Jakarta (ANTARA) - Senior Manager Strategic Delivery Unit Kementerian Kesehatan RI Ririn Ramadhany mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pihaknya, vaksin booster mampu meningkatkan titer antibodi untuk melawan infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Kami menemukan bahwa booster homolog dan heterolog berhasil meningkatkan titer antibodi, tidak ada reaksi merugikan yang signifikan baik booster homolog dan heterolog," kata Ririn dalam Webinar Indonesian Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries di Jakarta, Minggu.
Ririn menuturkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari segi titer antibodi untuk antarkelompok usia walaupun memang cenderung lebih rendah di kalangan lanjut usia (lansia) atau mereka yang berusia di atas 60 tahun. Kelompok umur tersebut adalah 18-25 tahun, 26-40 tahun, 41-60 tahun, dan lebih dari 60 tahun.
"Tidak ada perbedaan yang signifikan dari segi titer antibodi antarkelompok usia walaupun memang cenderung lebih rendah di kalangan lansia atau mereka yang berusia di atas 60 tahun," tuturnya.
Namun, ia menekankan titer antibodi bukan menjadi satu-satunya yang menentukan tingkat perlindungan diri melawan COVID-19.
"Titer antibodi di sini dalam hal ini tidak selalu secara serta merta mencerminkan imunitas tubuh manusia, ini hanyalah salah satu faktor saja," tuturnya.
Untuk booster homolog dengan vaksin Sinovac, Ririn mengatakan ada peningkatan titer antibodi terjadi satu bulan setelah penyuntikan, yang mana peningkatannya mencapai 7,8 kali dari segi titer antibodi.
Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan untuk interval kurang dari ataupun lebih dari enam bulan antara suntikan kedua dengan booster.
Untuk vaksin heterolog dengan menggunakan vaksin Moderna, ada peningkatan yang signifikan dalam titer antibodi setelah mendapatkan booster dengan Moderna, dan antibodi tersebut meningkat 67 kali lipat dibandingkan dengan sebelum mendapatkan booster.
Dalam perbedaan interval kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan antara suntikan vaksin kedua dengan booster, titer antibodi peserta meningkat signifikan untuk interval lebih dari enam bulan.
"Kami mengamati bahwa titer antibodi antarkelompok usia tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk vaksin heterolog," tutur Ririn.
"Kami menemukan bahwa booster homolog dan heterolog berhasil meningkatkan titer antibodi, tidak ada reaksi merugikan yang signifikan baik booster homolog dan heterolog," kata Ririn dalam Webinar Indonesian Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries di Jakarta, Minggu.
Ririn menuturkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari segi titer antibodi untuk antarkelompok usia walaupun memang cenderung lebih rendah di kalangan lanjut usia (lansia) atau mereka yang berusia di atas 60 tahun. Kelompok umur tersebut adalah 18-25 tahun, 26-40 tahun, 41-60 tahun, dan lebih dari 60 tahun.
"Tidak ada perbedaan yang signifikan dari segi titer antibodi antarkelompok usia walaupun memang cenderung lebih rendah di kalangan lansia atau mereka yang berusia di atas 60 tahun," tuturnya.
Namun, ia menekankan titer antibodi bukan menjadi satu-satunya yang menentukan tingkat perlindungan diri melawan COVID-19.
"Titer antibodi di sini dalam hal ini tidak selalu secara serta merta mencerminkan imunitas tubuh manusia, ini hanyalah salah satu faktor saja," tuturnya.
Untuk booster homolog dengan vaksin Sinovac, Ririn mengatakan ada peningkatan titer antibodi terjadi satu bulan setelah penyuntikan, yang mana peningkatannya mencapai 7,8 kali dari segi titer antibodi.
Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan untuk interval kurang dari ataupun lebih dari enam bulan antara suntikan kedua dengan booster.
Untuk vaksin heterolog dengan menggunakan vaksin Moderna, ada peningkatan yang signifikan dalam titer antibodi setelah mendapatkan booster dengan Moderna, dan antibodi tersebut meningkat 67 kali lipat dibandingkan dengan sebelum mendapatkan booster.
Dalam perbedaan interval kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan antara suntikan vaksin kedua dengan booster, titer antibodi peserta meningkat signifikan untuk interval lebih dari enam bulan.
"Kami mengamati bahwa titer antibodi antarkelompok usia tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk vaksin heterolog," tutur Ririn.