Washington, (ANTARA) - Badan Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat pada Rabu (28/4) memerintahkan perusahaan Boeing Co untuk memperbaiki masalah ikatan dalam sistem kelistrikan beberapa pesawat 737 MAX-nya.
Masalah dalam sistem kelistrikan 737 MAX itu dapat menyebabkan hilangnya perlindungan mesin pesawat dari es dan fungsi penting di dek penerbangan.
FAA mengatakan masalah tersebut memengaruhi 109 pesawat di seluruh dunia yang dikirim ke maskapai-maskapai penerbangan, termasuk 71 di Amerika Serikat.
FAA memperingatkan bahwa, jika tidak diperbaiki, masalah sistem kelistrikan tersebut "dapat memengaruhi pengoperasian sistem tertentu, termasuk perlindungan mesin dari es, dan mengakibatkan hilangnya fungsi kritis dan/atau beberapa efek dek penerbangan simultan, yang dapat menghalangi penerbangan dan pendaratan aman yang berkelanjutan".
Totalnya, ada tiga lagi pesawat yang terdampak dibandingkan jumlah yang diperkirakan sebelumnya. Boeing mengidentifikasi pesawat-pesawat lainnya yang juga terpengaruh.
Sebelumnya, Boeing mengonfirmasi penghentian pengiriman pesawat 737 MAX karena masalah listrik.
FAA mengatakan "pesawat yang terkena dampak diproduksi setelah perubahan desain pada awal 2019."
Ada lebih dari 300 pesawat tambahan yang tidak terkirim yang harus diperbaiki Boeing, menurut dokumen FAA dan sejumlah narasumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.
Boeing pada 7 April merekomendasikan operator menghentikan penerbangan karena sedang memperbaiki masalah sistem tenaga listrik.
Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sepenuhnya mendukung "arahan FAA untuk mengatasi masalah kelistrikan yang diidentifikasi di lokasi tertentu di dek penerbangan beberapa pesawat 737 MAX.
"Kami telah bekerja sama dengan FAA dan pelanggan kami untuk menyelesaikan dua buletin layanan perbaikan yang akan memastikan jalur dasar yang memadai di area yang bermasalah pada pesawat MAX 737.
Kepala Eksekutif Boeing Dave Calhoun pada Rabu (28/4) dalam sebuah surat elektronik menyampaikan kepada karyawan bahwa perusahaan sedang "menyelesaikan rencana dan dokumentasi dengan FAA untuk menguraikan proses yang diperlukan bagi operator untuk mengembalikan pesawat mereka untuk layanan perbaikan."
Sumber: Reuters
Masalah dalam sistem kelistrikan 737 MAX itu dapat menyebabkan hilangnya perlindungan mesin pesawat dari es dan fungsi penting di dek penerbangan.
FAA mengatakan masalah tersebut memengaruhi 109 pesawat di seluruh dunia yang dikirim ke maskapai-maskapai penerbangan, termasuk 71 di Amerika Serikat.
FAA memperingatkan bahwa, jika tidak diperbaiki, masalah sistem kelistrikan tersebut "dapat memengaruhi pengoperasian sistem tertentu, termasuk perlindungan mesin dari es, dan mengakibatkan hilangnya fungsi kritis dan/atau beberapa efek dek penerbangan simultan, yang dapat menghalangi penerbangan dan pendaratan aman yang berkelanjutan".
Totalnya, ada tiga lagi pesawat yang terdampak dibandingkan jumlah yang diperkirakan sebelumnya. Boeing mengidentifikasi pesawat-pesawat lainnya yang juga terpengaruh.
Sebelumnya, Boeing mengonfirmasi penghentian pengiriman pesawat 737 MAX karena masalah listrik.
FAA mengatakan "pesawat yang terkena dampak diproduksi setelah perubahan desain pada awal 2019."
Ada lebih dari 300 pesawat tambahan yang tidak terkirim yang harus diperbaiki Boeing, menurut dokumen FAA dan sejumlah narasumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.
Boeing pada 7 April merekomendasikan operator menghentikan penerbangan karena sedang memperbaiki masalah sistem tenaga listrik.
Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sepenuhnya mendukung "arahan FAA untuk mengatasi masalah kelistrikan yang diidentifikasi di lokasi tertentu di dek penerbangan beberapa pesawat 737 MAX.
"Kami telah bekerja sama dengan FAA dan pelanggan kami untuk menyelesaikan dua buletin layanan perbaikan yang akan memastikan jalur dasar yang memadai di area yang bermasalah pada pesawat MAX 737.
Kepala Eksekutif Boeing Dave Calhoun pada Rabu (28/4) dalam sebuah surat elektronik menyampaikan kepada karyawan bahwa perusahaan sedang "menyelesaikan rencana dan dokumentasi dengan FAA untuk menguraikan proses yang diperlukan bagi operator untuk mengembalikan pesawat mereka untuk layanan perbaikan."
Sumber: Reuters