Pesisir Selatan (ANTARA) - Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) Amping Parak adalah salah satu kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan yang bergerak di bidang konservasi, meski ditengah pandemi COVID-19 tetap lestari.

Kelompok ini didirikan atas inisiatif masyarakat yang peduli terhadap keberlanjutan dan kelestarian ekosistem pesisir dan penyu. Habitat penyu memang sering ditemukan di kawasan Pesisir Selatan, termasuk di Pantai Amping Parak Kecamatan Sutera.
 
LPPL Amping Parak berawal dari kegelisahan masyarakat sekitar yang melihat pantai tempat mereka berinteraksi setiap harinya mulai tergerus abrasi laut dan terlihat tandus karena kosongnya tanaman di pinggir pantai, seperti dirilis, Jumat

Berawal dari menanam pohon cemara laut, kawasan Amping Parak akhirnya menjelma menjadi kawasan konservasi laut yang hijau dan lestari, dipenuhi cemara laut, mangrove, dan semakin banyak penyu mendarat untuk bertelur.

Kegelisahan baru hadir. Ratusan telur penyu dijarah setiap malam di kawasan ini oleh nelayan-nelayan sekitar.

Padahal penyu merupakan sumber daya yang dilindungi sesuai undang-undang. Kelompok masyarakat yang memperbaiki kawasan tersebut akhirnya turut juga melindungi kelestarian telur penyu.

Ketua LPPL Amping Parak Haridman bercerita bahwa ia beserta beberapa pemuda bergerak swadaya sejak tahun 2000-an hingga akhirnya mendapatkan beberapa kucuran dana bantuan.

 ‘’Namun barulah pada tanggal 15 September 2017 kelompok LPPL Amping Parak memperoleh legalitas pemerintah sebagai Kelompok Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) Mitra Konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat,’’ lanjutnya, Kamis.

Pandemi yang terjadi sejak tahun lalu agaknya juga menggelisahkan kawasan konservasi Amping Parak. Ekonomi yang sulit membuat banyak pengurus tidak lagi melayani sepenuh hati dan waktu seperti sebelumnya. Beberapa rutinitas kawasan konservasi kekurangan bahan baku dan bantuan. 

‘’Kami sadar bahwa lingkungan harus dipelihara secara berkelanjutan. Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, kami tetap bekerja memelihara lingkungan. Pandemi adalah realita yang tidak dapat dihindari. Semoga kawasan konservasi ini tetap terjaga meskipun di tengah asa pandemi. Dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak kami nanti dengan tangan terbuka,’’ tutur Haridman. 

PLN sebagai instansi yang konsisten dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang tepat sasaran, kemudian mengupayakan bantuan pada LPPL Amping Parak.

Melalui PLN UIW Sumbar, PLN salurkan sarana Pelestarian konservasi penyu, yaitu berupa lima unit perahu kano dan 1 unit motor trail patroli dengan total bantuan Rp 67 Juta kepada LPPL Amping Parak pada Kamis (17/6) lalu. 
  Manajemen PLN UIW Sumbar melepas anak penyu di lokasi konservasi Ampiang Parak, Pesisir Selatan. (Antara/HO-PLN)
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di lobby PLN UIW Sumbar oleh Senior Manager Keuangan, Komunikasi & Umum (SRM KKU) Cipto Adi Sumartono kepada Haridman. Cipto berharap bantuan TJSL PLN dapat berdampak positif pada kawasan konservasi.

  ‘’Semoga bantuan ini dapat menunjang sarana pelestarian penyu di daerah Pesisir Selatan, khususnya kawasan ampang Parak. Agar konservasi penyu tetap lestari meskipun di tengah pandemi,’’ ujarnya, Kamis (17/06).*

Pewarta : Rls-Ant
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024