Bukittinggi (ANTARA) - Sebuah Surau atau musala sederhana di Batuampa, Kelurahan Ipuah Mandiangin, Kota Bukittinggi menerima bantuan dari warganya berupa sebuah mobil wakaf seharga Rp88 juta untuk digunakan sebagai biaya pembangunan.
Menariknya, setelah uang diterima oleh pengurus musala, mobil hasil lelang itu dikembalikan lagi oleh si pemenang lelang ke pihak pengurus untuk diwakafkan dan dilakukan lelang lanjutan.
"Kita bersyukur, penyumbang mobil lelang adalah pemilik bangunan musala ini yang dulunya berupa rumah, setelah dimenangkan oleh warga kita atas nama Riswandi, beliau malah mewakafkan kembali," kata Pengurus Mushalla Birulwalidain, Yon Afrizal di Bukittinggi, Senin.
Ia menjelaskan, surau kecil itu dulunya hanyalah sebuah rumah yang digunakan oleh warga sekitar untuk beribadah sehari-hari.
"Semula adalah rumah milik Nurcaya suku Koto, yang didirikan pada bulan September tahun 1959, mulai 1960 dalam suasana konfrontasi pemerintah dengan PRRI, rumah itu dipakai untuk shalat berjamaah oleh penduduk sekitar," kata dia.
Ia mengatakan, setelah gempa 2007, Zulhak Kari Mangkudun putra tertua Nurcaya, berunding dengan ketiga saudaranya dan masyarakat sekitar untuk memperbaiki rumah tersebut untuk dijadikan musala.
"Maka berdirilah Mushalla Birrul Walidain mulai 2007, selanjutnya pada 2019 Ahli Waris Nurcaya di depan masyarakat Batuampa, dan pengurus awal melaksanakan Ikrar Wakaf menyerahkan tanah dan rumah untuk masyarakat," kata dia.
Menurytnya, pada September 2021, keluarga nurcaya di saat itu diwakili oleh zulhak sebagai anak, menyerahkan satu unit mobil untuk dilelang dan hasil dari lelang diwakafkan untuk pembangunan mushala.
"Niat baik keluarga disambut baik oleh pengurus mushala dan mobil tersebut dilelang pada 10 September hingga
10 Oktober 2021," ujarnya.
Hasil lelang dimenangkan oleh salah seorang pelelang asal Bukittinggi yang saat ini berada di Jakarta atas nama Riswandi dengan harga lelang Rp88 juta.
"Dua hari setelah diserahterimakan, mobil tersebut diserahkan kembali oleh pemenang lelang untuk diwakafkan dan dilakukan lelang tahap ke-dua," kata dia.
Menariknya, setelah uang diterima oleh pengurus musala, mobil hasil lelang itu dikembalikan lagi oleh si pemenang lelang ke pihak pengurus untuk diwakafkan dan dilakukan lelang lanjutan.
"Kita bersyukur, penyumbang mobil lelang adalah pemilik bangunan musala ini yang dulunya berupa rumah, setelah dimenangkan oleh warga kita atas nama Riswandi, beliau malah mewakafkan kembali," kata Pengurus Mushalla Birulwalidain, Yon Afrizal di Bukittinggi, Senin.
Ia menjelaskan, surau kecil itu dulunya hanyalah sebuah rumah yang digunakan oleh warga sekitar untuk beribadah sehari-hari.
"Semula adalah rumah milik Nurcaya suku Koto, yang didirikan pada bulan September tahun 1959, mulai 1960 dalam suasana konfrontasi pemerintah dengan PRRI, rumah itu dipakai untuk shalat berjamaah oleh penduduk sekitar," kata dia.
Ia mengatakan, setelah gempa 2007, Zulhak Kari Mangkudun putra tertua Nurcaya, berunding dengan ketiga saudaranya dan masyarakat sekitar untuk memperbaiki rumah tersebut untuk dijadikan musala.
"Maka berdirilah Mushalla Birrul Walidain mulai 2007, selanjutnya pada 2019 Ahli Waris Nurcaya di depan masyarakat Batuampa, dan pengurus awal melaksanakan Ikrar Wakaf menyerahkan tanah dan rumah untuk masyarakat," kata dia.
Menurytnya, pada September 2021, keluarga nurcaya di saat itu diwakili oleh zulhak sebagai anak, menyerahkan satu unit mobil untuk dilelang dan hasil dari lelang diwakafkan untuk pembangunan mushala.
"Niat baik keluarga disambut baik oleh pengurus mushala dan mobil tersebut dilelang pada 10 September hingga
10 Oktober 2021," ujarnya.
Hasil lelang dimenangkan oleh salah seorang pelelang asal Bukittinggi yang saat ini berada di Jakarta atas nama Riswandi dengan harga lelang Rp88 juta.
"Dua hari setelah diserahterimakan, mobil tersebut diserahkan kembali oleh pemenang lelang untuk diwakafkan dan dilakukan lelang tahap ke-dua," kata dia.