Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat, Sumatera Barat berkomitmen mengkampanyekan kepada masyarakat agar stop buang air besar sembarangan menuju lingkungan sehat dan bersih. 


 Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi di Simpang Empat, Senin, mengatakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah satu program nasional dibidang sanitasi yang bersifat lintas sektoral. Program tersebut telah dicanangkan pada Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI. 


 "STBM ini merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan," katanya. 


 Menurutnya untuk indikator STBM yakni tidak Buang Air Besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. 


 Ia mengatakan hasil riset tahun 2018 proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum di Indonesia sebesar 66,8 persen.  


Sedangkan proporsi rumah tangga di Indonesia yang menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri sebesar 88,2 persen. Rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sebesar 11,8 persen.


 Hasil studi Enviromental Health Risk Assessment (EHRA) yang dilakukan tahun 2016, katanya menunjukkan bahwa sebanyak 58,3 persen telah akses terhadap sanitasi yang layak. 


 Sedangkan berdasarkan website STBM akses jamban Pasaman Barat adalah 65,97 persen. Sementara akses terhadap sumber air bersih yang digunakan masyarakat sebesar 81 persen.


 Disamping itu, lanjutnya dampak pengelolaan yang buruk terhadap air minum dan sanitasi bukan saja mencemari lingkungan sekitar. Tetapi yang lebih utama mempengaruhi derajat kesehatan manusia, seperti stunting. Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten lokus stunting. 


 "Untuk itu, Pasaman Barat berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi dengan berbagai program inovasi. Antara lain pembangunan jamban sehat bagi keluarga miskin melalui dana nagari atau desaz CSR perusahaan yang ada di Pasaman Barat," jelasnya. 


 Sementara untuk akses air bersih, jelasnya masyarakat Pasaman Barat telah menerima program Pamsimas dari tahun 2008 hingga 2021 sebanyak 171 lokasi dengan anggaran APBD dan APBN. 


 Ia menikai stop buang air besar sembarangan atau Open Defication Free (ODF) merupakan salah satu strategi dalam menyelesaikan masalah sanitasi yang merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting.
 

 Untuk itu, ia menekankan kepada seluruh OPD, camat, wali nagari, dengan segala kewenangan yang ada untuk segera berupaya agar seluruh jorong di Pasaman Barat bisa mencapai ODF tahun 2022 mendatang. 


 Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Jon Hardi mengatakan pihaknya ingin menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik bagi masyarakat Pasaman Barat.


 "Selain itu untuk mewujudkan Pasaman Barat ODF atau stop buang air besar sembarangan tahun 2022.




 

Pewarta : Altas Maulana
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024