Lubukbasung (ANTARA) - Syafruddin Datuak Tan Majolelo mengatakan pengangkatan dan pemberhentian seorang menjadi datuak bukan dari  pihak lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) Bawan, Kecamatan Ampeknagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tetapi kaum mereka.


"KAN tidak bisa memberhentikan seorang menjadi datuak dan yang bisa memberhentikan merupakan kaum atau anak kemenakan," katanya di Lubukbasung, Senin.


Ia menambahkan, pengangkatan tiga orang menjadi datuak atau penghulu dilakukan pada Rabu (25/11), merupakah haknya karena ia menjabat sebagai basa nan barampek atau derajat dalam kaum teratas.


Tiga penghulu yang diangkatnya yakni, Egi Marsaf Putra diangkat sebagai Datuak Jelo Tanjuang, Imwarizal sebagai Datuak Tan Majolelo dan Muhammad Hasim sebagai Datuak Makhudum.


"Tiga orang yang saya angkat menjadi datuak sudah hak mereka dan tidak menyalahi aturan dalam proses pengangkatan seorang datuak," katanya.


Untuk prosesi pengukuhan tiga datuak di Balai Adat Rajo Babandiang di Kota Padang Panjang, tambahnya itu merupakan kesepakatan dari kaum setelah izin keramaian dari Polres Agam tidak keluar dengan alasan COVID-19.


Namun proses pengukuhan gelar datuak itu tidak menyalahi aturan, karena keturunan masyarakat Bawan berasal dari Pagaruyuang Kabupaten Tanah Datar atau luhak nan tuo.


"Kami telah berkoodinasi dan menemui Syahril Amga Datuak Rajo Indo dari Pagaruyuang. Dari keterangan Syharil Amga Datuak Rajo Indo, KAN tidak bisa mengangkat atau memberhentikan datuak," katanya.


Sementara Muhammad Hasim Datuak Makhudum menambahkan ulayat Nagari Bawan merupakan milik dari basa nan barampek yakni, Datuak Mangkuto Marajo, Datuak Makhudum, Datuak Tan Majolelo dan Datuak Sardeo.


"Datuak Sardeo sudah lama tidak ada dan tidak ada pengukuhan. Tujuh datuak lainnya lahir setelah basa nan barampek itu," katanya.


Ia menambahkan, permasalahan pengangkatan datuak itu terjadi setelah pihak dari basa nan barampek memberikan kepercayaan kepada datuak di dalam lembaga KAN.


Namun berselang waktu, basa nan barampek mulai ditinggalkan terkait pengelolaan plasma di PT AMP Plantation.


"Kami mulai ditinggalkan sampai kini, sehingga kami bergerak dengan mengukuhkan gelar datuak dari basa nan barampek," katanya.


Tokoh Masyarakat Bawan, Rustian mengatakan pengukuhan Aprianto sebagai Datuak Tan Majolelo sebagai tandingan Datuak Tan Majolelo.


Sebelumnya, Aprianto telah ditawarkan sebagai pemangku Datuak Tan Majolelo dan ia menolak berbagai alasan.


"Dengan dikukuhkan Imwarizal sebagai Datuak Tan Majolelo, maka Aprianto dikukuhkan KAN Bawan sebagai datuak," katanya.



 

Pewarta : Yusrizal
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024