Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat sedang mengusulkan daerah itu bebas dari frambusia atau infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Selama tiga tahun ini tidak ada laporan atau kasus warga Pariaman yang terjangkit frambusia, jadi Pariaman sudah nol kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Nazifah disela penilaian dari Kemenkes terkait frambusia di Pariaman, Kamis.

Oleh karena itu Pemkot Pariaman mengusulkan daerah itu mendapatkan pernyataan bebas dari penyakit kulit tersebut dari Kemenkes yang dibuktikan nantinya dengan sertifikat.

Meskipun daerah itu sudah tidak ada kasus frambusia namun pihaknya tetap mendorong warga setempat menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mewujudkan sanitasi yang baik.

"Sanitasi yang tidak baik itu dapat menimbulkan banyak penyakit termasuk frambusia," katanya.

Ia menyampaikan meskipun frambusia tidak berbahaya untuk nyawa penderitanya namun penyakit tersebut mudah menular serta dapat mengganggu kenyamanan karena dapat menimbulkan gatal serta tidak enak dipandang.

Frambusia bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Pada awalnya, frambusia hanya akan menyerang kulit namun seiring berjalannya waktu juga dapat menyerang tulang dan sendi.

Sebelumnya Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengemukakan data dari Kemenkes ada 47 kabupaten/kota yang telah memenuhi persyaratan bebas frambusia, termasuk Kota Kediri.

Kementerian Kesehatan berharap kepada daerah lainnya bisa mencontoh daerah yang telah sukses eradikasi frambusia.

Frambusia adalah infeksi bakteri kronis yang mempengaruhi kulit, tulang, dan tulang rawan. Pemerintah memiliki target nasional bebas penyakit frambusia pada 2024 sehingga dibutuhkan peran, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk mencapai target nasional tersebut.


Pewarta : Aadiaat MS
Editor : Maswandi
Copyright © ANTARA 2025