Lubukbasung (ANTARA) - Sebanyak 18 orang guru Madrasah Diniyah Aliyah (MDA) di Kecamatan Ampekangkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat menanam bawang merah di lahan sekitar satu hektare dalam menambah pendapatan mereka saat pandemi COVID-19.

Kepala Kementerian Agama Agam, Edi Oktaviandi di Lubukbasung, Minggu, mengatakan ke 18 orang guru itu berasal dari delapan MDA tersebar di Kecamatan Ampekangkek.

"Saat ini bawang baru selesai ditanam di lahan sekitar satu hektar dan satu bulan kedepan sudah bisa panen," katanya.

Ia mengatakan, bercocok tanam bawang merah berawal dari keprihatinan sekelompok guru mengaji di daerah itu terkait tidak adaya proses belajar mengajar saat pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap pendapatan mereka.

Atas dasar itu, mereka menyewa lahan dengan cara patungan yang akan digunakan sebagai bercocok tanam bawang merah, karena prospek bawang merah cukup bagus di pasaran.

"Ide itu datang dari Dasri beserta tujuh temannya dan sekarang ia diangkat menjadi ketua kelompok dengan 18 anggota" katanya.

Ia menambahkan, setiap anggota mengeluarkan saham Rp200 ribu per anggota dan pemilik saham wajib mengikuti kegiatan di lahan.

Hasil penjualan bawang merah itu akan dibagi sesama anggota kelompok.

Edi mendorong seluruh MDA dan TPA di Agam dengan jumlah 1.085 unit memiliki usaha ekonomi produktif dalam membantu ekonomi guru lembaga tersebut.

Kedepan, Kamenag Agam akan membuat profil dari kelompok itu, sehingga bisa dijadikan sebagai motifasi bagi guru mengaji lainnya.

"Saya telah menyampaikan kepada penyuluh agama agar bisa mendampingi guru mengaji dalam membuat usaha ekonomi produktif," katanya.

Pewarta : Ari Yusrizal
Editor : Mario Sofia Nasution
Copyright © ANTARA 2024