Padang, (ANTARA) - Menjadi pabrik semen tertua di Indonesia tepat 18 Maret 2022 PT Semen Padang berusia 112 tahun turut andil membangun Indonesia dari Ranah Minang.
Kehadiran Semen Padang berawal dari ambisi seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman, Carl Christophus Lau (C.C. Lau) yang menemukan bebatuan yang menarik di Bukit Ngalau dan Bukit Karang Putih di Nagari Lubuk Kilang, Padang.
Batu-batuan itu kemudian dikirimkan ke Belanda untuk diteliti dan ternyata itu adalah batu kapur dan batu silika yang bisa dijadikan bahan baku untuk membuat semen.
Hasil penelitian Laboratorium Van Material Ondezoek di Amsterdam itu membuat C.C Lau kegirangan. Asumsi awalnya tidak meleset, bebatuan bukit Indarung itu mengandung deposit yang kaya akan bahan baku semen.
Saat itu diperkirakan dalam perut Bukit Karang Putih tersimpan ratusan juta metrik ton batu kapur, salah satu unsur bahan baku semen.
Tidak jauh dari Bukit Karang Putih juga ada Bukit Ngalau yang mengandung batu silak salah satu unsur bahan baku yang diperlukan untuk pembuat semen.
Bahan tanah liat yang terdapat di bukit Indarung juga diperlukan sebagai bahan baku lainnya. Selebihnya bisa didatangkan dari luar, seperti gips sebagai bahan perekat dan bahan kimiawi lainnya.
Akhirnya pada 25 Januari 1907, C.C.Lau mengajukan permohonan kepada pemerintahan Hindia Belanda untuk mendirikan pabrik semen di Indarung sebagaimana dikutip dalam buku Satu Abad Membangun Negeri ditulis Hasril Chaniago.
Tujuh bulan sesudahnya, proposal C.C Lau disetujui, namun ia perlu investor penyandang dana untuk menggarap impiannya.
Butuh waktu tiga tahun, akhirnya terbentuk kerja sama antara perusahaan Firman Cobroesders Veth, Fa. Dunlop, dan Fa. Yarman & soon, melahirkan badan usaha bernama NV Nederlandch Indische Portland Cemen Maatschappij (NV NPCM), dengan akta Notaris Johannes Pieder Smidth di Amsterderdam tertanggal 10 Maret 1910.
Ini menjadi investasi yang besar pada masa itu, di bawah Departemen pertanian, Industri, dan Perdagangan Pemerintah Hindia Belanda
Seiring dengan itu, pemerintah Belanda juga membuka kesempatan untuk para investor untuk menanam modal usaha mereka di bidang transportasi, seperti kereta api, penambangan batu bara ombilin, serta pelabuhan Emma Haven.
Pusat kendali perusahaan ini di Amsterdam, namun operasionalnya dijalankan di Indarung.
Kepemilikan usaha baru ini menggairahkan Indarung secara cepat semen pun menjadi kosa kata baru di tengah masyarakat
Ketika pabrik semen Indarung dibuka secara resmi pada Juni 1910. Sebagian besar bangunan fisik pabrik sudah rampung, tetapi alat-alat perlengkapan pabrik masih belum siap terpasang pada tempatnya.
Harapan
Memasuki HUT pendirian pabrik PT Semen Padang ke-112 tahun tertumpang sejumlah harapan dari berbagai pihak terhadap perusahaan semen tertua di Tanah Air itu.
Salah satunya dari orang nomor satu di Sumbar yaitu Gubernur Mahyeldi yang mendoakan PT Semen Padang terus menjadi lebih baik ke depannya dan hubungannya dengan masyarakat semakin maksimal
Hubungan perusahaan yang selaras dan harmonis dengan masyarakat akan menjadi modal untuk kesuksesan dan kemajuan Semen Padang mengingat keberadaannya sebagai salah satu industri yang ada di Sumbar.
Mahyeldi juga berhadap partisipasi terhadap masyarakat semakin meningkat dan lebih banyak menampung SDM asal Sumbar berkiprah di sana.
"Keberhasilan PT Semen Padang tak lepas dukungan pemerintah daerah di Sumbar," ujarnya.
Pada sisi lain Mahyeldi juga mengapresiasi PT Semen Padang yang selama ini banyak membantu UKM lewat program CSR hingga membantu vaksinasi sebagai upaya penanggulangan COVID-19.
"Saya melihat peran Semen Padang cukup signifikan termasuk membantu jika ada penanganan gempa," kata dia.
Diharapkan PT Semen Padang terus melakukan pembinaan pada UKM sehingga terus berkembang.
Ia juga mengapresiasi PT Semen Padang yang berhasil membudidayakan ikan bilih sebagai ikan endemik Danau Singkarak.
Sejalan dengan itu Wali Kota Padang Hendri Septa menilai sebagai BUMN terbesar di Sumbar keberadaan PT Semen Padang banyak membawa kemanfaatan bagi daerah ini sejak berdiri pertama kali.
"Sejak berdiri PT Semen Padang tak pernah henti berkontribusi bagi pembangunan daerah PT Semen Padang adalah kebanggaan bagi urang awak," ujarnya.
Seiring perjalanan waktu, Semen Padang telah berkontribusi dalam membangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat.
Tidak hanya itu PT Semen Padang juga telah memberdayakan UKM dan masyarakat lewat program CSR yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan hadirnya UKM yang mandiri.
Diharapkan Semen Padang terus mempertahankan eksistensi pada usia 112 tahun.
Tidak mudah, namun ini adalah sebuah keniscayaan karena PT Semen Padang kaya dengan pengalaman dan terus membangun negeri dan meningkatkan program unggulan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Selain itu PT Semen Padang ikut ambil bagian dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 dan membina UKM yang ada di Padang.
Sejalan dengan itu Ketua Kerapatan Adat Nagari Limau Manis Padang Syarifudin Dt Bungsu menyampaikan daerahnya termasuk ring I PT Semen Padang dan selama ini perhatian perusahaan terhadap daerahnya cukup baik.
Beragam program yang sudah dibesut Semen Padang sebagai pertanda yang perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitar, seperti program Forum Pemberdayaan Anak Nagari yang sudah berjalan selama sembilan tahun dengan kegiatan mulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat, kelompok wanita tani, pendidikan anak.
Syarifudin mengucapkan terima kasih atas kiprah PT Semen Padang yang juga membantu pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan hingga masjid.
Optimis Bangkit
Pada momentum HUT ke 112 PT Semen Padang mengusung tema, "Rise Stronger", sebagai bentuk optimisme siap bangkit dan menjadi lebih kuat lagi.
"Ini menjadi momentum bagi kita untuk bangkit dan menjadi lebih kuat lagi ke depan dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan," kata Plt.Direktur Utama PT Semen Padang Asri Mukhtar.
Selama 112 tahun perjalanannya, PT Semen Padang telah mengalami berbagai periode pasang surut, dan menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah hingga akhirnya mengalami kebangkitan di tangan anak-anak bangsa.
Di tangan anak-anak bangsa, PT Semen Padang juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, jatuh bangun dan telah menjadi pelopor modernisasi dengan berperan dalam pembangunan berbagai mahakarya di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, PT Semen Padang yang berada di bawah holding PT Semen Indonesia dihadapkan pada kondisi persaingan yang ketat di industri semen.
Ini ditandai dengan masuknya para pemain baru yang mengakibatkan pasokan di pasar berlebih . Kondisi pasar semakin diperparah dengan pandemi COVID-19 yang datang mendera sejak 2020.
Pada 2021, Semen Padang terus menunjukkan kinerja yang baik dari sisi produksi dan penjualan. Pencapaian yang sudah baik itu akan dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi.
Karena itu, 2022 menjadi momentum yang bagus bagi PT Semen Padang untuk 'Rise Stronger'.
Dengan tekad itu, semua insan perusahaan dan dengan dukungan semua pemangku kepentingan memancangkan semangat optimisme untuk bangkit dan menjadi lebih kuat lagi sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi daerah, bangsa dan negara.
Kehadiran Semen Padang berawal dari ambisi seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman, Carl Christophus Lau (C.C. Lau) yang menemukan bebatuan yang menarik di Bukit Ngalau dan Bukit Karang Putih di Nagari Lubuk Kilang, Padang.
Batu-batuan itu kemudian dikirimkan ke Belanda untuk diteliti dan ternyata itu adalah batu kapur dan batu silika yang bisa dijadikan bahan baku untuk membuat semen.
Hasil penelitian Laboratorium Van Material Ondezoek di Amsterdam itu membuat C.C Lau kegirangan. Asumsi awalnya tidak meleset, bebatuan bukit Indarung itu mengandung deposit yang kaya akan bahan baku semen.
Saat itu diperkirakan dalam perut Bukit Karang Putih tersimpan ratusan juta metrik ton batu kapur, salah satu unsur bahan baku semen.
Tidak jauh dari Bukit Karang Putih juga ada Bukit Ngalau yang mengandung batu silak salah satu unsur bahan baku yang diperlukan untuk pembuat semen.
Bahan tanah liat yang terdapat di bukit Indarung juga diperlukan sebagai bahan baku lainnya. Selebihnya bisa didatangkan dari luar, seperti gips sebagai bahan perekat dan bahan kimiawi lainnya.
Akhirnya pada 25 Januari 1907, C.C.Lau mengajukan permohonan kepada pemerintahan Hindia Belanda untuk mendirikan pabrik semen di Indarung sebagaimana dikutip dalam buku Satu Abad Membangun Negeri ditulis Hasril Chaniago.
Tujuh bulan sesudahnya, proposal C.C Lau disetujui, namun ia perlu investor penyandang dana untuk menggarap impiannya.
Butuh waktu tiga tahun, akhirnya terbentuk kerja sama antara perusahaan Firman Cobroesders Veth, Fa. Dunlop, dan Fa. Yarman & soon, melahirkan badan usaha bernama NV Nederlandch Indische Portland Cemen Maatschappij (NV NPCM), dengan akta Notaris Johannes Pieder Smidth di Amsterderdam tertanggal 10 Maret 1910.
Ini menjadi investasi yang besar pada masa itu, di bawah Departemen pertanian, Industri, dan Perdagangan Pemerintah Hindia Belanda
Seiring dengan itu, pemerintah Belanda juga membuka kesempatan untuk para investor untuk menanam modal usaha mereka di bidang transportasi, seperti kereta api, penambangan batu bara ombilin, serta pelabuhan Emma Haven.
Pusat kendali perusahaan ini di Amsterdam, namun operasionalnya dijalankan di Indarung.
Kepemilikan usaha baru ini menggairahkan Indarung secara cepat semen pun menjadi kosa kata baru di tengah masyarakat
Ketika pabrik semen Indarung dibuka secara resmi pada Juni 1910. Sebagian besar bangunan fisik pabrik sudah rampung, tetapi alat-alat perlengkapan pabrik masih belum siap terpasang pada tempatnya.
Harapan
Memasuki HUT pendirian pabrik PT Semen Padang ke-112 tahun tertumpang sejumlah harapan dari berbagai pihak terhadap perusahaan semen tertua di Tanah Air itu.
Salah satunya dari orang nomor satu di Sumbar yaitu Gubernur Mahyeldi yang mendoakan PT Semen Padang terus menjadi lebih baik ke depannya dan hubungannya dengan masyarakat semakin maksimal
Hubungan perusahaan yang selaras dan harmonis dengan masyarakat akan menjadi modal untuk kesuksesan dan kemajuan Semen Padang mengingat keberadaannya sebagai salah satu industri yang ada di Sumbar.
Mahyeldi juga berhadap partisipasi terhadap masyarakat semakin meningkat dan lebih banyak menampung SDM asal Sumbar berkiprah di sana.
"Keberhasilan PT Semen Padang tak lepas dukungan pemerintah daerah di Sumbar," ujarnya.
Pada sisi lain Mahyeldi juga mengapresiasi PT Semen Padang yang selama ini banyak membantu UKM lewat program CSR hingga membantu vaksinasi sebagai upaya penanggulangan COVID-19.
"Saya melihat peran Semen Padang cukup signifikan termasuk membantu jika ada penanganan gempa," kata dia.
Diharapkan PT Semen Padang terus melakukan pembinaan pada UKM sehingga terus berkembang.
Ia juga mengapresiasi PT Semen Padang yang berhasil membudidayakan ikan bilih sebagai ikan endemik Danau Singkarak.
Sejalan dengan itu Wali Kota Padang Hendri Septa menilai sebagai BUMN terbesar di Sumbar keberadaan PT Semen Padang banyak membawa kemanfaatan bagi daerah ini sejak berdiri pertama kali.
"Sejak berdiri PT Semen Padang tak pernah henti berkontribusi bagi pembangunan daerah PT Semen Padang adalah kebanggaan bagi urang awak," ujarnya.
Seiring perjalanan waktu, Semen Padang telah berkontribusi dalam membangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat.
Tidak hanya itu PT Semen Padang juga telah memberdayakan UKM dan masyarakat lewat program CSR yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan hadirnya UKM yang mandiri.
Diharapkan Semen Padang terus mempertahankan eksistensi pada usia 112 tahun.
Tidak mudah, namun ini adalah sebuah keniscayaan karena PT Semen Padang kaya dengan pengalaman dan terus membangun negeri dan meningkatkan program unggulan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Selain itu PT Semen Padang ikut ambil bagian dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 dan membina UKM yang ada di Padang.
Sejalan dengan itu Ketua Kerapatan Adat Nagari Limau Manis Padang Syarifudin Dt Bungsu menyampaikan daerahnya termasuk ring I PT Semen Padang dan selama ini perhatian perusahaan terhadap daerahnya cukup baik.
Beragam program yang sudah dibesut Semen Padang sebagai pertanda yang perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitar, seperti program Forum Pemberdayaan Anak Nagari yang sudah berjalan selama sembilan tahun dengan kegiatan mulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat, kelompok wanita tani, pendidikan anak.
Syarifudin mengucapkan terima kasih atas kiprah PT Semen Padang yang juga membantu pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan hingga masjid.
Optimis Bangkit
Pada momentum HUT ke 112 PT Semen Padang mengusung tema, "Rise Stronger", sebagai bentuk optimisme siap bangkit dan menjadi lebih kuat lagi.
"Ini menjadi momentum bagi kita untuk bangkit dan menjadi lebih kuat lagi ke depan dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan," kata Plt.Direktur Utama PT Semen Padang Asri Mukhtar.
Selama 112 tahun perjalanannya, PT Semen Padang telah mengalami berbagai periode pasang surut, dan menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah hingga akhirnya mengalami kebangkitan di tangan anak-anak bangsa.
Di tangan anak-anak bangsa, PT Semen Padang juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, jatuh bangun dan telah menjadi pelopor modernisasi dengan berperan dalam pembangunan berbagai mahakarya di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, PT Semen Padang yang berada di bawah holding PT Semen Indonesia dihadapkan pada kondisi persaingan yang ketat di industri semen.
Ini ditandai dengan masuknya para pemain baru yang mengakibatkan pasokan di pasar berlebih . Kondisi pasar semakin diperparah dengan pandemi COVID-19 yang datang mendera sejak 2020.
Pada 2021, Semen Padang terus menunjukkan kinerja yang baik dari sisi produksi dan penjualan. Pencapaian yang sudah baik itu akan dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi.
Karena itu, 2022 menjadi momentum yang bagus bagi PT Semen Padang untuk 'Rise Stronger'.
Dengan tekad itu, semua insan perusahaan dan dengan dukungan semua pemangku kepentingan memancangkan semangat optimisme untuk bangkit dan menjadi lebih kuat lagi sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi daerah, bangsa dan negara.