Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menargetkan penurunan angka stunting di daerah itu 13 persen dalam lima tahun kedepan.
"Tidak mudah namun harus kita upayakan dengan kerja sama semua pihak," kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Sabtu.
Menurutnya upaya penurunan angka stanting itu diantaranya dengan melengkapi sarana pelayanam kesehatan, kebersihan sanitasi dan sosialisasi makanan bergisi kepada masyarakat.
"Semua pihak terutama tenaga kesehatan harus serius untuk mengurangi angka stunting ini. Kita ingin generasi Pasaman Barat kedepannya adalah generasi sehat, cerdas dan produktif," katanya.
Ia menyebutkan pihaknya juga bekerja sama dengan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta, serta didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Berbagai kegiatan dan lokakarya diikuti secara virtual oleh Pemerintah Daerah Pasaman Barat dan seluruh OPD terkait yang tergabung dalam tim koordinasi pencegahan stunting di Pasaman Barat.
Ia berharap semua OPD, camat maupun wali nagari atau kepala desa dapat memberikan dukungan penganggaran yang memadai dan lebih kreatif dalam mencari sumber pendanaan.
Selain itu, perlu adanya dukungan dan kerjasama intens dari semua pihak, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
"Saya berharap, strategi komunikasi yang sudah disusun dapat dilaksanakan dan diterapkan oleh masing-masing pemangku kepentingan," tegasnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta yang turut membantu dan memberikan pendampingan positif dalam meningkatkan kinerja para peserta lokakarya.
"Terima kasih kepada Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta yang telah memilih Pasaman Barat dalam penyelenggaraan Lokakarya dalam rangka pencegahan stunting tahun 2021," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Pasaman Barat Jhon Hendri menjelaskan, strategi dalam percepatan pencegahan stunting di Pasaman Barat telah melalui proses yang panjang.
"Proses penyusunan strategi sudah kita mulai sejak bulan Maret lalu, dan pendalaman materi di bulan April, proses pendampingan di bulan Juni, hingga diseminasi yang kita laksanakan 31 Agustus 2021," katanya.
Informasi yang diperoleh angka stunting di Pasaman Barat pada 2019 sebesar 17,4 persen, tahun 2020 24 persen dan Februari 2021 angkanya turun menjasi 18,4 persen berdasarkan penimbangan massal bulan Februari.
"Tidak mudah namun harus kita upayakan dengan kerja sama semua pihak," kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Sabtu.
Menurutnya upaya penurunan angka stanting itu diantaranya dengan melengkapi sarana pelayanam kesehatan, kebersihan sanitasi dan sosialisasi makanan bergisi kepada masyarakat.
"Semua pihak terutama tenaga kesehatan harus serius untuk mengurangi angka stunting ini. Kita ingin generasi Pasaman Barat kedepannya adalah generasi sehat, cerdas dan produktif," katanya.
Ia menyebutkan pihaknya juga bekerja sama dengan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta, serta didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Berbagai kegiatan dan lokakarya diikuti secara virtual oleh Pemerintah Daerah Pasaman Barat dan seluruh OPD terkait yang tergabung dalam tim koordinasi pencegahan stunting di Pasaman Barat.
Ia berharap semua OPD, camat maupun wali nagari atau kepala desa dapat memberikan dukungan penganggaran yang memadai dan lebih kreatif dalam mencari sumber pendanaan.
Selain itu, perlu adanya dukungan dan kerjasama intens dari semua pihak, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
"Saya berharap, strategi komunikasi yang sudah disusun dapat dilaksanakan dan diterapkan oleh masing-masing pemangku kepentingan," tegasnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta yang turut membantu dan memberikan pendampingan positif dalam meningkatkan kinerja para peserta lokakarya.
"Terima kasih kepada Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta yang telah memilih Pasaman Barat dalam penyelenggaraan Lokakarya dalam rangka pencegahan stunting tahun 2021," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Pasaman Barat Jhon Hendri menjelaskan, strategi dalam percepatan pencegahan stunting di Pasaman Barat telah melalui proses yang panjang.
"Proses penyusunan strategi sudah kita mulai sejak bulan Maret lalu, dan pendalaman materi di bulan April, proses pendampingan di bulan Juni, hingga diseminasi yang kita laksanakan 31 Agustus 2021," katanya.
Informasi yang diperoleh angka stunting di Pasaman Barat pada 2019 sebesar 17,4 persen, tahun 2020 24 persen dan Februari 2021 angkanya turun menjasi 18,4 persen berdasarkan penimbangan massal bulan Februari.