Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mengungkapkan banyak wisatawan yang akan melihat puncak pelaksanaan Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2022 yang akan dilaksanakan pada 14 Agustus menginap di luar daerah itu. 

  

"Jumlah hotel kita (di Pariaman) sangat terbatas sehingga tidak cukup menampung banyaknya wisatawan, mungkin mereka menginap di Kota Bukittinggi atau Padang," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar saat jumpa pers di Pariaman, Jumat. 

Ia mengklaim setiap pelaksanaan puncak Tabuik hotel dan penginapan di Pariaman semuanya penuh sehingga banyak wisatawan yang menginap di hotel di luar daerah itu. 

Ia menyebutkan perkiraan jumlah wisatawan yang akan datang pada puncak kegiatan budaya dan wisata itu mencapai 100 ribu orang sehingga dapat memadati lokasi pembuangan Tabuik di Pantai Gandoriah. 

Puncak kegiatan tersebut dimulai dari pukul 09.00 WIB dengan pelaksanaan Tabuik Naiak Pangkek yang dilaksanakan di Simpang Tugu Tabuik dan Pasar Pariaman. Kegiatan berlanjut sampai dengan sebelum magrib dengan agenda Tabuik dibuang ke laut. 

Genius mengatakan kegiatan wisata dan budaya yang dilaksanakan setiap tahun tersebut merupakan upaya pihaknya meningkatkan kunjungan wisatawan di Pariaman sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Dwi Marhen Yono menyebutkan daerah itu hingga saat ini hanya memiliki 760 kamar hotel dan penginapan. Jumlah tersebut berasal dari 320 kamar dari delapan hotel dan sisanya dari penginapan yang tersebar di Pariaman.  

Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat memprediksi produk domestik regional bruto (PDRB) dari pelaksanaan puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2022 yang dilaksanakan pada 14 Agustus mencapai Rp10 miliar. 

"Jumlah wisatawan yang datang pada puncak Tabuik mencapai 100 ribu orang, jika satu orang itu mengeluarkan uang Rp100 ribu maka perputaran uang di Pariaman pada Minggu itu mencapai Rp10 miliar," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar saat jumpa pers di Pariaman.

Ia mengatakan pelaksanaan pesta budaya dan wisata tersebut bertujuan untuk meningkatkan perputaran uang di Pariaman namun tidak berdampak besar terhadap pendapatan asli daerah karena retribusi masuk ke objek wisata tidak diterapkan maksimal.

"Tabuik digelar untuk bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.


Pewarta : Aadiaat MS
Editor : Maswandi
Copyright © ANTARA 2025