Lubukbasung,  (ANTARA) - Dua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mendapatkan bantuan kolam bioflok untuk budidaya ikan lele guna mengalihkan ketergantungan petani dari Danau Maninjau ke kolam darat karena danau vulkanik dalam kondisi tercemar berat.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Jumat, mengatakan Pokdakan yang mendapatkan bantuan itu yakni Pokdakan Saralun di Jorong Batuang Panjang, Nagari Sungai Batang dan Pokdakan Pulau Harapan Tanjung Sani.

"Bantuan bioplok itu merupakan program demplot atau metode penyuluhan langsung kepada petani dengan membuat lahan percontohan untuk mendorong produktifitas dan hasil perikanan," katanya.

Ia mengatakan, bioplok Pokdakan Saralun merupakan bantuan dari PT PLN Unit Pelaksana Pembangkit Bukittinggi dengan dana Rp37 juta.

Dana itu digunakan untuk membuat bioplok empat unit, bibit ikan lele, pakan dan obat-obatan.

"Pengembangan bioplok itu bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta," katanya.

Sementara bioplok Pokdakan Pulau Harapan merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Jambi dengan dana sebesar Rp200 juta untuk 10 unit bioplok, pakan, obat-obatan dan lainnya.

Bantuan itu untuk kolam percontohan bagi petani keramba jaring apung, agar mereka bisa belajar budidaya ikan lele di kelompok itu.

Ini dalam mengalihkan ketergantungan petani dari Danau Maninjau ke daratan, karena danau vulkanik itu sudah tercemar berat akibat limbah rumah tangga dan sisa pakan ikan.

Kedepan, pihaknya terus melakukan pembinaan bagi kelompok agar program itu berkembang dengan baik, agar beban pencemaran danau akan berkurang.

"Kami akan terus melakukan pembinaan bagi anggota kelompok agar program berjalan dengan baik, sehingga mereka melakukan budidaya di daratan, bukan di Danau Maninjau," katanya. (*)

Pewarta : Yusrizal
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024