Pulau Punjung (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), mengalokasikan anggaran sebanyak Rp683 untuk kegiatan pembangunan balerong adat sebagai bentuk peduli terhadap budaya di daerah itu. 
 
"Dana Pembangunan balerong adat bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD), tahapnya masih dalam proses lelang," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Dharmasraya, Sutan Taufik, di Pulau Punjung, Rabu. 
 
Ia mengatakan pembangunan dilaksanakan di dua tempat, yakni Nagari Sungai Rumbai Timur, Kecamatan Sungai Rumbai dengan dana Rp495 juta, dan Nagari Koto Ranah, Kecama Koto Besar Rp227 juta. 
 
Menurutnya balerong adat merupakan salah satu simbol orang minangkabau yang selalu ada untuk pertemuan dan bermusyawarah. Sehingga dengan pembangunan diharapkan fungsi-fungsi adat hidup kembali ditengah kehidupan masyarakat. 
 
"Selain tempat musyawarah adat, balerong adat juga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pelatihan adat, pengajian adat, hingga penampilan kesenian adat," katanya. 
 
Menurut dia penguatan dan pelestarian adat perlu dilakukan agar budaya tidak tergerus akibat adanya perkembangan zaman karena arus globalisasi.
 
Sejalan dengan itu, lanjut dia diakui persentuhan era globalisasi yang ditandai perkembangan teknologi dan informasi dengan budaya telah menyebabkan melemahnya nilai-nilai budaya, kata dia. 
 
Sehingga dengan kencangnya laju perkembangan teknologi dan informasi serta komunikasi maka terjadi pula persentuhan antara budaya lokal dengan budaya Barat yang melemahnya pengetahuan budaya oleh masyarakat, sebut dia. 
 
"Oleh sebab itu, melalui kegiatan yang kami lakukan adalah bentuk komitmen pemerintah Dharmasraya agar budaya lokal kita tetap eksis di tengah masyarakat, saya berharap seluruh kelompok kepentingan menjalankan perannya masing-masing dalam merawat budaya dilingkungannya," tambah dia. 

Pewarta : Ilka Jansen
Editor : Maswandi
Copyright © ANTARA 2024