Parik Malintang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mencatat daerah itu mengalami kerugian mencapai Rp5,6 miliar akibat ratusan kejadian bencana yang menerjang daerah itu sepanjang 2021.
"Setidaknya ada 433 kejadian bencana yang terjadi di Padang Pariaman sepanjang 2021 yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materil," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya di Parik Malintang, Jumat.
Ia merincikan bencana tersebut terjadi di seluruh kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman mulai dari angin puting beliung dan pohon tumbang yang mencapai 331 kejadian, banjir 38 kejadian, dan banjir bandang delapan kejadian.
Selanjutnya tanah longsor 34 kejadian, gelombang pasang atau abrasi tiga kejadian, kebakaran hutan dan lahan empat kejadian, orang tenggelam sembilan kejadian, orang hilang lima kejadian, dan cuaca ekstrem satu kejadian.
"Bencana yang terjadi di Padang Pariaman didominanasi oleh kejadian bencana hidrometreologi, seperti cuaca ekstrim yang memicu angin kencang, banjir, longsor, dan abrasi pantai serta abrasi sungai," katanya.
Sedangkan jumlah korban jiwa pada bencana yang terjadi di Padang Pariaman sepanjang 2021 mencapai 19 orang meninggal, luka-luka satu orang, dan mengungsi sebanyak 5.614 orang.
Ia menyebutkan akibat bencana yang menerjang Padang Pariaman sepanjang 2021 tersebut sebanyak 3.061 rumah rusak, lalu kerusakan lainnya yaitu 31 tempat ibadah, 22 unit sarana pendidikan, dan 414 petak sawah.
Selanjutnya bencana juga berdampak pada rusaknya satu tambak ikan, dua irigasi, dua unit sarana kesehatan, tiga unit perkantoran, 19 bangunan lainnya, 170 hektare kebun, 10 jembatan, dan jalan 728 titik.
Ia menyampaikan rekapitulasi bencana pada 2021 tersebut akan dijadikan sebagai acuan untuk seluruh pihak guna meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana di seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
Untuk diketahui ada sejumlah kecamatan di Padang Pariaman yang rawan terhadap banjir yaitu Batang Anai, Ulakan Tapakih, Sintuak Toboh Gadang, Lubuak Aluang, Nan Sabaris, V Koto, Sungai Limau, Batang Gasan, dan 2x11 Anam Lingkuang.
Sedangkan daerah rawan terjadi longsor yaitu di Kecamatan Sungai Garinggiang, 2x11 Anam Lingkuang, Batang Gasan, V Koto, Kecamatan Sungai Limau, dan IV Koto Aua Malintang.
Ia mengimbau warga di daerah itu meningkatkan kewaspadaan apalagi ketika terjadi hujan dan angin kencang. Ia meminta warga untuk tidak menghuni rumah yang berada di dekat sungai atau tebing agar tidak menjadi korban bencana banjir dan longsor.
Ia berharap nanti akan tercipta kesadaran secara kolektif seluruh pihak untuk meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana.
"Setidaknya ada 433 kejadian bencana yang terjadi di Padang Pariaman sepanjang 2021 yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materil," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya di Parik Malintang, Jumat.
Ia merincikan bencana tersebut terjadi di seluruh kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman mulai dari angin puting beliung dan pohon tumbang yang mencapai 331 kejadian, banjir 38 kejadian, dan banjir bandang delapan kejadian.
Selanjutnya tanah longsor 34 kejadian, gelombang pasang atau abrasi tiga kejadian, kebakaran hutan dan lahan empat kejadian, orang tenggelam sembilan kejadian, orang hilang lima kejadian, dan cuaca ekstrem satu kejadian.
"Bencana yang terjadi di Padang Pariaman didominanasi oleh kejadian bencana hidrometreologi, seperti cuaca ekstrim yang memicu angin kencang, banjir, longsor, dan abrasi pantai serta abrasi sungai," katanya.
Sedangkan jumlah korban jiwa pada bencana yang terjadi di Padang Pariaman sepanjang 2021 mencapai 19 orang meninggal, luka-luka satu orang, dan mengungsi sebanyak 5.614 orang.
Ia menyebutkan akibat bencana yang menerjang Padang Pariaman sepanjang 2021 tersebut sebanyak 3.061 rumah rusak, lalu kerusakan lainnya yaitu 31 tempat ibadah, 22 unit sarana pendidikan, dan 414 petak sawah.
Selanjutnya bencana juga berdampak pada rusaknya satu tambak ikan, dua irigasi, dua unit sarana kesehatan, tiga unit perkantoran, 19 bangunan lainnya, 170 hektare kebun, 10 jembatan, dan jalan 728 titik.
Ia menyampaikan rekapitulasi bencana pada 2021 tersebut akan dijadikan sebagai acuan untuk seluruh pihak guna meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana di seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
Untuk diketahui ada sejumlah kecamatan di Padang Pariaman yang rawan terhadap banjir yaitu Batang Anai, Ulakan Tapakih, Sintuak Toboh Gadang, Lubuak Aluang, Nan Sabaris, V Koto, Sungai Limau, Batang Gasan, dan 2x11 Anam Lingkuang.
Sedangkan daerah rawan terjadi longsor yaitu di Kecamatan Sungai Garinggiang, 2x11 Anam Lingkuang, Batang Gasan, V Koto, Kecamatan Sungai Limau, dan IV Koto Aua Malintang.
Ia mengimbau warga di daerah itu meningkatkan kewaspadaan apalagi ketika terjadi hujan dan angin kencang. Ia meminta warga untuk tidak menghuni rumah yang berada di dekat sungai atau tebing agar tidak menjadi korban bencana banjir dan longsor.
Ia berharap nanti akan tercipta kesadaran secara kolektif seluruh pihak untuk meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana.