Padang Aro (ANTARA) - Site Support Manager PT Supreme Energy Muaralaboh, Yulnofrins Napilus mengatakan cadangan uap yang ada sudah lebih dari cukup untuk masuk ke pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) tahap II di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
"Cadangan uap cukup untuk mendapatkan 70 megawatt di tahap II walaupun masih melakukan penambahan sumur produksi kemungkinan tidak banyak hanya sekitar empat atau lima sumur," katanya di Padang Aro, Selasa.
Dia mengatakan, sampai saat ini untuk pengembangan panas bumi tahap II di Solok Selatan belum ada perkembangan lebih jauh.
Pandemi COVID-19, katanya menjadi kendala dari perusahaan untuk berdiskusi dengan semua pihak terutama Kementerian ESDM dan PLN.
"Kami masih mengupayakan pembahasan tahap II ke pusat agar bisa lebih cepat direalisasikan," ujarnya.
Sekarang, managemen PT Supreme Energy belum bisa menjawab kapan bisa dimulai pengembangan panas bumi tahap II.
Menurut dia, semakin cepat pembangunan tahap dua akan lebih bagus sebab akan mendukung peredaran uang di Solok Selatan.
"Dengan banyaknya peredaran uang maka perekonomian masyarakat juga bergerak," ujarnya.
Nilai investasi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi tahap II di Kabupaten Solok Selatan sekitar Rp5 triliun.
Segala perizinan untuk memasuki tahap II sudah selesai sekarang hanya menunggu keputusan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) tentang kepastian harga.
Selain itu investor dari PT Supreme Energy sendiri secara teknis dan finansial sudah siap untuk memasuki proses tahap dua.
Untuk proyek PLTP tahap pertama PT Supreme Energy Muaralaboh berhasil mendapatkan listrik 85 megawatt dari target awal 80 megawatt.
Sebelumnya Pelaksana tugas Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman mendorong agar produksi panas
bumi tahap II oleh PT Supreme Energy segera dimulai.
"Panas bumi oleh PT Supreme Energy di Solok Selatan sudah terbukti tahap pertama itu manfaatnya seperti kepada masyarakat, lapangan kerja dan sekarang ada pemasukan ke PAD," ujarnya.
Selain itu, juga ada keuntungan bagi daerah dan masyarakat dari corporate social responsibility (CSR) serta pengembangan kawasan di sekitarnya.
"Cadangan uap cukup untuk mendapatkan 70 megawatt di tahap II walaupun masih melakukan penambahan sumur produksi kemungkinan tidak banyak hanya sekitar empat atau lima sumur," katanya di Padang Aro, Selasa.
Dia mengatakan, sampai saat ini untuk pengembangan panas bumi tahap II di Solok Selatan belum ada perkembangan lebih jauh.
Pandemi COVID-19, katanya menjadi kendala dari perusahaan untuk berdiskusi dengan semua pihak terutama Kementerian ESDM dan PLN.
"Kami masih mengupayakan pembahasan tahap II ke pusat agar bisa lebih cepat direalisasikan," ujarnya.
Sekarang, managemen PT Supreme Energy belum bisa menjawab kapan bisa dimulai pengembangan panas bumi tahap II.
Menurut dia, semakin cepat pembangunan tahap dua akan lebih bagus sebab akan mendukung peredaran uang di Solok Selatan.
"Dengan banyaknya peredaran uang maka perekonomian masyarakat juga bergerak," ujarnya.
Nilai investasi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi tahap II di Kabupaten Solok Selatan sekitar Rp5 triliun.
Segala perizinan untuk memasuki tahap II sudah selesai sekarang hanya menunggu keputusan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) tentang kepastian harga.
Selain itu investor dari PT Supreme Energy sendiri secara teknis dan finansial sudah siap untuk memasuki proses tahap dua.
Untuk proyek PLTP tahap pertama PT Supreme Energy Muaralaboh berhasil mendapatkan listrik 85 megawatt dari target awal 80 megawatt.
Sebelumnya Pelaksana tugas Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman mendorong agar produksi panas
bumi tahap II oleh PT Supreme Energy segera dimulai.
"Panas bumi oleh PT Supreme Energy di Solok Selatan sudah terbukti tahap pertama itu manfaatnya seperti kepada masyarakat, lapangan kerja dan sekarang ada pemasukan ke PAD," ujarnya.
Selain itu, juga ada keuntungan bagi daerah dan masyarakat dari corporate social responsibility (CSR) serta pengembangan kawasan di sekitarnya.