Singapura (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengaku membatalkan niatnya untuk sang istri Nur Asia Uno sebuah tas dari brand Gucci di Metaverse.
Sandiaga Uno saat hadir sebagai pembicara dalam ATx Summit 2022 bertema Unpacking The Metaverse, Selasa, mengaku punya pengalaman secara pribadi dengan Metaverse.
Ia batal membelikan sang istri tas dari brand Gucci di Metaverse karena istrinya lebih memilih untuk dibelikan tas yang riil atau bukan tas digital.
“Artinya bahwa kita masih perlu waktu untuk bisa menerima ini, meskipun pada akhirnya memang saya membelikan tas untuk istri tapi dari produk lokal berbahan kain tenun untuk mendukung Program Bangga Buatan Indonesia,” kata Sandiaga.
Terkait dengan perkembangan Metaverse, Menparekraf menyatakan dirinya bukan tidak yakin namun ia mengingatkan semua agar lebih berhati-hati karena ada aspek euforia seperti halnya saat fenomena kripto.
Menurut Menparekraf, ke depan harus benar-benar dilihat potensi Metaverse dalam upaya penyejahteraan rakyat dan membuka peluang kerja masyarakat.
“Kalau kita semuanya euforia seperti kripto kemarin ini yang sempat terjadi PHK, maka bisa terjadi juga di Metaverse, kita harus saling mengingatkan, berhati-hati tapi tetap optimistis itu yang harus menjadi poin yang kita garis bawahi,” katanya.
Ia sekaligus mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dengan semua euforia termasuk dalam investasi kripto dan sejenisnya.
“Saya tidak memiliki kripto dalam portofolio saya, tapi saya dianggap ‘oldschool’, jadul, dan ternyata dengan keadaan kripto seperti ini banyak yang mengapresiasi nasihat saya bahwa kita harus berhati-hati kalau mau berinvestasi di kripto, ya jangan terlalu besar mungkin di atas 1-2 persen dari seluruh total portofolio yang dimiliki,” kata Sandiaga.
Sandiaga Uno saat hadir sebagai pembicara dalam ATx Summit 2022 bertema Unpacking The Metaverse, Selasa, mengaku punya pengalaman secara pribadi dengan Metaverse.
Ia batal membelikan sang istri tas dari brand Gucci di Metaverse karena istrinya lebih memilih untuk dibelikan tas yang riil atau bukan tas digital.
“Artinya bahwa kita masih perlu waktu untuk bisa menerima ini, meskipun pada akhirnya memang saya membelikan tas untuk istri tapi dari produk lokal berbahan kain tenun untuk mendukung Program Bangga Buatan Indonesia,” kata Sandiaga.
Terkait dengan perkembangan Metaverse, Menparekraf menyatakan dirinya bukan tidak yakin namun ia mengingatkan semua agar lebih berhati-hati karena ada aspek euforia seperti halnya saat fenomena kripto.
Menurut Menparekraf, ke depan harus benar-benar dilihat potensi Metaverse dalam upaya penyejahteraan rakyat dan membuka peluang kerja masyarakat.
“Kalau kita semuanya euforia seperti kripto kemarin ini yang sempat terjadi PHK, maka bisa terjadi juga di Metaverse, kita harus saling mengingatkan, berhati-hati tapi tetap optimistis itu yang harus menjadi poin yang kita garis bawahi,” katanya.
Ia sekaligus mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dengan semua euforia termasuk dalam investasi kripto dan sejenisnya.
“Saya tidak memiliki kripto dalam portofolio saya, tapi saya dianggap ‘oldschool’, jadul, dan ternyata dengan keadaan kripto seperti ini banyak yang mengapresiasi nasihat saya bahwa kita harus berhati-hati kalau mau berinvestasi di kripto, ya jangan terlalu besar mungkin di atas 1-2 persen dari seluruh total portofolio yang dimiliki,” kata Sandiaga.