Padang Aro (ANTARA) - Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menargetkan penanaman sorgum di daerah itu seluas 9.000 hektare hingga 2023.
"Iya, kami targetkan 9.000 hektare pada 2023. Bagi masyarakat Solok Selatan yang ingin menanam sorgum bisa langsung ke Dinas Pertanian baik perorangan maupun kelompok," kata Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Nurhayati di Padang Aro, Senin.
Penanaman sorgum di Solok Selatan, katanya Dinas Pertanian mendorong agar menggunakan lahan yang terlantar sehingga tidak terjadi alih tanaman.
"Setelah mendaftar, nanti kami akan mengecek Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) dimana lokasi yang akan digunakan untuk menghindari alih tanaman," katanya.
Sejak dilakukan penanaman perdana pada 2 November 2022 sudah 450 hektare lahan milik petani yang menyatakan siap ditanami sorgum, katanya.
Sorgum, jelasnya merupakan tanaman yang adaptif dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lahan dan cuaca.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir kalau tidak bisa tumbuh dan berbuah di Solok Selatan," ujarnya.
Sorgum, katanya mengandung protein yang lebih ketimbang beras dan jagung.
Karena memiliki kandungan protein yang tinggi, katanya sorgum bagus untuk pencegahan dan penanggulangan stunting.
Solok Selatan, katanya menambahkan mencoba mengintegrasikan penanaman sorgum dengan peternakan sapi.
Percontohan integrasi tanam sorgum dan peternakan, katanya sudah digagas saat penanaman sorgum di lahan milik Polres Solok Selatan seluas 3,5 hektare pada 17 November yang lalu.
"Selain tanam sorgum, di lahan Polres itu nanti juga akan dikembangkan peternakan sapi," katanya.
Batang sorgum, katanya bagus untuk pakan ternak.
Integritas ini, katanya Solok Selatan menjadi proyek percontohan oleh PT Sorgum Indonesia. (*)
"Iya, kami targetkan 9.000 hektare pada 2023. Bagi masyarakat Solok Selatan yang ingin menanam sorgum bisa langsung ke Dinas Pertanian baik perorangan maupun kelompok," kata Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Nurhayati di Padang Aro, Senin.
Penanaman sorgum di Solok Selatan, katanya Dinas Pertanian mendorong agar menggunakan lahan yang terlantar sehingga tidak terjadi alih tanaman.
"Setelah mendaftar, nanti kami akan mengecek Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) dimana lokasi yang akan digunakan untuk menghindari alih tanaman," katanya.
Sejak dilakukan penanaman perdana pada 2 November 2022 sudah 450 hektare lahan milik petani yang menyatakan siap ditanami sorgum, katanya.
Sorgum, jelasnya merupakan tanaman yang adaptif dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lahan dan cuaca.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir kalau tidak bisa tumbuh dan berbuah di Solok Selatan," ujarnya.
Sorgum, katanya mengandung protein yang lebih ketimbang beras dan jagung.
Karena memiliki kandungan protein yang tinggi, katanya sorgum bagus untuk pencegahan dan penanggulangan stunting.
Solok Selatan, katanya menambahkan mencoba mengintegrasikan penanaman sorgum dengan peternakan sapi.
Percontohan integrasi tanam sorgum dan peternakan, katanya sudah digagas saat penanaman sorgum di lahan milik Polres Solok Selatan seluas 3,5 hektare pada 17 November yang lalu.
"Selain tanam sorgum, di lahan Polres itu nanti juga akan dikembangkan peternakan sapi," katanya.
Batang sorgum, katanya bagus untuk pakan ternak.
Integritas ini, katanya Solok Selatan menjadi proyek percontohan oleh PT Sorgum Indonesia. (*)