Bukittinggi (ANTARA) -
Perpanjangan tangan Tokoh Adat Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Parik Paga Nagari melakukan Studi Tiru ke Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau untuk mempelajari pelestarian dan perlindungan adat, Jumat.
Dalam keterangan tertulisnya, Paga Nagari melalui Parik Paga Campago Guguak Bulek Kota Bukittinggi diterima langsung oleh Pengurus LAM Riau diantaranya Sekretaris Umum DPH, Datuk Jonnaidi Dasa, Datuk Alang, Datuk Zulkarnaen dan Datuk Falzan.
"Studi Tiru itu merupakan jadwal tertunda yang sudah sejak lama kami jadwalkan, baru terlaksana saat ini, salah satunya karena bantuan program Pokok Pikiran Wakil Rakyat Ibrayasser," kata Ketua LPM Campago Guguk Bulek, Muhammad Fauzal.
Ia mengatakan LAM Riau selama ini mendapat perhatian besar bagi komunitas adat di Sumatera termasuk Minangkabau dengan sejarah pelestarian budaya melayu sejak lama yang terjaga hingga saat ini.
"Kemajuan jaman tidak bisa ditolak, namun masyarakat adat harus terus memelihara dan melestarikan budaya, kami sudah merumuskan garisan aturan kampung yang kini dicoba untuk dibandingkan dengan daerah lain," kata Fauzal.
Sekretaris Umum DPH LAM Riau, Datuk Jonnaidi Dasa mengatakan kebanggaanya dikunjungi dan dijadikan referensi kelembagaan adat dari Bukittinggi.
"Kami takut malah tidak mampu memberikan apa yang diminta, tapi tentu kita bisa saling berbagi di sini, antaranya bagaimana pengaruh LAM Riau dalam persoalan masyarakat dan anggaran yang didapatkan dari pemerintah dari Perda nomor 1 tahun 2012 LAM Riau ," kata dia.
Ia mengatakan sinergi dari Kelompok Adat Melayu di seluruh Riau selama ini terjalin kuat dan memiliki perpanjangan tangan seperti halnya Parik Paga Nagari di Bukittinggi.
"Ada banyak kelompok masyarakat adat, pemuda adat dan semacamnya yang saling bahu membahu dalam menjaga budaya melayu dalam kesatuan yang kami sebut konfederasi, kami berharap makna adat benar-benar menjadi tauladan," ujarnya.