Painan (ANTARA) -
Anggota DPR RI, Darul Siska mengajak masyarakat bergandeng tangan dalam upaya mencegah kasus stunting atau kurang gizi kronis akibat belum terpenuhinya asupan gizi dalam waktu yang lama pada balita.
"Stunting masih menjadi fokus pemerintah hingga saat ini, agar maksimal saya mengajak masyarakat saling bergandeng tangan untuk menyukseskannya," kata Darul Siska setelah kegiatan Sosialisasi Advokasi dan KIE Penanganan Stunting di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat.
Ia menyebut keterlibatan masyarakat bisa diaplikasikan dengan cara saling membantu, saling peduli, dan saling berbagi dengan sesama.
"Bagi masyarakat yang hidup berkecukupan tingkatkan empati dan kepedulian terhadap mereka yang berekonomi lemah, sehingga gizi keluarga yang kurang mampu juga bisa tercukupi," imbuhnya.
Dia mengungkapkan, dari 100 balita di Indonesia, 24 diantaranya stunting yang berdampak terhadap tidak maksimalnya pertumbuhan fisik dan otaknya.
"Sebenarnya jika kita melihat secara komprehensif maka kasus stunting tidak hanya menjadi beban bagi keluarga penderita, namun juga masyarakat, dan negara. Hal itu karena sudah sangat dimungkinkan bahwa mereka yang mengalami stunting akan kurang produktif di usia dewasanya," katanya lagi.
Kendati demikian lanjutnya tidak ada kata terlambat untuk pencegahan stunting, terutama jika penderita masih berumur kurang dari dua tahun atau 24 bulan.
"Mudah-mudahan dengan kebersamaan kasus stunting bisa kita tekan," ungkapnya.
Kegiatan Sosialisasi Advokasi dan KIE Penanganan Stunting di Kecamatan Sutera juga dihadiri oleh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siti Fathonah, jajaran BKKBN Sumatera Barat, selanjutnya pejabat di Kabupaten Pesisir Selatan, dan masyarakat peserta sosialisasi asal Kecamatan Sutera.
Kegiatan sosialisasi ditutup dengan pembagian hadiah, penerima hadiah dipilih secara acak melalui karcis yang diberikan sebelumnya.