanya penemuan harimau tersebut dan saat ini sudah ada petugas BKSDA turun ke lokasi.

"Saat ini pemerintah nagari sedang berkoordinasi dengan BKSDA Sumbar terkait hal tersebut. Kami mendatangi lokasi di dampingi BKSDA untuk verifikasi juga identifikasi," katanya.

Lebih lanjut, ia mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dan lebih berhati-hati dalam beraktivitas di ladang.

"Kami juga mengimbau kepada warga untuk jangan dulu beraktivitas pada malam hari dan untuk mengantisipasi korban baik manusia maupun ternak," ucapnya. 

Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengimbau agar warga tidak panik serta tidak keluar rumah dalam keadaan sendirian ketika setelah magrib hingga pagi hari dan harus bersamaan atau berombongan. 

Selain itu, warga setempat juga diminta untuk menerangi rumah mereka mulai dari  bagian luar hingga bagian dalam rumah. Hal itu bertujuan agar harimau tidak bersembunyi di rumah warga. 

"Biasakan menggunakan bunyi-bunyian berupa petasan dan bunyian lainnya sehingga harimau tidak mau mendekat.  Selain itu, hindari juga makanan yang berbau daging mentah agar harimau tidak mendekat," katanya.  

Ia juga mengimbau agar warga jangan meninggalkan ternak maupun anjingnya di dalam kebun. Karena dapat memancing harimau untuk membunuh anjingnya karena naluri sesama predator adalah saling membunuh.

"Biasakan di kebun memasang lampu lentera atau api sehingga harimau itu menjauh dari kebun kita," ucap dia.

Selain itu, BKSDA Sumbar akan mengidentifikasikan jejak tersebut sesuai SOP dengan melakukan identifikasi jejak, pemetaan, memasang kamera trap, serta melakukan sosialisasi ke warga setempat.  ***3***
 

Pewarta : Laila Syafarud
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024