Batusangkar (ANTARA) - Warga Nagari Andaleh Baruah Bukik, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mulai memproduksi buah kolang-kaling sebagai salah satu kebutuhan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya bulan Ramadhan menjadi momen untuk menambah rezeki bagi masyarakat setempat.
"Usaha produksi buah kolang kaling merupakan salah satu usaha bagi masyarakat Andaleh Baruah Bukik terutama jelang masuknya bulan puasa ini untuk menambah kemasukan dari hasil jual itu," kata salah seorang warga yang memproduksi buah kolang kaling Aidil di Andaleh Baruah Bukik, Kamis.
Ia mengatakan setiap menjelang bulan puasa ia keluar masuk hutan mencari buah aren untuk dijadikan kolang-kaling, bahkan sepekan menjelang Ramadhan buah aren itu sudah mulai dicari bahkan hingga keluar daerah.
"Ini kami dapatkan di Nagari Sungai Jambu Pariangan, karena di Nagari Andaleh Baruah Bukik sudah tidak seberapa dan masyarakat yang mengolah juga banyak," katanya.
Ia mengatakan kolang-kaling merupakan salah satu usaha musiman bagi masyarakat setempat dan sudah berjalan turun temurun semenjak puluhan tahun lalu.
Karena bernilai ekonomi dan banyak diminati untuk santapan di bulan puasa, masyarakat setempat memanfaatkan momen tersebut untuk dijual.
Untuk satu kilo buah kolang kaling bisa dijual ke pengepul mulai dari harga Rp6.000 hingga mencapai Rp9.000 perkilo gramnya, buah itu dipasarkan ke Provinsi Jambi, Riau bahkan ke Pulau Jawa.
"Sebenarnya dihari biasapun di Andaleh Baruah Bukik masih ada warga yang memproduksi tapi hanya sebagian orang saja, tapi kalau jelang Ramadhan bisa dikatakan semua orang menekuni usaha kolang kaling ini," katanya.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya bulan Ramadhan menjadi momen untuk menambah rezeki bagi masyarakat setempat.
"Usaha produksi buah kolang kaling merupakan salah satu usaha bagi masyarakat Andaleh Baruah Bukik terutama jelang masuknya bulan puasa ini untuk menambah kemasukan dari hasil jual itu," kata salah seorang warga yang memproduksi buah kolang kaling Aidil di Andaleh Baruah Bukik, Kamis.
Ia mengatakan setiap menjelang bulan puasa ia keluar masuk hutan mencari buah aren untuk dijadikan kolang-kaling, bahkan sepekan menjelang Ramadhan buah aren itu sudah mulai dicari bahkan hingga keluar daerah.
"Ini kami dapatkan di Nagari Sungai Jambu Pariangan, karena di Nagari Andaleh Baruah Bukik sudah tidak seberapa dan masyarakat yang mengolah juga banyak," katanya.
Ia mengatakan kolang-kaling merupakan salah satu usaha musiman bagi masyarakat setempat dan sudah berjalan turun temurun semenjak puluhan tahun lalu.
Karena bernilai ekonomi dan banyak diminati untuk santapan di bulan puasa, masyarakat setempat memanfaatkan momen tersebut untuk dijual.
Untuk satu kilo buah kolang kaling bisa dijual ke pengepul mulai dari harga Rp6.000 hingga mencapai Rp9.000 perkilo gramnya, buah itu dipasarkan ke Provinsi Jambi, Riau bahkan ke Pulau Jawa.
"Sebenarnya dihari biasapun di Andaleh Baruah Bukik masih ada warga yang memproduksi tapi hanya sebagian orang saja, tapi kalau jelang Ramadhan bisa dikatakan semua orang menekuni usaha kolang kaling ini," katanya.