Jakarta (ANTARA) - Mimpi Novak Djokovic untuk meraih rekor gelar turnamen major ke-21 dan menyikat bersih Grand Slam tahun kalender 2021 sirna setelah kalah 6-4 6-4 6-4 dari petenis Rusia Daniil Medvedev di final US Open, Minggu waktu setempat atau Senin WIB.
Medvedev, yang bermain di final turnamen major ketiganya, akhirnya mengangkat trofi Grand Slam sekaligus membalas kekalahan dari Djokovic awal tahun ini di final Australian Open.
Petenis Serbia itu berusaha menjadi orang pertama dalam lebih dari setengah abad yang memenangi empat turnamen utama -- Australia Open, Prancis Open, Wimbledon, US Open -- pada tahun yang sama.
Pada laga final tersebut, dikutip dari Reuters, Djokovic mendapati dirinya jatuh ke dalam lubang setelah kehilangan set pertama.
Namun, kali ini tidak ada jalan keluar karena petenis Rusia itu terus memberikan tekanan dengan rentetan ace sambil memberi Djokovic satu break.
Dominasi Medvedev yang sedemikian rupa membuat satu-satunya drama kecil terjadi di akhir set ketiga ketika petenis Rusia itu tiba-tiba dilanda ketegangan saat berusaha menutup pertandingan.
Melakukan servis pada kedudukan 5-2 Medvedev melakukan kesalahan ganda pada match point, memungkinkan Djokovic mengamankan satu-satunya break.
Setelah Djokovic menahan servis untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 5-4, Medvedev kembali melakukan match point dan kembali melakukan kesalahan ganda.
Tetapi pemain berusia 25 tahun itu tidak menyia-nyiakan kesempatan ketiga untuk merebut gelar juara.
Djokovic tiba di lapangan Stadion Arthur Ashe dengan beban sejarah di pundaknya.
Sementara itu final putri mencatatkan sejarah antara para remaja Emma Raducanu dan Leylah Fernandez -- final putri Grand Slam pertama yang menampilkan dua pemain bukan unggulan -- final putra justru menampilkan petenis nomor satu dunia Djokovic bertemu dengan nomor dua Medvedev.
Sebelumnya, dalam wawancara usai kemenangan di semifinal, Djokovic mengatakan akan memperlakukan final seolah-olah itu adalah pertandingan terakhir dalam kariernya tetapi berhasil menghasilkan yang terbaik.
Medvedev juga sangat menyadari bahwa ada ruang kecil dalam buku sejarah untuknya jika dia berhasil menjadi pemain yang meruntuhkan mimpi Djokovic untuk menyapu bersih dan meraih rekor Grand Slam yang didambakan.
Medvedev, yang bermain di final turnamen major ketiganya, akhirnya mengangkat trofi Grand Slam sekaligus membalas kekalahan dari Djokovic awal tahun ini di final Australian Open.
Petenis Serbia itu berusaha menjadi orang pertama dalam lebih dari setengah abad yang memenangi empat turnamen utama -- Australia Open, Prancis Open, Wimbledon, US Open -- pada tahun yang sama.
Pada laga final tersebut, dikutip dari Reuters, Djokovic mendapati dirinya jatuh ke dalam lubang setelah kehilangan set pertama.
Namun, kali ini tidak ada jalan keluar karena petenis Rusia itu terus memberikan tekanan dengan rentetan ace sambil memberi Djokovic satu break.
Dominasi Medvedev yang sedemikian rupa membuat satu-satunya drama kecil terjadi di akhir set ketiga ketika petenis Rusia itu tiba-tiba dilanda ketegangan saat berusaha menutup pertandingan.
Melakukan servis pada kedudukan 5-2 Medvedev melakukan kesalahan ganda pada match point, memungkinkan Djokovic mengamankan satu-satunya break.
Setelah Djokovic menahan servis untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 5-4, Medvedev kembali melakukan match point dan kembali melakukan kesalahan ganda.
Tetapi pemain berusia 25 tahun itu tidak menyia-nyiakan kesempatan ketiga untuk merebut gelar juara.
Djokovic tiba di lapangan Stadion Arthur Ashe dengan beban sejarah di pundaknya.
Sementara itu final putri mencatatkan sejarah antara para remaja Emma Raducanu dan Leylah Fernandez -- final putri Grand Slam pertama yang menampilkan dua pemain bukan unggulan -- final putra justru menampilkan petenis nomor satu dunia Djokovic bertemu dengan nomor dua Medvedev.
Sebelumnya, dalam wawancara usai kemenangan di semifinal, Djokovic mengatakan akan memperlakukan final seolah-olah itu adalah pertandingan terakhir dalam kariernya tetapi berhasil menghasilkan yang terbaik.
Medvedev juga sangat menyadari bahwa ada ruang kecil dalam buku sejarah untuknya jika dia berhasil menjadi pemain yang meruntuhkan mimpi Djokovic untuk menyapu bersih dan meraih rekor Grand Slam yang didambakan.