Solok (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota (BNNK) Solok, Sumatera Barat menguatkan sinergitas untuk bersama-sama melakukan sosialisasi ke masyarakat guna memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerah setempat.
Kepala BNNK Solok, AKBP Saifuddin Anshori di Koto Baru Kamis mengatakan sampai saat ini tingkat kesadaran masyarakat Solok raya, yakni Kabupaten Solok, Kota Solok dan Solok Selatan akan bahaya narkoba masih rendah.
"Bahkan tingkat kesadaran masyarakat masih belum mencapai 10 persen dari total jumlah penduduk yang ada di Solok Raya," ujar dia.
Menurut dia masyarakat saat ini masih berfikir jika ada anak kemenakan mereka yang terjerumus narkoba maka menjadi sebuah aib yang harus ditutupi.
"Mereka masih merasa itu sebuah aib yang harus ditutupi," ucap dia.
Untuk itu, BNNK Solok terus gencar mengadakan komunikasi dan sosialisasi ke tokoh masyarakat serta masyarakat setempat bahwa pecandu narkoba bukanlah aib yang harus ditutupi, namun sebuah penyakit yang harus diobati.
"Kalau dibiarkan berlarut-larut akan menghancurkan keluarga, masa depan anak itu sendiri, dan menghancurkan daerah setempat. Tentu ini tidak hanya menjadi tugas BNNK, tetapi tugas kita bersama dalam memerangi narkoba," kata dia.
Selain itu, ia juga menyebutkan berdasarkan data yang telah dihimpun BNNK Solok daerah tertinggi dengan kasus narkotika di Solok Raya saat ini, yaitu di Arosuka, Kota Solok, dan Solok Selatan.
"Tetapi itu baru berdasarkan data yang dikumpulkan dari kasus penangkapan. Baik itu penangkapan dari Polres Solok dan BNNK sendiri," ujar dia.
Ia juga mengatakan kebanyakan para pemakai atau orang yang mengonsumsi narkoba itu sendiri berasal dari kalangan anak muda atau generasi muda.
"Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya yang kami temui, sungguh disayangkan sekali para pemakai narkoba itu kebanyakan dari kalangan generasi muda," ucap dia.
Selain melakukan sosialisasi ke para tokoh dan masyarakat upaya selanjutnya yang dilakukan BNNK Solok untuk memerangi narkotika di daerah itu berupa program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).
Program IBM ini mengajak para tokoh masyarakat untuk menjadi agen di nagarinya masing-masing untuk mendata dan sebagai perpanjangan tangan BNNK dalam menyosialisasikan bahaya narkoba.
"Alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan penghargaan tingkat nasional yang diserahterimakan saat peringatan hari Kartini beberapa waktu lalu," ujar dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan program berikutnya berupa ketahanan keluarga. BNNK langsung turun ke masyarakat dan OPD terkait untuk menyosialisasikan tentang bahaya narkoba.
Ia berharap dengan memperkuat sosialisasi ke masyarakat dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba dan membantu mengurangi kasus narkotika di Solok raya.
Kepala BNNK Solok, AKBP Saifuddin Anshori di Koto Baru Kamis mengatakan sampai saat ini tingkat kesadaran masyarakat Solok raya, yakni Kabupaten Solok, Kota Solok dan Solok Selatan akan bahaya narkoba masih rendah.
"Bahkan tingkat kesadaran masyarakat masih belum mencapai 10 persen dari total jumlah penduduk yang ada di Solok Raya," ujar dia.
Menurut dia masyarakat saat ini masih berfikir jika ada anak kemenakan mereka yang terjerumus narkoba maka menjadi sebuah aib yang harus ditutupi.
"Mereka masih merasa itu sebuah aib yang harus ditutupi," ucap dia.
Untuk itu, BNNK Solok terus gencar mengadakan komunikasi dan sosialisasi ke tokoh masyarakat serta masyarakat setempat bahwa pecandu narkoba bukanlah aib yang harus ditutupi, namun sebuah penyakit yang harus diobati.
"Kalau dibiarkan berlarut-larut akan menghancurkan keluarga, masa depan anak itu sendiri, dan menghancurkan daerah setempat. Tentu ini tidak hanya menjadi tugas BNNK, tetapi tugas kita bersama dalam memerangi narkoba," kata dia.
Selain itu, ia juga menyebutkan berdasarkan data yang telah dihimpun BNNK Solok daerah tertinggi dengan kasus narkotika di Solok Raya saat ini, yaitu di Arosuka, Kota Solok, dan Solok Selatan.
"Tetapi itu baru berdasarkan data yang dikumpulkan dari kasus penangkapan. Baik itu penangkapan dari Polres Solok dan BNNK sendiri," ujar dia.
Ia juga mengatakan kebanyakan para pemakai atau orang yang mengonsumsi narkoba itu sendiri berasal dari kalangan anak muda atau generasi muda.
"Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya yang kami temui, sungguh disayangkan sekali para pemakai narkoba itu kebanyakan dari kalangan generasi muda," ucap dia.
Selain melakukan sosialisasi ke para tokoh dan masyarakat upaya selanjutnya yang dilakukan BNNK Solok untuk memerangi narkotika di daerah itu berupa program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).
Program IBM ini mengajak para tokoh masyarakat untuk menjadi agen di nagarinya masing-masing untuk mendata dan sebagai perpanjangan tangan BNNK dalam menyosialisasikan bahaya narkoba.
"Alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan penghargaan tingkat nasional yang diserahterimakan saat peringatan hari Kartini beberapa waktu lalu," ujar dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan program berikutnya berupa ketahanan keluarga. BNNK langsung turun ke masyarakat dan OPD terkait untuk menyosialisasikan tentang bahaya narkoba.
Ia berharap dengan memperkuat sosialisasi ke masyarakat dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba dan membantu mengurangi kasus narkotika di Solok raya.