Bukittinggi (ANTARA) - Mantan Wali Kota Bukittinggi Sumatera Barat, Ramlan Nurmatias meminta semua fitnah dan tuduhan yang berkembang di masyarakat setempat yang berpotensi membuat perpecahan segera dihentikan.

Ramlan yang menjabat sebagai Wali Kota Bukittinggi di periode 2016 hingga 2021 di Bukittinggi, Minggu membantah semua tuduhan dan isu yang berkembang saat ini di Bukittinggi.

"Klarifikasi dan bantahan ini sudah saya fikir lama dan cukup panjang, saya kosisten dengan apa yang saya sampaikan dulu bahwa saya bertanggung jawab dengan apa yang saya kerjakan di pemerintahan lalu, saya berani bersumpah jika melakukan korupsi maka hidup saya bersama istri dan keturunan tidak akan selamat," kata dia.

Ramlan menyebut ada beberapa permasalahan yang terkait dengan dirinya saat ini yang menjadi topik pembicaraan warga kota.

Pertama tentang adanya surat bodong PDIP yang beredar saat Pilkada yang menyatakan ia maju dan didukung dana dari Partai PDIP, kemudian jika ada masalah akan didukung oleh PDIP serta jika menang akan mendirikan Gereja di Bukittinggi.

"Semua saya bantah dan saat ini dalam proses persidangan, karena saya terganggu dan tidak main-main dalam tuduhan yang menghina dan menzolimi ini, selain pribadi dan keluarga, saya juga dipandang buruk oleh anak kemenakan karena saya adalah Tokoh Adat di Bukittinggi," katanya.

Kemudian Ramlan mengatakan persoalan drainase juga masih membawa namanya buruk dengan aksi vandalisme tulisan "Parak Jaguang Ramlan" di dinding proyek pengairan itu.

"Yang lebih parah, ada fitnah yang mengatakan bahwa sayalah yang bertanggung jawab dengan masalah drainase, seakan-akan ini merupakan produk Ramlan, digiring opini saya yang bertanggungjawab, saya punya rekaman statmen itu," kata dia.

Ramlan membantahnya karena tidak pernah melakukan pembicaraan spesifik ataupun rapat teknis dengan perencanaan drainase tersebut.

"Drainase kita berharap cepat selesai, saya tidak mengganggu pekerjaan pemerintah, saya hanya tidak ingin masyaraka dibodohi dengan tuduhan, saya harus luruskan itu," katanya. 

Terakhir, dugaan korupsi Rp12 Miliar RSUD Kota Bukittinggi yang diarahkan ke dirinya, Ramlan membantah keras dugaan itu.

"Perlu dijelaskan memang di pekerjaan awal kontrak ada masalah, saya memutuskan kontraknya, ada uang jaminan bisa dicairkan jika ada masalah, namun saat putus kontrak ada perbedaan hitungan sekitar Rp4,5 Miliar dan kami tahan pencairannya, saya perintahkan perkarakan dan sudah ada putusan pengadilan," kata dia menjelaskan.

Menurutnya, perkara perdata Nomor 20/PDT.G/2020/PN Bukittinggi yang dibacakan majelis hakim PN Bukittinggi [ada 29 Desember 2021 diantaranya mengabulkan gugatan Pemda, menyatakan sah polis asuransi jaminan uang muka senilai Rp15 Miliar, menghukum pihak asuransi mencairkan jaminan uang muka kepada penggugat sebesar Rp12 Miliar.

"Kita menghargai pemerintah yang berjalan, tapi akhir-akhir ini isu semakin berkembang, kita harap kota ini tetap terpelihara, rukun damai tidak terjadi pengelompokan dan tidak terpecah, kita ingin pemerintahan berjalan baik tanpa adanya kotak-kotak," katanya

Ia mengatakan pemerintah daerah bisa membuat suasana kondusif di masyarakat, tidak terpecah-pecah, berbahaya untuk masyarakat dan itu salah satu fungsi pemerintah selain pelayanan pemerintahan.

"Saya tidak akan lari dari masalah, saya bertanggungjawab, bahkan ada yang mengatakan saya sudah terkurung di penjara saat berkeliling ke pasar, fitnah ini meresahkan sekali," kata dia.


Ia mengimbau kepada warga mari untuk tidak saling menyalahi dan mendukung pemerintahan yang sah dan berharap  pemerintah juga bisa membangun silaturahim dengan warga.

 "Juga ke Niniak Mamak, kota ini mari kita pelihara bersama, mari saling menghormati dan menghargai, soal dukung mendukung itu adalaha di masa lalu, sekarang sudah tidak lagi, Wali Kota  saat ini adalah pemimpin semua warga, bukan satu lelompok," katanya.

Menjawab pertanyaan wartawan tentang kemungkinan dirinya maju kembali ke Pilkada Bukittinggi, Ramlan mengatakan dirinya saat ini hanya fokus ke pekerjaan.

"Belum saya fikirkan itu, memang ada beberapa perwakilan partai dan tokoh yang mengajak, tapi belum saya jawab, saat ini saya fokus dengan bisnis dan merintisnya ke dua orang anak saya," katanya mengakhiri.

Ramlan Nurmatias didampingi oleh beberapa tokoh masyarakat Bukittinggi seperti Syarifuddin Djas, Yuen karnova, Zet Buyung, Novrianto dan Yandra Veri.

Pewarta : Alfatah
Editor : Mario Sofia Nasution
Copyright © ANTARA 2024