Sijunjung (ANTARA) -
Angka kejadian stunting pada balita di Indonesia saat ini termasuk tinggi di dunia bahkan prevalensinya melebihi ambang batas yang ditetapkan badan kesehatan dunia WHO yakni mencapai 30,8 persen pada tahun 2018 yang diperkuat data dari Riskesdas. 
 
Bahkan pada 2021 dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevalensi stunting masih di angka 24,4 persen dan masih belum sesuai standar WHO.
 
Begitu juga dengan angka stunting di Sumatera Barat, mengalami penurunan yang belum signifikan yaitu sebesar 27,5 persen tahun 2019 menjadi 23,3 persen tahun 2021.
 
Dari 19 kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat, terdapat beberapa daerah yang memiliki prevalensi balita stunting cukup tinggi bahkan mencapai 30 persen, salah satunya Kabupaten Sijunjung.   
 
Dari laporan Dinas Kesehatan setempat tingginya kejadian stunting ini lebih didominasi masih minimnya pengetahuan masyarakat terkait hal tersebut.
 
Selain itu, upaya sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan pemerintah bersama lembaga sosial lainnya dinilai belum efektif, sehingga dibutuhkan upaya tambahan. Salah satu upaya yang mudah dilakukan yaitu promosi dan edukasi melalui pembuatan mural.
 
Hal inilah yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Baiturrahmah dengan melakukan promosi bahaya Stunting lewat Gambar Mural di Kabupaten Sijunjung. Tim Pengabdian Masyarakat ini terdiri atas Hendri Devita, SKM, M. Biomed, sebagai ketua dengan anggota:  Putri Engla Pasalina, SST, M.Keb, Vitri Yuli Afni Amran, SSiT, M.Keb, Novi Maya Sari, SSiT, M.Keb dan Nirmala Sari, SST, M.Keb.
 
Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Sepakbola Tanah Bato, Kanagarian Sijunjung, Kecamatan Sijunjung pada pelaksanaan University Social Responsibility (USR) Unbrah Desember 2022 silam.
 
Dalam pelaksanaannya tim dibantu mahasiswa dan masyarakat setempat dengan menggambar animasi, atau kartun yang menerangkan tentang bahaya dan waspada stunting di dinding.
    Tim Pengabdian Masyarakat Unbrah membuat mural untuk mengedukasi masyarakat tentang stunting. (ANTARA/ist)
Menurut Ketua Pengabdian, pembuatan mural menjadi salah satu upaya promosi dan penyuluhan tentang stunting yang bisa dilakukan secara berkesinambungan. Dengan adanya gambar mural tersebut , di sepanjang jalan yang bisa dilihat oleh banyak orang, sehingga masyarakat dengan mudah memahami dan peduli dengan kondisi dan bahaya stunting yang merupakan masalah kesehatan nasional. 
 
Dengan adanya Mural ini secara permanen lewat tema tertentu, setiap orang yang melihat akan membaca, dan akan mengingat pesan yang disampaikan di dalam Mural tentang stunting. Seperti Mural yang dibuat di Kabupaten Sijunjung, area atau lokasi yang ditunjuk adalah dekat dengan sekolah, dan di depan lapangan olah raga. 
 
Pembuatan mural ini harapannya bukan semata menyasar kepada masyarakat umum saja namun juga kepada pemerintah yang melakukan upaya penekanan jumlah stunting.
 
Harapannya selain masyarakat memiliki pengetahuan lebih sehingga dapat melakukan upaya preventif, pemerintah yang melihat juga dapat mudah mengingatkan masyarakat akan bahaya stunting.*
 
 

Pewarta : Tim Pengabdian Masyarakat Unbrah*
Editor : Miko Elfisha
Copyright © ANTARA 2024