Padang (ANTARA) - Dosen Fakultas Keperawatan (FKEP) Universitas Andalas (Unand) Padang  mengadakan seminar sehari untuk remaja dengan judul "Peningkatan Motivasi Remaja untuk Mencari Bantuan Kesehatan".

Kegiatan yang digelar pada 28 Juli 2022 tersebut  terkait meningkatkan kesehatan mental pada remaja. Seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang di gagas oleh  Dr.Ns. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep.

Acara seminar dibuka langsung  oleh Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Andalas  Nelwati, S.Kp, MN.,PhD.
 
Dalam sambutan ia menekankan upaya promotif dan preventif kesehatan jiwa merupakan kunci untuk membantu remaja berkembang dan peduli terhadap kesehatan jiwa sehingga m dapat mengatasi masalah baik dalam situasi sulit atau tertekan. 

Acara ini juga dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dan Ketua LPPM UNAND. 

Seminar tersebut menghadirkan narasumber yang kompeten dan bergelut di bidang kesehatan jiwa dan antropologi kesehatan yaitu  Guru Besar  Antropologi  FISIP Unand Prof. Dr. rez. soz. Nursyirwan Effendi,  Dekan Fakultas Keperawatan Unand  Hema Malini, S.Kp., MN., Ph.D, ahli kesehatan jiwa remaja  Dr. Ns. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep yang merupakan dosen keperawatan jiwa Universitas Andalas dan  dipandu oleh moderator Ns. Mahathir, M.Kep., Sp.Kep.Kom,

Ketua Panitia Rika Sarfika melalui siaran pers yang diterima di Padang, Jumat mengatakanseminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan Tema “PKM Remaja Peduli Kesehatan Jiwa dalam Pemanfaatan Teknologi Pendidikan Kesehatan Berbasis Machine Learning di SMAN 4 Padang, Sumatera Barat” didanai oleh DRPTM Kemdikbudristek. 

Acara yang dilaksanakan di gedung Conventional Hall Universitas Andalas ini dihadiri oleh keluarga besar SMAN 4 Padang yang terdiri dari Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SMAN 4 Padang, wali kelas SMAN 4 Padang, guru BK SMAN 4 padang, serta 180 siswa SMAN 4 Padang.

Antusiasme para peserta juga terlihat dari beragam pertanyaan yang diajukan seputar masalah Kesehatan mental yang saat ini banyak menjadi perbincangan terutama terkait dengan kondisi pasca  pandemik akibat merebaknya virus COVID-19. 

Pada sesi pertama, Prof Nusyirwan  menjelaskan isu utama persoalan mental disorder, berupa adanya perubahan perilaku remaja generasi milenial Z, dan Alpha, kemudian terjadi pelepasan budaya dalam kehidupan kolektif, terdapat budaya individualis yang membangun kepentingan pribadi dan kebebasan pilihan.

Pada sesi selanjutnya, disampikan oleh Dr. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep terkait dengan sosialisasi Program RIKA (Remaja Peduli Kesehatan Jiwa) berbasis machine learning pada siswa dan guru BK.

Menurutnya masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang  penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, serta perhatian dari seluruh masyarakat.

Gangguan jiwa atau masalah kesehatan mental di Indonesia masih dianggap sebagai penyakit "kutukan", maka bukan hal yang aneh jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah tersebut malah disembunyikan dan yang lebih parahnya dipasung, katanya.

Ia melihat perilaku seperti ini terjadi karena kurangnya akses dan informasi yang diberikan kepada masyarakat, sehingga gangguan jiwa dianggap sebagai sesuatu yang mengerikan. Padahal sama halnya dengan penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan penanganan yang benar. 

Ini adalah masalah yang sampai saat ini masih menjadi tantangan bagi kita. Bagaimana masyarakat bisa mensejajarkan bahwa gangguan jiwa itu sama dengan penyakit yang lain, tapi bagi orang-orang yang menderitanya atau keluarganya dianggap sebagai aib dan dipasung sebagai dampak stigma gangguan jiwa di masyarakat, katanya.

 
Sesi ketiga pemanfaatan teknologi digital dalam mencari bantuan kesehatan, Hema Malini, SKp., MN. PhD menjelaskan pemanfaatan media sosial dapat menjangkau seluruh masyarakat dalam semua rentang usia. Selain itu kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan secara personal: penyakit, perawatan, pengobatan, serta informasi seputar kesehatan jiwa diharapkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan. 

Tenaga kesehatan harus bisa beradaptasi dengan menyediakan kebutuhan informasi kesehatan tanpa bertemu langsung dengan masyarakat pengguna. Perkembangan aplikasi Edukasi Kesehatan Remaja dapat berupa pengaturan nutrisi, pencegahan penyakit kronis, pencegahan perilaku bullying pada remaja, pencegahan perilaku penyimpangan seksual dan kesehatan reproduksi, dan meningkatkan kesehatan mental pada remaja.

 
 

Pewarta : Relis
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024