Sijunjung (ANTARA) - Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 9 Agustus 2022, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri) Tito Karnavian mengunjungi Kabupaten Sijunjung dalam rangka memberikan Coaching Aparatur Sipil Negara (ASN). "230 ribu lebih penduduk Kabupaten Sijunjung, hanya enam  persen yang tamat perguruan tinggi," demikian disampaikan Mendagri Tito Karnavian dalam arahannya di hadapan Bupati Sijunjung dan ribuan ASN yang mengikuti coaching baik secara langsung maupun virtual. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Kabupaten Sijunjung berjumlah 235,04 ribu jiwa yang tersebar pada delapan kecamatan. Jika dihitung pakai kalkulator maka 235.040 dikalikan 6 persen didapat hasil, baru sebanyak 14.102 jiwa penduduk Kabupaten Sijunjung yang berpendidikan sarjana.

Banyak hal yang menjadi penyebab masih rendahnya tingkat pendidikan di Kabupaten Sijunjung, antara lain kekurangan biaya untuk melanjutkan pendidikan, rendahnya kemauan belajar, jauhnya jarak dan waktu tempuh menuju kampus, serta berbagai alasan lainnya.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), berbagai jenis beasiswa telah disediakan oleh pemerintah baik tingkat pusat, daerah, bahkan sampai pemerintahan nagari, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) maupun Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) telah didirikan pula di Muaro Sijunjung, namun upaya tersebut ternyata belum terlalu memuaskan.

Meskipun sudah beroperasi dua perguruan tinggi di Kabupaten Sijunjung, namun belum ada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kabupaten berjuluk "Ranah Lansek Manih" yang pada 18 Februari 2022  memperingati ulang tahunnya yang ke-73 tahun.

Seakan menjawab tantangan Mendagri Tito Karnavian yang disampaikan saat Coaching ASN dua pekan lalu, dilakukan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Departemen Agroindustri Universitas Negeri Padang (UNP) di Muaro Sijunjung.

Bagaimana tidak, dengan berdirinya kampus UNP di Kabupaten Sijunjung kian mendekatkan PTN berkualitas dengan mahasiswa ditinjau dari jarak tempuh, waktu tempuh maupun sosial emosional.

Sebanyak 60 orang mahasiswa baru yang baru saja diterima di Departemen Agroindustri UNP dengan semangatnya mengikuti PKKMB di Gedung Pancasila, Muaro Sijunjung dan dihadiri oleh Sekretaris UNP Erianjoni bersama Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir. 

Berdirinya kampus UNP di Kabupaten Sijunjung merupakan Program Sekolah Diluar Kampus Utama (PSDKU) sebagai implementasi diberlakukannya Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) yang membuat PTN kian luwes dalam melakukan pengembangan pembelajaran sehingga membuka kampus-kampus di daerah, termasuk di Kabupaten Sijunjung.

Di Kabupaten Sijunjung, UNP membuka Departemen Agroindustri yang merupakan bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melalui tiga jurusan yaitu Peternakan, Agroteknologi, serta Agribisnis. 

Dalam pengelolaannya UNP melakukan kemitraan dengan Institut Pertanian Bogor University (IPB University), Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas, serta Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung.

Proses berdirinya Kampus UNP di Kabupaten Sijunjung bukan pekerjaan yang ringan, setidaknya langkah ini mulai dilakukan semenjak awal periode kepemimpinan Kepala Daerah yang dilantik oleh Gubernur Sumatera Barat pada 2021, yakni Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir bersama pasangannya  Wakil Bupati Iraddatillah mulai menahkodai Ranah Lansek Manih.

Kampus STIPER yang telah beroperasi memajukan pendidikan di Kabupaten Sijunjung sejak awal 2000'an akhirnya lelah juga. STIPER kian tak berdaya memajukan SDM penduduk Kabupaten Sijunjung disebabkan oleh berbagai persoalan, termasuk persoalan klasik yakni dana. 

Hadirnya UNP sebagai penyelamat, dengan mengambil alih pengelolaan STIPER baik itu tenaga pendidik serta segenap civitas akademika yang bertransformasi menjadi bagian dari UNP maka secara otomatis wewenang dan tanggungjawab termasuk pembiayaan menjadi bagian dari tugas UNP kedepannya. 

"UNP memastikan kualitas pendidikan yang akan diterapkan di Departemen Agroindustri, kampus Sijunjung setara dengan fakultas lain yang ada di kampus utama UNP, Kota Padang" demikian diungkapkan Dekan FMIPA UNP Yulkifli saat PKKMB di Muaro Sijunjung pada 20 Agustus 2022.

"Ini yang perlu kita garansi, kita jamin bahwa tidak ada perbedaan pelayanan, akademik dan perkuliahan di kampus Sijunjung dengan yang ada di kampus utama, itu komitmen kami dari UNP" ujar Yulkifli melanjutkan.

Disamping akan berdampak terhadap percepatan peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Sijunjung, hadirnya UNP tentu akan memberikan kontribusi juga terhadap sektor andalan di Kabupaten Sijunjung yakni sektor pertanian yang punya kontribusi sebesar 27,46 persen sekaligus memiliki andil terbesar terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Sijunjung (BPS, 2022). 

Kemudian saat PKKMB pada Sabtu  20 Agustus 2022 juga dilakukan Memorandum of Agreement (MoA) antara UNP dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung soal pembukaan jurusan Farmasi di FMIPA UNP kampus Muaro Sijunjung . 

Andaikan ada empat jurusan dengan delapan kelas dan satu kelasnya terdiri dari 50 orang mahasiswa, maka UNP akan mencetak 400 orang sarjana setiap tahunnya. Dalam 10 akan ada 4.000 orang sarjana lulusan UNP kampus Muaro Sijunjung. 

Tentu angka ini akan menjadi daya dongkrak tersendiri terhadap upaya peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Sijunjung, disamping upaya-upaya lain tentunya yang merupakan tanggungjawab semua pihak.    



 Penulis merupakan penyuluh pertanian muda,  berdomisili di Kabupaten Sijunjung    

Pewarta : Adpi Gunawan
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024