Palembang, (Antara) - Polda Sumatera Selatan dengan Pertamina EP melakukan kerja sama pengamanan jalur pipa minyak Tempino - Plaju, karena sering terjadi kasus pencurian minyak mentah, kata Kapolda Irjen Pol Saud Usman Nasution di Palembang, Selasa. Kerja sama tersebut terkait dengan jalur pipa distribusi minyak Tempino-Plaju ditetapkan status darurat, karena menjadi objek penjarahan yang masif dan terorganisasi dengan rata-rata kehilangan minyak 18-39 persen dari 12.000 barel per hari minyak dialirkan. Menurut Kapolda, melalui kerja sama tersebut pihaknya akan menurunkan intel dan polisi berseragam lengkap dalam mengamankan jalur pipa Tempino-Plaju. Selain itu, juga memaksimalkan patroli di jalur pipa yang rawan pencurian tersebut, serta membuat Posko pengamanan di beberapa titik rawan pencurian minyak di sepanjang jalur Tempino-Plaju. Kesemuanya itu dilakukan agar pencurian minyak yang terjadi selama ini dapat dihindari, kata dia. Sementara, VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir di Jakarta, Kamis (25/7) mengatakan jalur pipa minyak Tempino-Plaju dengan panjang 260 km ditanam pada kedalaman 1,5-2 meter di bawah permukaan tanah. Sedangkan kapasitas angkutnya mencapai 24.000 barel per hari mulai beroperasi secara komersial pada 17 Juli 2013 dikelola PT Pertagas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Pada masa uji coba selama delapan hari, sempat muncul harapan aksi penjarahan benar-benar akan berhenti karena tingkat kebocoran (losses) dapat dikatakan hampir tidak ada. Namun begitu pipa dioperasikan secara komersial, losses kemudian terjadi dan terus meningkat bahkan mencapai 5.000 barel per hari, dan dalam sepekan saja, kehilangan minyak telah mencapai sekitar 17.500 barel atau setara dengan Rp17,5 miliar. Jika kehilangan dihitung dari 1 Januari hingga 23 Juli 2013, nilai kerugian telah mencapai sekitar Rp280 miliar, katanya. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2025