Sarilamak, (ANTARA) - Meski sempat kelimpungan dalam mencari pasar dan biaya operasional, salah satu lokasi budi daya ikan Koi di Nagari Situjuah Banda Dalam, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mulai dilirik investor.
Pemilik lokasi budi daya ikan koi Supriyadi Dahlan di Sarilamak, Rabu mengatakan bahwa kehadiran investor memang sangat dibutuhkan karena selama ini kesulitan yang dirasakannya adalah mencapai pasar yang lebih besar.
"Selain pasar kita juga terkendala di biaya, hadirnya investor ini tentu kita harapkan bisa menyelesaikan apa kendala kita rasakan saat ini," kata pria yang juga berprofesi sebagai polisi itu.
Ia menyebutkan jumlah lahan pengembang biakan ikan Koi miliknya mencapai kurang lebih 1,5 hektare dengan berbagai variasi ikan koi seperti shanke, showa dan lainnya.
"Sekarang populasi kita di lahan 1,5 hektare ini kurang lebih 8000 ekor. Tentu dengan hadirnya investor, pengembang biakan ikan Koi ini dapat terus meningkat dan bersaing dengan tempat lain," ungkapnya.
Menurutnya budi daya ikan Koi di Kabupaten Limapuluh Kota seharusnya dapat bersaing dengan daerah lainnya terlebih bisnis budi daya ikan ini merupakan bisnis yang menjanjikan.
"Kita ini kan daerah tropis sehingga tidak ada salahnya untuk kita memberdayakan dan mengembangkan bisnis ikan koi ini," ujarnya didampingi PPL perikanan Situjuah Limo Nagari, Nas.
Salah seorang investor Reo mengatakan keinginannya untuk ikut ambil bagian dalam bisnis ikan Koi ini karena menilai potensi berkembangnya bisnis pengembang biakan ikan Koi tersebut sangat bagus.
"Pasarnya juga ada, jadi lebih baik kita mengembangkan bisnis ini. Di Sumatera sendiri rata-rata pasarnya itu di Pekanbaru dan Medan," kata pria yang juga pemilik Water Park Batang Tabik itu.
Ia mengatakan selama ini Pekanbaru dan Medan mengambil ikan Koi di Blitar dengan resiko kematian dan ongkos kirim yang mahal.
"Jadi ini yang bisa kita sasar, dengan berkembangnya bisnis ini tentu juga bisa meningkatkan daya serap tenaga kerja dan perekonomian masyarakat di sekitar sini," ujarnya. (*)
Pemilik lokasi budi daya ikan koi Supriyadi Dahlan di Sarilamak, Rabu mengatakan bahwa kehadiran investor memang sangat dibutuhkan karena selama ini kesulitan yang dirasakannya adalah mencapai pasar yang lebih besar.
"Selain pasar kita juga terkendala di biaya, hadirnya investor ini tentu kita harapkan bisa menyelesaikan apa kendala kita rasakan saat ini," kata pria yang juga berprofesi sebagai polisi itu.
Ia menyebutkan jumlah lahan pengembang biakan ikan Koi miliknya mencapai kurang lebih 1,5 hektare dengan berbagai variasi ikan koi seperti shanke, showa dan lainnya.
"Sekarang populasi kita di lahan 1,5 hektare ini kurang lebih 8000 ekor. Tentu dengan hadirnya investor, pengembang biakan ikan Koi ini dapat terus meningkat dan bersaing dengan tempat lain," ungkapnya.
Menurutnya budi daya ikan Koi di Kabupaten Limapuluh Kota seharusnya dapat bersaing dengan daerah lainnya terlebih bisnis budi daya ikan ini merupakan bisnis yang menjanjikan.
"Kita ini kan daerah tropis sehingga tidak ada salahnya untuk kita memberdayakan dan mengembangkan bisnis ikan koi ini," ujarnya didampingi PPL perikanan Situjuah Limo Nagari, Nas.
Salah seorang investor Reo mengatakan keinginannya untuk ikut ambil bagian dalam bisnis ikan Koi ini karena menilai potensi berkembangnya bisnis pengembang biakan ikan Koi tersebut sangat bagus.
"Pasarnya juga ada, jadi lebih baik kita mengembangkan bisnis ini. Di Sumatera sendiri rata-rata pasarnya itu di Pekanbaru dan Medan," kata pria yang juga pemilik Water Park Batang Tabik itu.
Ia mengatakan selama ini Pekanbaru dan Medan mengambil ikan Koi di Blitar dengan resiko kematian dan ongkos kirim yang mahal.
"Jadi ini yang bisa kita sasar, dengan berkembangnya bisnis ini tentu juga bisa meningkatkan daya serap tenaga kerja dan perekonomian masyarakat di sekitar sini," ujarnya. (*)