Padang (ANTARA) - Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas mengatakan Musyawarah Wilayah Terpadu ke-42 Muhammadiyah dan Aisyiyah merupakan momentum kebangkitan organisasi di Sumatera Barat.
"Muhammadiyah Sumbar jangan senang diberi orang, jangan dilestarikan budaya minta-minta," kata Ketua PP Muhammadiyah Buya Anwar Abbas saat membuka Muswil Terpadu di Padang, Sabtu.
Dirinya mengharapkan Muhammadiyah Sumbar menjadi terdepan sehingga beban yang berat harus dipikul bersama, persatuan dan kesatuan harus dirajut.
Dirinya mengutip pernyataan Jendral Sudirman mau menang harus kuat, mau kuat harus bersatu, mau bersatu hidupkan budaya silaturrahim.
"Tidak mungkin kita menang tanpa kekuatan, tidak mungkin kita kuat tanpa kesatuan, tidak mungkin terjadi kesatuan tanpa semangat silaturahim,” tuturnya.
Ia juga meminta anggota organisasi Muhammadiyah berjuang membangun ekonomi dan kewirausahaan. Muhammadiyah dapat menjadi penentu di negeri ini, salah satunya dengan menguasai sektor ekonomi.
''Jika bercita-cita Muhammadiyah menguasai negeri ini dan jadi penentu, kuncinya kuasai sektor ekonomi. Umat Islam sangat tertinggal untuk hal ini,'' kata dia.
Saat ini dari daftar 10 orang terkaya di Indonesia, hanya dua yang muslim yakni Chairul Tanjung di urutan lima dan Aburizal Bakrie di nomor delapan.
"Yang penentu adalah orang yang menguasai kapital maka itu penting Hijrah mentality dari employee mentality menuju entrepreneur mentality," tutupnya.
Sejumlah tokoh hadir dalam pembukaan Muswil Terpadu ke-42 Muhammadiyah dan Asisyiah yang digelar di Convention Hall Buya Sayfii Maarif Universitas Muhammadiyah Sumbar pada Sabtu (24/12). Tokoh yang hadir mulai dari Gubernur Sumbar Mahyeldi, Wakil Ketua DPRD Sumbar Irsyad Safar, Ketua PWM Sumbar Buya Shofwan Karim, Wakil Wali Kota Bukiitnggi PP Pemuda Muhammadiyah Syukron, dan Anggota DPRD Sumbar Muhayatul serta anggota Muspim se-Sumbar, Ketua OC Nurman Agus, Ketua SC Bachtiar dan jajaran PWM Sumbar.