Padang (ANTARA) - Mereka bekerja dengan gigih tanpa pamrih, menerjang medan berat dan berlumpur demi memastikan bantuan makanan atau logistik sampai kepada warga korban gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat .

Itulah peran yang dilakoni oleh Yosmar Difia bersama belasan kawan lain sesama pecinta mobil "offroad" ketika longsor terjadi di Rimbo Kejahatan, Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, mulai Senin (28/2) malam 2022.

Bencana datang silih berganti di Pasaman Barat. Baru tiga hari usai diguncang gempa bermagnitudo 6,1 pada Jumat (25/2), lalu longsor datang menerjang.

Dampaknya, longsor memutus akses dari Nagari Kajai menuju Talu yang biasanya dilalui oleh kendaraan penghantar bahan makanan atau logistik bagi warga yang terdampak gempa di sana.

Jalur alternatif yang diusahakan oleh pemerintah setempat sebagai jalan keluar adalah saksi betapa gigihnya Yosmar dan kawan-kawan menjalankan tugas kemanusiaan.

Mobil offroad kebanggaan mereka dengan sigap maju menerjang medan jalan yang tidak beraspal dan penuh lumpur, bahkan lumpur membenamkan setengah dari ban mobil.

Air yang menggenang membuat lumpur kian licin dan lengket mencengkeram ban kendaraan, ditambah kontur tanah yang bergunduk-gunduk serta berlubang.

Kepulan asap hitam yang keluar setiap kali gas diinjak adalah pertanda betapa kerasnya mesin mobil bekerja untuk melalui medan berat.

Mereka tidak hanya mengambil risiko membahayakan kendaraan masing-masing, namun juga membahayakan keselamatan diri.

Karena bisa saja mobil terbalik atau lepas kendali hingga menabrak pepohonan yang tumbuh di pinggir jalan.

Namun segala rintangan tidak menyurutkan langkah para pecinta mobil offroad untuk terus beraksi membantu penanganan bencana.

Setiap harinya sejak akses utama Kajai-Talu lumpuh akibat longsor di Rimbo Kejahatan, mereka senantiasa bersiaga mulai dari pukul 09.00 WIB hingga sampai larut malam.

Yosmar dan kawan-kawan berasal dari berbagai klub seperti TLCI (Toyota Land Cruiser Indonesia), Terano (NTC), Jeep Adventure Comunity,Suzuki Katana Indonesia yang berbasis di Pasaman Barat.

Setidaknya jumlah mobil offroad ikut berpartisipasi dalam satu hari mencapai 20 unit yang senantiasa bersiaga di posko pengungsian Madrasah Aliyaj Negeri (MAN) 4 Kajai.

Melansir bantuan

Ketika bantuan datang dari posko utama, mereka yang melansir bantuan tersebut kepada warga di seberang titik longsor seperti Timbo Abu, Kajai, dan Talu, Kecamatan Talamau.

Bantuan yang dibawa berupa makanan, obat-obatan, selimut, tenda darurat, dan logistik lainnya bagi warga di sana.

Menurut Yosmar yang berlatar belakang sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Pasaman Barat, dalam sekali pelansiran itu bisa membawa muatan satu hingga satu setengah ton bantuan.

"Jika dihitung dalam satu hari itu bisa berkali-kali melansir bantuan untuk didrop ke daerah Simpang Abu," katanya yang mengemudikan Jimny Katana tahun 1990.

Menurut laki-laki yang akrab disapa Yos itu, untuk menembus jalan alternatif dengan panjang sekitar lima hingga enam kilometer itu bisa memakan waktu sekitar 45 menit, dan dalam sehari bisa sampai empat kali bolak-balik.

Ia menuturkan dalam sehari jumlah mobil offroad yang ikut berpartisipasi untuk mengantarkan bantuan bervariasi, paling banyak mencapai 20 unit, paling sedikit lima hingga enam unit.

"Kami terus bolak-balik setiap hari untuk memastikan ribuan warga di sana bisa tersentuh oleh bantuan," katanya.

Bantuan tidak hanya berupa makanan saja, namun juga kebutuhan lain seperti selimut, air minum, tenda darurat, dan obat-obatan.

Sukarelawan offroad lainnya yakni Muzhendra sebagai pemilik hardtop tahun 1981 menuturkan kalau timnya tidak hanya mengangkut bantuan dan logistik.

Karena sepanjang aksi yang mereka lakoni berhari-hari sejak kejadian longsor, tim juga pernah mengangkut warga yang pulang dari pengungsian, relawan, hingga pejabat pemerintahan.

Salah satunya adalah orang nomor satu di Pasaman Barat yakni sang Bupati Hamsuardi yang "diboyong" ke Simpang Timbo Abu.

Berkat bantuan dari sukarelawan offroad akhirnya bupati bisa hadir dan bertemu langsung dengan warga di sana untuk pertama kalinya sejak gempa terjadi pada Jumat (25/2).

Mungkin pertemuan itu terbilang sederhana, namun di tengah situasi bencana layaknya di Pasaman Barat kehadiran pimpinan daerah akan memberi dukungan psikologis tersendiri bagi warga yang masih "down".

Muzhendra yang berlatar belakang polisi dan menjabat sebagai Kepala Bagian Sumda Polres Pasaman Barat menyatakan bahwa komunitas tidak mengharapkan imbalan apapun, semua murni atas nama kemanusiaan.

Semuanya dilakukan secara swadaya tanpa kenal pamrih, baik dari sisi mobil sebagai moda transportasi ataupun bahan bakar minyak sebagai penunjang.

"Semuanya menggunakan uang pribadi," katanya.

Berkat kerja keras yang dilakukan oleh tim sukarelawan offroad akhirnya situasi genting usai longsor bisa dilewati bersama-sama.

Karena jika tidak demikian, bisa saja warga korban gempa yang berada di Simpang Timbo Abu dan sekitarnya "terisolasi" sambil menahan lapar karena bantuan terputus.

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi menyampaikan banyak terima kasih terhadap seluruh sukarelawan yang telah berjuang bersama-sama dalam menangani dampak bencana.

Menurutnya di tengah kepanikan warga korban gempa ratusan sukarelawan kemanusiaan hadir dan banyak membantu di berbagai bidang, termasuk dari komunitas mobil offroad.

Ada yang menolong korban luka, membersihkan puing-puing bangunan, ada yang memberi bantuan logistik, bantuan kesehatan dan ada yang memasak di dapur umum.

Ia menyebutkan semua sukarelawan kemanusiaan mengeluarkan tenaga, pikiran agar masyarakat yang terdampak bisa pulih.

Selama 14 hari masa tanggap darurat dari 25 Februari 2022 sampai 10 Maret 2022 sukarelawan kemanusiaan tidak pernah berhenti mendedikasikan diri untuk masyarakat Pasaman Barat.

Ia bersama Wakil Bupati Risnawanto, Komandan Kodim 0305/Pasaman Letkol (Kav) Hery Bhakti selaku Komandan Pos Komando Tanggap Darurat Pasaman Barat, Polri dan seluruh OPD siang malam berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang terdampak.

Berdasarkan data yang tekah dihimpun, sejak gempa mengguncang Pasaman Barat pada Jumat (25/2) hingga Minggu (13/3) tercatat ada 13 orang meninggal dunia.

Pemukiman mengalami kerusakan 2.999 unit dan fasilitas pendidikan 75 unit, fasilitas kesehatan rusak sebanyak 15 unit, fasilitas ibadah 40 unit, infrastruktur 26 unit, dan fasilitas pemerintah 42 unit.




 

Pewarta : Fathul Abdi
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024