Lubukbasung (ANTARA) - Yusneti (64) warga Sikabu, Nagari Kampuang Tangah, Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat berharap pemerintah setempat membantu perbaikan rumah refresentatif, sehingga mereka bisa tinggal di rumah yang layak huni.
"Kami berharap bantuan itu, agar saya dan empat cucu bisa tinggal di rumah yang layak huni," katanya dihadapan pengurus PWI Agam saat berbuka puasa di rumahnya, Jumat.
Saat ini, tambahnya ia beserta empat cucu tinggal di rumah tidak layak huni yang dibangun pada 2018.
Rumah berukuran 6X4 meter itu dalam kondisi tidak layak huni, karena belum selesai dan masih bocor akibat sebagian atap dari rumbia.
Dengan kondisi itu, air masuk apabila curah hujan tinggi melanda daerah itu.
"Cucu saya pernah berucap kapan kita tinggal di rumah yang layak seperti rumah tetangga," katanya.
Ia menambahkan, biaya hidup hanya mengandalkan dari penjualan telur ayam, menjual kue milik orang dan bantuan dari anak perempuan di Pakanbaru.
"Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan bahan kebutuhan pokok dari pengurus PWI Agam," katanya.
Sementara Wali Nagari Kampuang Tangah, Mulyadi menambahkan Yusneti mendapatkan bantuan dari pemerintah nagari.
"Kita berusaha membantu untuk usaha berupa ternak ayam," katanya.
Ketua PWI Agam, Mursyidi menambahkan pihaknya akan mengusulkan untuk pembangunan rumah itu ke Pemkab Agam dan Baznas Agam.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemda Agam dan Baznas Agam, agar bisa membantu rumah tersebut," katanya.
Bantuan bahan kebutuhan pokok yang diserahkan itu berasal dari Baznas Agam dan pengurus PWI Agam juga melakukan buka bersama di rumah itu.
Sebelumnya PWI Agam juga mengadakan Safari Ramadhan di empat masjid.
Kegiatan itu merupakan program bakti sosial PWI Agam selama Ramadhan 1442 Hijriyah.
"Mudah-mudahan bantuan itu bermanfaat bagi warga," katanya. ***3***
"Kami berharap bantuan itu, agar saya dan empat cucu bisa tinggal di rumah yang layak huni," katanya dihadapan pengurus PWI Agam saat berbuka puasa di rumahnya, Jumat.
Saat ini, tambahnya ia beserta empat cucu tinggal di rumah tidak layak huni yang dibangun pada 2018.
Rumah berukuran 6X4 meter itu dalam kondisi tidak layak huni, karena belum selesai dan masih bocor akibat sebagian atap dari rumbia.
Dengan kondisi itu, air masuk apabila curah hujan tinggi melanda daerah itu.
"Cucu saya pernah berucap kapan kita tinggal di rumah yang layak seperti rumah tetangga," katanya.
Ia menambahkan, biaya hidup hanya mengandalkan dari penjualan telur ayam, menjual kue milik orang dan bantuan dari anak perempuan di Pakanbaru.
"Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan bahan kebutuhan pokok dari pengurus PWI Agam," katanya.
Sementara Wali Nagari Kampuang Tangah, Mulyadi menambahkan Yusneti mendapatkan bantuan dari pemerintah nagari.
"Kita berusaha membantu untuk usaha berupa ternak ayam," katanya.
Ketua PWI Agam, Mursyidi menambahkan pihaknya akan mengusulkan untuk pembangunan rumah itu ke Pemkab Agam dan Baznas Agam.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemda Agam dan Baznas Agam, agar bisa membantu rumah tersebut," katanya.
Bantuan bahan kebutuhan pokok yang diserahkan itu berasal dari Baznas Agam dan pengurus PWI Agam juga melakukan buka bersama di rumah itu.
Sebelumnya PWI Agam juga mengadakan Safari Ramadhan di empat masjid.
Kegiatan itu merupakan program bakti sosial PWI Agam selama Ramadhan 1442 Hijriyah.
"Mudah-mudahan bantuan itu bermanfaat bagi warga," katanya. ***3***