Pulau Punjung (ANTARA) - Kabupaten Dharmasraya tidak lama lagi bakal memiliki Masjid Agung. Masjid yang dibangun di atas lahan 67.193 meter itu dirancang untuk menjadi pusat peradaban agama Islam di daerah itu.
Masjid dengan dua lantai kemudian berdiri di Lintas Sumatera, tepatnya di Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung diperkirakan dapat menampung 13 ribu jemaah.
Masjid Agung memiliki arsitektur yang begitu elok dimana memiliki empat kubah dan empat menara. Jumlah itu melambangkan filosofi adat Minangkabau yaitu 'Tau Jo Nan Ampek'.
Bupati Sutan Riska didampingi Wabup tinjau masjid Agung Dharmasraya. (Antara/HO-hms)
Tau Jo Nan Ampek itu sendiri adalah, kato mandaki, kato mandata, kato manurun, dan kato malareng. Makna kata itu ialah seseorang harus pandai menjaga sikap kepada yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih kecil.
Masjid Agung juga menjadi penopang utama seluruh masjid dan surau yang berada di Dharmasraya. Menjadi tempat untuk menyiapkan generasi Dharmasraya yang religi.
Bahkan, untuk mempertahankan nilai setiap proyek infrastruktur yang sedang dan akan dikerjakan di daerah itu, pemerintah setempat terus memantau perkembangan pembangunannya.
Bupati Sutan Riska cek progres masjid Agung Dharmasraya. (Antara/HO-hms)
"Hal ini penting diperhatikan disamping memastikan kualitas dan masa pengerjaan sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak," kata Sutan Riska Tuanku Kerajaan, baru-baru ini.
Bupati dua periode itu mengatakan Anggaran pembangunan masjid ini mencapai Rp103 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) 2019 dan 2020.
Berkat kepiawaian dan kedekatan Sutan dengan pemerintah pusat pula, pemerintah setempat berhasil menggaet bantuan pusat untuk memperindah pusat pengembangan dan peningkatan ilmu agama bagi masyarakat setempat itu.
Progres masjid Agung Dharmasraya. (Antara/HO-hms)
"kita menerima alokasi dana dari pemerintah pusat sebanyak Rp16 miliar untuk pembangunan landscape Masjid Agung ini," sebut suami Dewi Lopita Sari ini.
Tidak hanya itu, Kata Sutan Riska, Masjid Agung juga dirancang sebagai pusat perekonomian, dengan mini market, rumah makan, dan lainnya. Juga menjadi rest area mengingat letaknya yang berada di Jalan Lintas Sumatera.
“Saya yakin, ini akan menjadi tempat yang ramai dan dapat meningkatkan perekonomian,” kata Sutan Riska.
Kabupaten Dharmasraya secara terus menerus memberdayakan usaha kecil dan menengah, mempersiapkan pengolahan produk siap saji dalam bentuk kemasan dan akan dijadikan sebagai andalan dalam rangka memanfaatkan peluang ekonomi di seputar Islamic Center.
“Seperti, produk pangan, restoran, sovenir khas Dharmasraya dan lainnya bakal hidupnya, tinggal bagaimana mengemasnya saja," ujarnya.
Masjid Agung Dharmasraya. (Antara/HO-hms)
Ke depan diharapkan asjid agung akan menjadi ikon baru Dharmasraya. Menjadi Islamic Center untuk pemberdayaan umat dan menjadi penopang utama seluruh masjid dan surau di Dharmasraya serta peningkatan perekonomian.
Masjid dengan dua lantai kemudian berdiri di Lintas Sumatera, tepatnya di Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung diperkirakan dapat menampung 13 ribu jemaah.
Masjid Agung memiliki arsitektur yang begitu elok dimana memiliki empat kubah dan empat menara. Jumlah itu melambangkan filosofi adat Minangkabau yaitu 'Tau Jo Nan Ampek'.
Tau Jo Nan Ampek itu sendiri adalah, kato mandaki, kato mandata, kato manurun, dan kato malareng. Makna kata itu ialah seseorang harus pandai menjaga sikap kepada yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih kecil.
Masjid Agung juga menjadi penopang utama seluruh masjid dan surau yang berada di Dharmasraya. Menjadi tempat untuk menyiapkan generasi Dharmasraya yang religi.
Bahkan, untuk mempertahankan nilai setiap proyek infrastruktur yang sedang dan akan dikerjakan di daerah itu, pemerintah setempat terus memantau perkembangan pembangunannya.
"Hal ini penting diperhatikan disamping memastikan kualitas dan masa pengerjaan sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak," kata Sutan Riska Tuanku Kerajaan, baru-baru ini.
Bupati dua periode itu mengatakan Anggaran pembangunan masjid ini mencapai Rp103 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) 2019 dan 2020.
Berkat kepiawaian dan kedekatan Sutan dengan pemerintah pusat pula, pemerintah setempat berhasil menggaet bantuan pusat untuk memperindah pusat pengembangan dan peningkatan ilmu agama bagi masyarakat setempat itu.
"kita menerima alokasi dana dari pemerintah pusat sebanyak Rp16 miliar untuk pembangunan landscape Masjid Agung ini," sebut suami Dewi Lopita Sari ini.
Tidak hanya itu, Kata Sutan Riska, Masjid Agung juga dirancang sebagai pusat perekonomian, dengan mini market, rumah makan, dan lainnya. Juga menjadi rest area mengingat letaknya yang berada di Jalan Lintas Sumatera.
“Saya yakin, ini akan menjadi tempat yang ramai dan dapat meningkatkan perekonomian,” kata Sutan Riska.
Kabupaten Dharmasraya secara terus menerus memberdayakan usaha kecil dan menengah, mempersiapkan pengolahan produk siap saji dalam bentuk kemasan dan akan dijadikan sebagai andalan dalam rangka memanfaatkan peluang ekonomi di seputar Islamic Center.
“Seperti, produk pangan, restoran, sovenir khas Dharmasraya dan lainnya bakal hidupnya, tinggal bagaimana mengemasnya saja," ujarnya.
Ke depan diharapkan asjid agung akan menjadi ikon baru Dharmasraya. Menjadi Islamic Center untuk pemberdayaan umat dan menjadi penopang utama seluruh masjid dan surau di Dharmasraya serta peningkatan perekonomian.