Solok (ANTARA) - Ribuan orang hadir menyaksikan safari dakwah dai nasional sekaligus pemilik akhyar TV Ustad Adi Hidayat di Masjid Ummi Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Masjid Ummi yang berada di pinggir danau tersebut tampak disesaki jamaah yang ingin melihat dari dekat ceramah ustadz asal Banten itu. Bahkan sejak awal hingga akhir ceramah ustadz tersebut, jamaah meluber hingga parkiran masjid.
Ustadz Adi Hidayat mengunjungi dan memberikan kajian di beberapa daerah Sumatera Barat dalam rangka safari dakwah dalam pekan ini.
Pendiri Pusat Kajian Islam Quantum Akhyar Institute tersebut menggelar kegiatan Safari Dakwah dimulai sejak Jumat (14/10) hingga Ahad (16/10).
Dari enam daerah yang dikunjungi, tiga di antaranya diselenggarakan di Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, serta di Kabupaten Solok, khususnya di Masjid Ummi Alahan Panjang yang digelar hari ini, Sabtu (15/10).
Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya memuji pesona keindahan pemandangan alam Danau Diatas yang ada di Nagari Alahan Panjang tersebut.
"Mudah-mudahan danau yang indah ini bisa mempersatukan kita dalam kebaikan. Sebagaimana tema ceramah kita pada hari ini konsep persatuan dan kemajuan untuk umat dalam Al Quran," kata dia.
Dalam ceramah tersebut juga Ustadz Adi Hidayat memaparkan terkait penyebab umat bisa tidak kenal antara satu dengan yang lainnya sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis Rasulullah SAW.
Dalam sebuah potongan hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih di jelaskan bahwa "...Kemudian seseorang bertanya. Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, Cinta dunia dan takut mati.”
"Dulu belum punya jabatan, masih kenal degan kerabat hingga tiga bukit ke belakang, dulu sebelum kuliah saling kenal dengan teman dekat. Setelah sarjana lupa dengan mereka," ujar dia.
Lebih lanjut, Ustad Adi Hidayat mengatakan apabila dunia terlalu banyak diikuti maka salah satu potensinya bisa menjadikan orang terdekat menjadi jauh.
Penyebab kedua takut mati, karena takut mati itu akhirnya tampak ringan mengerjakan dunia dan berat mengerjakan ibadah, kata Ustadz Adi Hidayat.
Selain itu, kehidupan kaum jahiliah yang lebih mencintai dunia dan melupakan akhirat. Hal ini sesuai dengan kehidupan saat ini yang cenderung mengarah ke arah itu.
Sedangkan pada ceramahnya Ustadz Adi Hidayat menyampaikan beberapa taushiah terkait isi hadist, tafsir dan beragam kajian Islam lainnya.
Di sela ceramahnya Ustadz Adi Hidayat menyinggung terkait penyakit Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang menurutnya amat berbahaya bagi kehidupan.
Bahkan ustadz Adi Hidayat menyingkat LGBT sebagai Longsor, Gempa, Banjir dan Tsunami yang artinya berbahaya dan sangat tidak diridhoi oleh Allah SWT.
Di dunia ini kata penulis buku Muslim Zaman Now tersebut hanya ada gender perempuan dan laki-laki serta tidak ada laki-laki keperempuan-puanan atau perempuan kelaki-lakian.
Menurutnya zaman saat ini yang mulai bermunculan penderita LGBT menjadi suatu bahaya yang mengancam kehidupan umat beragama khususnya di Indonesia.
Di samping memberikan tausyiah, Ustadz Adi Hidayat juga menjawab beberapa pertanyaan dari jamaah seperti tips mencetak generasi penghafal Al Quran dan penelaah tafsir Al Quran.
Masjid Ummi yang berada di pinggir danau tersebut tampak disesaki jamaah yang ingin melihat dari dekat ceramah ustadz asal Banten itu. Bahkan sejak awal hingga akhir ceramah ustadz tersebut, jamaah meluber hingga parkiran masjid.
Ustadz Adi Hidayat mengunjungi dan memberikan kajian di beberapa daerah Sumatera Barat dalam rangka safari dakwah dalam pekan ini.
Pendiri Pusat Kajian Islam Quantum Akhyar Institute tersebut menggelar kegiatan Safari Dakwah dimulai sejak Jumat (14/10) hingga Ahad (16/10).
Dari enam daerah yang dikunjungi, tiga di antaranya diselenggarakan di Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, serta di Kabupaten Solok, khususnya di Masjid Ummi Alahan Panjang yang digelar hari ini, Sabtu (15/10).
Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya memuji pesona keindahan pemandangan alam Danau Diatas yang ada di Nagari Alahan Panjang tersebut.
"Mudah-mudahan danau yang indah ini bisa mempersatukan kita dalam kebaikan. Sebagaimana tema ceramah kita pada hari ini konsep persatuan dan kemajuan untuk umat dalam Al Quran," kata dia.
Dalam ceramah tersebut juga Ustadz Adi Hidayat memaparkan terkait penyebab umat bisa tidak kenal antara satu dengan yang lainnya sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis Rasulullah SAW.
Dalam sebuah potongan hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih di jelaskan bahwa "...Kemudian seseorang bertanya. Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, Cinta dunia dan takut mati.”
"Dulu belum punya jabatan, masih kenal degan kerabat hingga tiga bukit ke belakang, dulu sebelum kuliah saling kenal dengan teman dekat. Setelah sarjana lupa dengan mereka," ujar dia.
Lebih lanjut, Ustad Adi Hidayat mengatakan apabila dunia terlalu banyak diikuti maka salah satu potensinya bisa menjadikan orang terdekat menjadi jauh.
Penyebab kedua takut mati, karena takut mati itu akhirnya tampak ringan mengerjakan dunia dan berat mengerjakan ibadah, kata Ustadz Adi Hidayat.
Selain itu, kehidupan kaum jahiliah yang lebih mencintai dunia dan melupakan akhirat. Hal ini sesuai dengan kehidupan saat ini yang cenderung mengarah ke arah itu.
Sedangkan pada ceramahnya Ustadz Adi Hidayat menyampaikan beberapa taushiah terkait isi hadist, tafsir dan beragam kajian Islam lainnya.
Di sela ceramahnya Ustadz Adi Hidayat menyinggung terkait penyakit Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang menurutnya amat berbahaya bagi kehidupan.
Bahkan ustadz Adi Hidayat menyingkat LGBT sebagai Longsor, Gempa, Banjir dan Tsunami yang artinya berbahaya dan sangat tidak diridhoi oleh Allah SWT.
Di dunia ini kata penulis buku Muslim Zaman Now tersebut hanya ada gender perempuan dan laki-laki serta tidak ada laki-laki keperempuan-puanan atau perempuan kelaki-lakian.
Menurutnya zaman saat ini yang mulai bermunculan penderita LGBT menjadi suatu bahaya yang mengancam kehidupan umat beragama khususnya di Indonesia.
Di samping memberikan tausyiah, Ustadz Adi Hidayat juga menjawab beberapa pertanyaan dari jamaah seperti tips mencetak generasi penghafal Al Quran dan penelaah tafsir Al Quran.