Bukittinggi (ANTARA) - Warga di Kelurahan Campago Ipuah, Bukittinggi, Sumatera Barat melaksanakan kegiatan perhelatan Khatam Al Quran yang dilakukan menyesuaikan dengan adat kebiasaan lama daerah setempat yang dimaksudkan untuk "Mambangkik Batang Tarandam" tatanan adat yang mulai hilang ditelan arus perkembangan jaman saat ini.
"Sengaja kita mencoba menggali kembali adat istiadat Kurai Bukittinggi dalam penerapan perhelatan Khatam Quran anak kemenakan di Ipuah ini, semoga segala hal yang dulu dilakukan nenek moyang yang berkaitan erat dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS, SBK) dapat dibangkitkan lagi," kata Panitia Pelaksana Alek Nagari, Asril di Bukittinggi, Minggu.
Ia mengatakan, dalam kegiatan tersebut dilakukan berbagai prosesi Adat dimulai dari "Malapeh Anak Ka Surau", memberikan Gelar kepada Anak Kemenakan, "Bako ka Rumah" dan lainnya.
Seluruh Niniak Mamak yang datang berpakaian lengkap sesuai Adat Kurai lengkap dengan Saluak dan Tongkatnya, juga Bundo Kanduang yang hadir membawa jinjingan di atas kepala.
"Prosesi memberikan gelar kepada anak kemenakan yang ber Khatam Al Quran memang sudah sangat jarang ditemukan kini, hari ini kami mengundang seluruh Niniak Mamak di wilayah Mandiangin dan sekitarnya untuk "Mamintak Sipaik" ke beliau dengan adanya pemberian gelar itu," kata Asril.
Ia menjelaskan, selain Niniak Mamak Kurai, Wali Kota Bukittinggi juga diundang untuk membuka dan menutup kegiatan Alek Nagari yang dilakukan dengan penerapan prokes itu.
"Acara "Malapeh Anak Kemenakan Ka Surau" itu kami lakukan di Rumah Gadang yang dihadiri oleh Niniak Mamak dan undangan lain, Alhamdulillah Bapak Wali Kota turut hadir sejak awal hingga ikut mengantarkan peserta Khatam ke Masjid Syukra Campago Ipuah," kata dia.
Sementara itu Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dalam sambutannya ikut merasakan bangga dengan prosesi adat yang berlandaskan ABS,SBK masih diterapkan dan dibangkitkan kembali di Campago Ipuah.
"Kita sebagai putra putri Minangkabau wajib bangga dengan masih terjaganya warisan lampau ABS,SBK dengan baik di setiap daerah, khususnya di Bukittinggi ini," kata Erman Safar.
Ia berpesan kepada peserta Khatam Al Quran di Campago Ipuah untuk terus memperdalam Ilmu Agama hingga akhir hayat.
"Kepada anak kemenakan kami, saya berpesan untuk terus mendalami Ilmu Agama, karena tokoh-tokoh Hebat kita di masa lalu mereka berhasil karena Agamanya, Tiga hal penting yaitu "Ka Surau, Ka Sekolah dan Ka Pasa," kata Erman Safar.
Dalam kesempatan itu Wali Kota juga menceritakan kisah Haji Miskin, Haji Piobang dan Haji Sumanik serta asal muasal perkembangan Ajaran Islam di Sumatera Barat di hadapan seluruh peserta Khatam.
Selain mencoba membangkitkan adat lama, panitia Khatam Al Quran di Campago Ipuah juga menyiarkan secara langsung prosesi dan kegiatan tersebut melalui media streaming hingga dapat disaksikan langsung oleh warga di Kampung dan Perantauan.*
"Sengaja kita mencoba menggali kembali adat istiadat Kurai Bukittinggi dalam penerapan perhelatan Khatam Quran anak kemenakan di Ipuah ini, semoga segala hal yang dulu dilakukan nenek moyang yang berkaitan erat dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS, SBK) dapat dibangkitkan lagi," kata Panitia Pelaksana Alek Nagari, Asril di Bukittinggi, Minggu.
Ia mengatakan, dalam kegiatan tersebut dilakukan berbagai prosesi Adat dimulai dari "Malapeh Anak Ka Surau", memberikan Gelar kepada Anak Kemenakan, "Bako ka Rumah" dan lainnya.
Seluruh Niniak Mamak yang datang berpakaian lengkap sesuai Adat Kurai lengkap dengan Saluak dan Tongkatnya, juga Bundo Kanduang yang hadir membawa jinjingan di atas kepala.
"Prosesi memberikan gelar kepada anak kemenakan yang ber Khatam Al Quran memang sudah sangat jarang ditemukan kini, hari ini kami mengundang seluruh Niniak Mamak di wilayah Mandiangin dan sekitarnya untuk "Mamintak Sipaik" ke beliau dengan adanya pemberian gelar itu," kata Asril.
Ia menjelaskan, selain Niniak Mamak Kurai, Wali Kota Bukittinggi juga diundang untuk membuka dan menutup kegiatan Alek Nagari yang dilakukan dengan penerapan prokes itu.
"Acara "Malapeh Anak Kemenakan Ka Surau" itu kami lakukan di Rumah Gadang yang dihadiri oleh Niniak Mamak dan undangan lain, Alhamdulillah Bapak Wali Kota turut hadir sejak awal hingga ikut mengantarkan peserta Khatam ke Masjid Syukra Campago Ipuah," kata dia.
Sementara itu Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dalam sambutannya ikut merasakan bangga dengan prosesi adat yang berlandaskan ABS,SBK masih diterapkan dan dibangkitkan kembali di Campago Ipuah.
"Kita sebagai putra putri Minangkabau wajib bangga dengan masih terjaganya warisan lampau ABS,SBK dengan baik di setiap daerah, khususnya di Bukittinggi ini," kata Erman Safar.
Ia berpesan kepada peserta Khatam Al Quran di Campago Ipuah untuk terus memperdalam Ilmu Agama hingga akhir hayat.
"Kepada anak kemenakan kami, saya berpesan untuk terus mendalami Ilmu Agama, karena tokoh-tokoh Hebat kita di masa lalu mereka berhasil karena Agamanya, Tiga hal penting yaitu "Ka Surau, Ka Sekolah dan Ka Pasa," kata Erman Safar.
Dalam kesempatan itu Wali Kota juga menceritakan kisah Haji Miskin, Haji Piobang dan Haji Sumanik serta asal muasal perkembangan Ajaran Islam di Sumatera Barat di hadapan seluruh peserta Khatam.
Selain mencoba membangkitkan adat lama, panitia Khatam Al Quran di Campago Ipuah juga menyiarkan secara langsung prosesi dan kegiatan tersebut melalui media streaming hingga dapat disaksikan langsung oleh warga di Kampung dan Perantauan.*