Lubukbasung (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Wahyu Sakti Trenggono mengunjungi Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat untuk melihat secara dekat kondisi danau vulkanik itu, Kamis (3/6).
Kedatangan menteri itu didampingi para Direktur Jendral, Anggota DPD RI Ema Yohana, Anggota DPRRI Ermanto, Wakil Gubernur Sumbar Audi Joinaldi dan lainnya.
Sesampai di lokasi Objek Wisata Linggai Park, Menteri langsung melihat kondisi danau dengan Bupati Agam Andri Warma dan pejabat lainnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan menerima proposal dari Bupati Agam disela-sela kunjungan melihat kondisi Danau Maninjau. (Antara/HO-hms)
"Kedatangan saya ke sini untuk mendapatkan data yang akan dibahas dalam rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan pada 17 Juni 2021," katanya
Ia mengatakan, bagi masyarakat yang mengantungkan hidup di keramba jaring apung ditawarkan untuk budidaya ikan air tenang di daratan.
Untuk itu, Pemkab Agam harus mencarikan lahan untuk relokasi mereka yang mengantungkan hidup di danau.
"Saat saya mengunjungi Kabupaten Limapuluh Kota, banyak masyarakat berbudidaya ikan air tawar, sementara daerah itu dengan kondisi perbukitan," katanya.
Menteri dan Bupati Agam sedang membahas kondisi Danau Maninjau. (Antara/HO-hms)
Pihaknya akan menurunkan tim untuk mengkaji kondisi lokasi dalam pengembangan budidaya ikan itu.
Mantan Wakil Menteri Pertahanan itu tidak setuju akan dilakukan program zonasi dengan jumlah keramba jaring apung 6.000 petak dalam mengatasi pencemaran danau.
Kondisi itu bisa mengakibatkan terjadinya kecemburuan sosial dan akan terjadi gejolak sosial antar masyarakat.
"Kalau mau dibersihkan, harus dibersihkan semuanya dan mereka harus keluar dari danau untuk berusaha di bidang perikanan," katanya.
Bupati Agam Andri Warman menjelaskan kondisi danau ke Menteri. (Antara/HO-hms)
Sementara Bupati Agam, Andri Warman menambahkan pihaknya akan menjalankan solusi yang diberikan itu.
"Masukan itu kami bahas dan akan kita sikapi demi penyelamatan danau," katanya.
Ia menambahkan, Danau Maninjau merupakan ikon dari Sumbar pada 1980 sampai 1990, sehingga menjadi tujun wisatawan.
Namun dengan berkembangnya keramba jaring apung, menjadi beban pencemaran air danau akibat sisa pakan ikan.
Saat ini, Pemkab Agam sedang melakukan pendataan jumlah keramba jaring apung, pemilik dan alamat pemilik. Pada 17 Juni 2021 akan melakukan rapat secara virtual dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kita menargetkan Danau Maninjau bersih pada 2022," katanya.
Melihat disain pengembangan Objek Wisata Linggai. (Antara/HO-hms)
Wakil Gubernur Sumbar, Audi Joinaldi mengatakan bakal melakukan penebaran bibit ikan di danau vulkanik, membantu nelayan alat tangkap dan mesin tempel.
"Kita mempunyai program dan proses dalam penyelamatan danau. Sudah tiga menteri mengunjungi danau dalam beberapa bulan terakhir," katanya. (*)
Kedatangan menteri itu didampingi para Direktur Jendral, Anggota DPD RI Ema Yohana, Anggota DPRRI Ermanto, Wakil Gubernur Sumbar Audi Joinaldi dan lainnya.
Sesampai di lokasi Objek Wisata Linggai Park, Menteri langsung melihat kondisi danau dengan Bupati Agam Andri Warma dan pejabat lainnya.
"Kedatangan saya ke sini untuk mendapatkan data yang akan dibahas dalam rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan pada 17 Juni 2021," katanya
Ia mengatakan, bagi masyarakat yang mengantungkan hidup di keramba jaring apung ditawarkan untuk budidaya ikan air tenang di daratan.
Untuk itu, Pemkab Agam harus mencarikan lahan untuk relokasi mereka yang mengantungkan hidup di danau.
"Saat saya mengunjungi Kabupaten Limapuluh Kota, banyak masyarakat berbudidaya ikan air tawar, sementara daerah itu dengan kondisi perbukitan," katanya.
Pihaknya akan menurunkan tim untuk mengkaji kondisi lokasi dalam pengembangan budidaya ikan itu.
Mantan Wakil Menteri Pertahanan itu tidak setuju akan dilakukan program zonasi dengan jumlah keramba jaring apung 6.000 petak dalam mengatasi pencemaran danau.
Kondisi itu bisa mengakibatkan terjadinya kecemburuan sosial dan akan terjadi gejolak sosial antar masyarakat.
"Kalau mau dibersihkan, harus dibersihkan semuanya dan mereka harus keluar dari danau untuk berusaha di bidang perikanan," katanya.
Sementara Bupati Agam, Andri Warman menambahkan pihaknya akan menjalankan solusi yang diberikan itu.
"Masukan itu kami bahas dan akan kita sikapi demi penyelamatan danau," katanya.
Ia menambahkan, Danau Maninjau merupakan ikon dari Sumbar pada 1980 sampai 1990, sehingga menjadi tujun wisatawan.
Namun dengan berkembangnya keramba jaring apung, menjadi beban pencemaran air danau akibat sisa pakan ikan.
Saat ini, Pemkab Agam sedang melakukan pendataan jumlah keramba jaring apung, pemilik dan alamat pemilik. Pada 17 Juni 2021 akan melakukan rapat secara virtual dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kita menargetkan Danau Maninjau bersih pada 2022," katanya.
Wakil Gubernur Sumbar, Audi Joinaldi mengatakan bakal melakukan penebaran bibit ikan di danau vulkanik, membantu nelayan alat tangkap dan mesin tempel.
"Kita mempunyai program dan proses dalam penyelamatan danau. Sudah tiga menteri mengunjungi danau dalam beberapa bulan terakhir," katanya. (*)