Bukittinggi (ANTARA) - Menjadi penyandang tunarungu tidak menjadi kendala bagi Asrafi Abrar (24) menyelesaikan kuliah dan mengikuti ujian skripsi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Bukittinggi.
"Asrafi merupakan mahasiswa pertama di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Bukittinggi yang berhasil melakukan Sidang Skripsi, ia mahasiswa yang gigih berjuang dalam kesehariannya," kata Wakil Dekan Fakultas Teknik UMSB Bukittinggi Hariyadi di Bukittinggi, Sabtu.
Ia mengatakan, mahasiswa yang menyandang Tuna Rungu itu dibantu penerjemah bahasa isyarat dalam melakukan Ujian Sidang Skripsi di Jurusan Teknik Sipil tersebut.
Tampak hampir seluruh pertanyaan Dosen Penguji mampu dijawab Asrafi dengan menggunakan media bahasa isyarat dan tulisan di papan tulis.
"Anak ini juga berprestasi di bidang olahraga Badminton, berkali-kali ia mewakili Kota Bukittinggi dan Sumatera Barat dalam perlombaan dan mendapatkan medali Paralimpik," kata Hariyadi.
Ketua Prodi Teknik Sipil yang juga menjadi Dosen Penguji, Surya Eka Priana mengatakan Asrafi berhasil menyelesaikan mata kuliahnya selama empat tahun dan memiliki IPK rata-rata tinggi.
"IPK nya mencapai 3,75 dan dalam proses perkuliahan selama ini tidak terjadi halangan berarti karena komunikasinya dibantu oleh Dosen dengan perlakuan khusus dan juga dibantu oleh rekan mahasiswa lainnya," kata dia.
Asrafi yang berasal dari Sungai Pua, Kabupaten Agam itu dengan dibantu oleh penerjemah dan aktivis Disabilitas Kota Bukittinggi, Robert bercita-cita menjadi seorang Arsitek dan pemain Badminton profesional.
"Dia berlima bersaudara dan selalu ingin berbaur dengan teman lainnya yang normal, Asrafi mau belajar dan tidak malu untuk meminta bantuan kepada rekan mahasiswa lain termasuk pengerjaan skripsi," kata dia.
Sementara itu, Pembantu Rektor III UM Sumatera Barat, Muhammad Abdi menegaskan bahwa pihak Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat siap menjadi Rumah Ramah Disabilitas kepada siapapun yang ingin mengejar pendidikannya.
"UM Sumatera Barat memastikan menerima mahasiswa dari Disabilitas, itu adalah Hak bagi Warga Negara Berkebutuhan Khusus, kami siap menjadi sahabat Disabilitas," tegasnya.
Ia menambahkan, UM Sumbar sebelumnya juga pernah memiliki mahasiswa dari kalangan Disabilitas atas nama Aisyah dengan Jurusan Ekonomi di Kota Padang yang berhasil Wisuda dan kemudian menjadi ASN di Pemkab Solok.
"Disabilitas bukan penghalang untuk mengejar pendidikan dan prestasi, kemauan dan kemampuan serta kerja keras lah yang sangat dibutuhkan untuk mencapai mimpi," tutupnya
"Asrafi merupakan mahasiswa pertama di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Bukittinggi yang berhasil melakukan Sidang Skripsi, ia mahasiswa yang gigih berjuang dalam kesehariannya," kata Wakil Dekan Fakultas Teknik UMSB Bukittinggi Hariyadi di Bukittinggi, Sabtu.
Ia mengatakan, mahasiswa yang menyandang Tuna Rungu itu dibantu penerjemah bahasa isyarat dalam melakukan Ujian Sidang Skripsi di Jurusan Teknik Sipil tersebut.
Tampak hampir seluruh pertanyaan Dosen Penguji mampu dijawab Asrafi dengan menggunakan media bahasa isyarat dan tulisan di papan tulis.
"Anak ini juga berprestasi di bidang olahraga Badminton, berkali-kali ia mewakili Kota Bukittinggi dan Sumatera Barat dalam perlombaan dan mendapatkan medali Paralimpik," kata Hariyadi.
Ketua Prodi Teknik Sipil yang juga menjadi Dosen Penguji, Surya Eka Priana mengatakan Asrafi berhasil menyelesaikan mata kuliahnya selama empat tahun dan memiliki IPK rata-rata tinggi.
"IPK nya mencapai 3,75 dan dalam proses perkuliahan selama ini tidak terjadi halangan berarti karena komunikasinya dibantu oleh Dosen dengan perlakuan khusus dan juga dibantu oleh rekan mahasiswa lainnya," kata dia.
Asrafi yang berasal dari Sungai Pua, Kabupaten Agam itu dengan dibantu oleh penerjemah dan aktivis Disabilitas Kota Bukittinggi, Robert bercita-cita menjadi seorang Arsitek dan pemain Badminton profesional.
"Dia berlima bersaudara dan selalu ingin berbaur dengan teman lainnya yang normal, Asrafi mau belajar dan tidak malu untuk meminta bantuan kepada rekan mahasiswa lain termasuk pengerjaan skripsi," kata dia.
Sementara itu, Pembantu Rektor III UM Sumatera Barat, Muhammad Abdi menegaskan bahwa pihak Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat siap menjadi Rumah Ramah Disabilitas kepada siapapun yang ingin mengejar pendidikannya.
"UM Sumatera Barat memastikan menerima mahasiswa dari Disabilitas, itu adalah Hak bagi Warga Negara Berkebutuhan Khusus, kami siap menjadi sahabat Disabilitas," tegasnya.
Ia menambahkan, UM Sumbar sebelumnya juga pernah memiliki mahasiswa dari kalangan Disabilitas atas nama Aisyah dengan Jurusan Ekonomi di Kota Padang yang berhasil Wisuda dan kemudian menjadi ASN di Pemkab Solok.
"Disabilitas bukan penghalang untuk mengejar pendidikan dan prestasi, kemauan dan kemampuan serta kerja keras lah yang sangat dibutuhkan untuk mencapai mimpi," tutupnya