Padang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan warga bermukim di sepanjang pesisir barat Sumatera Barat agar tetap mewaspadai potensi gempa dan tsunami.
"Jadi antara Mentawai dan Enggano ada potensi energi gempa yang belum lepas, solusinya adalah mitigasi tidak boleh berhenti dan terus meningkatkan kesiap-siagaan," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Padang, Kamis usai meninjau penanganan abrasi Pantai Padang.
Menurutnya karena gempa dan tsunami tidak bisa diketahui kapan waktunya masyarakat diimbau jangan panik tetap waspada dan terus mempersiapkan diri.
Walau pun masyarakat di pesisir barat Sumbar sudah terbiasa melakukan latihan mitigasi ia mengingatkan tidak boleh berhenti.
"Latihan kesiap-siagaan harus terus dilakukan," katanya berpesan.
Ia berharap warga Sumbar terutama yang bermukim di tempat yang rawan dan padat penduduk harus terus berlatih.
Kemudian untuk mengantisipasi jika ada gempa pada malam hari ia menyarankan menggunakan peralatan tradisional seperti menempatkan kaleng di dekat tempat tidur sehingga ketika gempa bisa berbunyi.
Kalau tidak ada shelter di pinggir pantai maka bisa melakukan mitigasi ke bangunan tinggi atau pepohonan yang ada di sekitar.
"Belajar dari gempa di Aceh banyak orang selamat karena memanjat dan berlindung di pohon," katanya.
Ia menyampaikan hal ini juga memberi pesan manusia harus bersahabat dengan alam, menjaga lingkungan karena pada saat terjadi bencana alam bisa menyelamatkan kita.
Doni menilai terkait kesiap-siagaan di Sumbar sudah cukup bagus tapi harus terus diingatkan.
"Selain itu harus ada standar operasional prosedur yang jelas di masyarakat apa yang harus dilakukan saat gempa dan tsunami yang dilakukan lewat latihan rutin," katanya.
"Jadi antara Mentawai dan Enggano ada potensi energi gempa yang belum lepas, solusinya adalah mitigasi tidak boleh berhenti dan terus meningkatkan kesiap-siagaan," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Padang, Kamis usai meninjau penanganan abrasi Pantai Padang.
Menurutnya karena gempa dan tsunami tidak bisa diketahui kapan waktunya masyarakat diimbau jangan panik tetap waspada dan terus mempersiapkan diri.
Walau pun masyarakat di pesisir barat Sumbar sudah terbiasa melakukan latihan mitigasi ia mengingatkan tidak boleh berhenti.
"Latihan kesiap-siagaan harus terus dilakukan," katanya berpesan.
Ia berharap warga Sumbar terutama yang bermukim di tempat yang rawan dan padat penduduk harus terus berlatih.
Kemudian untuk mengantisipasi jika ada gempa pada malam hari ia menyarankan menggunakan peralatan tradisional seperti menempatkan kaleng di dekat tempat tidur sehingga ketika gempa bisa berbunyi.
Kalau tidak ada shelter di pinggir pantai maka bisa melakukan mitigasi ke bangunan tinggi atau pepohonan yang ada di sekitar.
"Belajar dari gempa di Aceh banyak orang selamat karena memanjat dan berlindung di pohon," katanya.
Ia menyampaikan hal ini juga memberi pesan manusia harus bersahabat dengan alam, menjaga lingkungan karena pada saat terjadi bencana alam bisa menyelamatkan kita.
Doni menilai terkait kesiap-siagaan di Sumbar sudah cukup bagus tapi harus terus diingatkan.
"Selain itu harus ada standar operasional prosedur yang jelas di masyarakat apa yang harus dilakukan saat gempa dan tsunami yang dilakukan lewat latihan rutin," katanya.