Arosuka (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Solok, Sumatera Barat terus berupaya melestarikan budaya dan adat Minangkabau yang saat ini mulai luntur akibat perkembangan zaman.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Solok Nasripul di Solok, Senin, mengatakan tradisi budaya di Minangkabau akan "menipis" jika tidak dilestarikan.
Untuk itu, katanya, perlu dilakukan pengenalan terhadap generasi muda setempat.
"Salah satu upaya yang dilakukan ialah menggelar lomba saluang dendang dan pidato pasambahan adat yang digelar di Dermaga Singkarak. Dengan target peserta para milenial, utusan masyarakat nagari dan kecamatan," ujar dia.
Lomba saluang dendang dan pidato pasambahan adat tersebut dalam rangka menyambut perayaan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2021.
“Saluang dendang dan pidato pasambahan adat adalah budaya yang mesti dijaga. Pidato adat itu merupakan sastra lisan yang tumbuh di tengah masyarakat. Selain itu merupakan bentuk aplikasi adat basandi syara’, syara' basandi kitabulah,” ucapnya.
Dalam lomba tersebut, pihaknya mengundang perwakilan dari setiap kecamatan di Kabupaten Solok. Bahkan, untuk lomba pasambahan adat, pihaknya memberikan syarat umur peserta 18 hingga 35 tahun.
"Hal ini sebagai bentuk kaderisasi kepada generasi muda," ujarnya.
Setiap grup diberi kesempatan membawa peserta maksimal 10 orang, untuk saluang dendang peserta maksimal hanya enam orang.
Bupati Solok Epyardi Asda berharap, pelestarian adat dan budaya terus dijalankan dengan mendorong peran berbagai pihak.
Ia mengatakan dalam melestarikan budaya dan adat ini tentu tidak hanya menjadi peran pemerintah daerah, melainkan juga peran ninik mamak, alim ulama, bundo kandung, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda.
“Semua sudah masuk dalam tujuan saya membangkit batang terendam. Di mana kampung halaman kita ini mesti jauh maju dari berbagai lini termasuk menjaga tradisi budaya kita jangan sampai punah,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Solok Nasripul di Solok, Senin, mengatakan tradisi budaya di Minangkabau akan "menipis" jika tidak dilestarikan.
Untuk itu, katanya, perlu dilakukan pengenalan terhadap generasi muda setempat.
"Salah satu upaya yang dilakukan ialah menggelar lomba saluang dendang dan pidato pasambahan adat yang digelar di Dermaga Singkarak. Dengan target peserta para milenial, utusan masyarakat nagari dan kecamatan," ujar dia.
Lomba saluang dendang dan pidato pasambahan adat tersebut dalam rangka menyambut perayaan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2021.
“Saluang dendang dan pidato pasambahan adat adalah budaya yang mesti dijaga. Pidato adat itu merupakan sastra lisan yang tumbuh di tengah masyarakat. Selain itu merupakan bentuk aplikasi adat basandi syara’, syara' basandi kitabulah,” ucapnya.
Dalam lomba tersebut, pihaknya mengundang perwakilan dari setiap kecamatan di Kabupaten Solok. Bahkan, untuk lomba pasambahan adat, pihaknya memberikan syarat umur peserta 18 hingga 35 tahun.
"Hal ini sebagai bentuk kaderisasi kepada generasi muda," ujarnya.
Setiap grup diberi kesempatan membawa peserta maksimal 10 orang, untuk saluang dendang peserta maksimal hanya enam orang.
Bupati Solok Epyardi Asda berharap, pelestarian adat dan budaya terus dijalankan dengan mendorong peran berbagai pihak.
Ia mengatakan dalam melestarikan budaya dan adat ini tentu tidak hanya menjadi peran pemerintah daerah, melainkan juga peran ninik mamak, alim ulama, bundo kandung, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda.
“Semua sudah masuk dalam tujuan saya membangkit batang terendam. Di mana kampung halaman kita ini mesti jauh maju dari berbagai lini termasuk menjaga tradisi budaya kita jangan sampai punah,” kata dia.