Sawahlunto (ANTARA) - Objek wisata pemandian Mudiak Lugha yang dibangun Pemerintah Desa Silungkang Oso, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, berhasil menarik ribuan pengunjung dan telah memperoleh omset (pendapatan keseluruhan) mencapai delapan puluh juta rupiah.
Kepala Desa Silungkang Oso Syahril, di Sawahlunto, Kamis, mengatakan pembangunan kolam renang dan fasilitas-fasilitas penunjang itu dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ditambah dana Pokok Pikiran (Pokir) dari anggota DPRD.
"Pembangunannya dimulai dengan pembukaan lahan pada tahun 2018, dilanjutkan pembangunan fisik pada tahun 2021, kemudian sudah lebih dari satu miliar rupiah dari APBDes dan Pokir DPRD yang dialokasikan dalam membangun pemandian Mudiak Lugha ini. Total lahan yang kita bangun seluas dua hektar lebih, statusnya sudah diberikan secara hak pakai oleh kaum pemilik ulayat kepada pengelola untuk dimanfaatkan sebagai objek wisata," kata dia.
Ia menyebut sekarang Pemdes Silungkang Oso mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes) untuk menentukan regulasi pengelolaan pemandian Mudiak Lugha itu, salah satunya menunjuk Pokdarwis Panorama sebagai pihak pengelola objek wisata tersebut.
Ketua Pokdarwis Panorama Desa Silungkang Oso Risco Muhammad menjelaskan pada libur lebaran kemaren (bulan Mei) pemandian Mudiak Lugha menerima total kunjungan sebanyak lebih dari dua ribu orang, kemudian masih pada libur lebaran itu omset yang diperoleh sejumlah delapan puluh juta rupiah.
"Puncak pengunjung paling ramai itu memang pada libur lebaran kemaren. Sementara kalau jumlah total pengunjung sejak dibuka pada tahun 2021 lalu itu sudah mencapai delapan ribu orang lebih," kata dia.
Risco menyebut dari pengunjung dan omset pada libur lebaran itu, pemandian Mudiak Lugha telah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Desa Silungkang Oso sebesar lima juta rupiah.
"Kami di sini pengelolanya dari Pokdarwis dengan sistem shift, setiap harinya ada enam orang. Kami menjaga kualitas kebersihan dan kesehatan air di kolam dengan cara langsung menguras/membersihkan kolam setiap hari selesai digunakan, ditambah kami juga tidak menggunakan bahan kimia pada air kolam," katanya.
Ia menjelaskan di objek wisata itu sekarang ada sejumlah sepuluh orang pedagang, yang wajib mematuhi peraturan dari Pokdarwis yakni tentang kebersihan dagangan, kenyamanan pembeli dan standar harga.
"Untuk tiket masuk kami buka dengan harga terjangkau yaitu lima ribu rupiah/orang pada hari biasa dan sepuluh ribu rupiah/orang saat libur lebaran kemaren, bahkan khusus bagi anak berusia dibawah lima tahun itu gratis masuk. Untuk parkir itu sepeda motor hanya dua ribu rupiah dan mobil hanya lima ribu rupiah," ujarnya merinci.
Kemudian untuk fasilitas pendukung dari tiga buah kolam renang dengan kedalaman berbeda itu, disampaikan Risco yakni antara lain ; mushalla, toilet/kamar ganti, gazebo, dan lain-lain.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosPMD PPA) Kota Sawahlunto Efriyanto yang melaksanakan peninjauan langsung ke Mudiak Lugha untuk monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan pembangunan dengan Alokasi Dana Desa (ADD) mengatakan objek wisata itu menjadi pembangunan fasilitas yang produktif dari dana desa.
"Kita apresiasi dan mendukung penuh pembangunan Mudiak Lugha dengan dana desa ini, dimana ini menunjukkan dana desa tidak hanya bisa digunakan untuk kebutuhan konsumtif saja. Dengan komitmen dan sinergi, dana desa bisa diplot untuk membangun fasilitas yang produktif dan berkelanjutan, salah satunya objek wisata pemandian Mudiak Lugha ini," kata dia.
Ia menyebut dalam mendukung Mudiak Lugha itu, pihak DinsosPMD PPA sejak pembangunan objek wisata tersebut telah ikut mendampingi Pemdes setempat dan masyarakat dengan memberikan arahan dan konsultasi-konsultasi terkait regulasi dan hal lainnya.
Efriyanto yang melaksanakan monev ke Desa Silungkang Oso bersama Kabid Pemerintahan Desa Dinsos PMD-PPA Try Syahputri itu menilai ke depan memang pemerintah desa harus lebih memberikan perhatian pada pembangunan yang bersifat produktif