Lubuksikaping (ANTARA) - Jembatan penghubung antar kampung Air Lundang Mudiak ke kampung Sialang di Jorong Parit Batu, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) semakin rusak karena belum diperbaiki pemerintah.
"Rusaknya jembatan itu sekitar tahun 2020, akibat hujan deras sehingga mobil roda empat tidak bisa lewat dan roda dua harus ekstra hati-hati," kata salah seorang warga Osni di Parit Batu, Selasa.
Jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk membawa hasil pertanian, serta anak-anak untuk berangkat ke sekolah.
Ia mengatakan masyarakat telah melakukan gotong royong membuat jembatan dari batang pohon kelapa dan kayu, panjangnya sekitar 6 meter.
Sampai saat ini jembatan semakin hari semakin rusak, padahal satu-satunya penghubung antar kampung.
Terdapat lubang di sekitar jembatan karena kayu sudah banyak lapuk, jika dibiarkan terus-menerus maka akan membahayakan bagi pengguna pejalan kaki dan kendaraan motor.
"Kepada pemerintah dan DPRD Kabupaten Pasaman untuk segera memperbaiki jembatan itu demi memperlancar kebutuhan perekenomian serta pendidikan setempat," ujarnya.
Sementara itu Camat Tigo Nagari Budi mengatakan jumlah jembatan yang rusak yakni sembilan jembatan, termasuk jembatan penghubung antar kampung lundang mudiak ke kampung sialang.
Terkait jembatan rusak sudah di usulkan ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan dan masuk prioritas Bupati Pasaman - Wakil Bupati Pasaman.
Selanjutnya Anggota DPRD Pasaman komitmen mengawal sampai pelaksanaan pembangunan selesai.
Ia berharap pembangunan di Kecamatan Tigo Nagari masuk kedalam rencana kerja Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pasaman.
"Rusaknya jembatan itu sekitar tahun 2020, akibat hujan deras sehingga mobil roda empat tidak bisa lewat dan roda dua harus ekstra hati-hati," kata salah seorang warga Osni di Parit Batu, Selasa.
Jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk membawa hasil pertanian, serta anak-anak untuk berangkat ke sekolah.
Ia mengatakan masyarakat telah melakukan gotong royong membuat jembatan dari batang pohon kelapa dan kayu, panjangnya sekitar 6 meter.
Sampai saat ini jembatan semakin hari semakin rusak, padahal satu-satunya penghubung antar kampung.
Terdapat lubang di sekitar jembatan karena kayu sudah banyak lapuk, jika dibiarkan terus-menerus maka akan membahayakan bagi pengguna pejalan kaki dan kendaraan motor.
"Kepada pemerintah dan DPRD Kabupaten Pasaman untuk segera memperbaiki jembatan itu demi memperlancar kebutuhan perekenomian serta pendidikan setempat," ujarnya.
Sementara itu Camat Tigo Nagari Budi mengatakan jumlah jembatan yang rusak yakni sembilan jembatan, termasuk jembatan penghubung antar kampung lundang mudiak ke kampung sialang.
Terkait jembatan rusak sudah di usulkan ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan dan masuk prioritas Bupati Pasaman - Wakil Bupati Pasaman.
Selanjutnya Anggota DPRD Pasaman komitmen mengawal sampai pelaksanaan pembangunan selesai.
Ia berharap pembangunan di Kecamatan Tigo Nagari masuk kedalam rencana kerja Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pasaman.