Padang (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat UNP menggelar pelatihan Kesehatan Olahraga Nasional secara daring bagi dokter agar para dokter yang berada di fasilitas kesehatan primer mendapatkan penyegaran kembali keilmuan terkait dengan kedokteran olahraga.
Melalui pelatihan sehingga dapat diterapkan dalam membangun kesehatan, kebugaran hingga menjadi pilar dalam pengobatan yang komprehensif bagi berbagai penyakit degeneratif.
Pelatihan direncanakan untuk dokter umum di daerah Kota Padang bertatap muka, namun dengan kondisi sekarang dilaksanakan secara daring, tetapi tidak menyurutkan langkah tim pengabdi dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, Pudia M Indika dan Anggun Permata Sari di masa pandemi untuk melakukan kegiatan Nasional, demikian dirilis, Senin.
Meski dilaksanakan secara daring, Momentum Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) ke-37 yang diperingati setiap tanggal 9 Sepetember, tahun ini dilaksanakan dalam kondisi New Normal menambah minat peserta seminar yang berjumlah 273 orang yang tidak hanya berasal dari Wilayah Sumatera Barat, namun juga dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini secara penuh akan mendapatkan e – sertifikat dengan 8 SKP (Satuan Kredit Profesi) serta pada sesi terakhir terdapat juga doorprize dan pengumuman pemenang foto kontes yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua LP2M Yohandri, M.Si.,PhD yang menitikberatkan bahwa keilmuan yang dimiliki seorang dosen harus dapat diterima oleh masyarakat dengan literasi yang telah teruji.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama dua hari tanggal 26-27 September 2020 dengan judul “Olahraga dalam Kondisi Khusus sebagai Upaya dalam Peningkatan Imunitas Masyarakat".
Pembicara pada webinar tersebut berjumlah 17 orang dari berbagai disiplin keilmuan kedokteran yang mengkaitkan beberapa penyakit dengan olahraga. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Cerebro Bigas berjumlah 3 orang.
Untuk dapat memenuhi sasaran dokter umum di wilayah Sumatera Barat, tim pengabdi bekerjasama dengan mitra yaitu Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Sumatera Barat dibawah pimpinan Syafruddin Alun.
Ia mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan akan menambah kemampuan dokter umum dalam melakukan edukasi kepada masyarakat yang tepat terkait olahraga yang dianjurkan.
Sementara itu, pembicara dari Pengurus Pusat PDUI, Abraham Andi Padlan Patarai dan Amir Syafruddin yang mendorong pembentukan komisariat dibawah cabang Sumatera Barat yang dapat mengayomi dokter umum dalam memenuhi peningkatan kompetensinya melalui modul pembelajaran.
Di hari pertama, selain pengurus pusat PDUI, pembicara dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat mengatakan bahwa terdapat Indikator–indikator Kesehatan olahraga yang harus di jalankan oleh fasilitas kesehatan primer sebagai upaya dalam mengendalikan pasien penyakit kronis.
Kemudian Deputi Direksi Wilayah Sumbagteng Jambi BPJS Kesehatan Eddy Sulistijanto Hadie menjelaskan bahwa pengelolaan penyakit kronis (prolanis) melalui penguatan promotif dan preventif yang dijalankan sinergi dengan target pelayanan primer yang ditetapkan, pengelolaan dapat melalui olahraga.
Selanjutnya, pembicara dari Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Sumatera Barat Sry Rachmawaty menjelaskan bahwa olahraga akan memberikan manfaat bagi kebugaran tubuh apabila dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur.
Pada hari kedua, acara dipandu oleh Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Kendari Andi Edy Surahmat dengan pembicara dari Niners Kedokteran Undip Agah Nugraha menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan olahraga di masa pandemi di fasilitas kesehatan yang dimiliknya dengan mematuhi protokol kesehatan.
Pembicara selanjutnya, Dokter spesialis Gizi Klinik Marya W Haryono menyampaikan tentang upaya pemenuhan gizi seimbang melalui zat makronutrients dan mikronutrients.
Kemudian dokter spesialis kulit Tarida Lidya Tiarma Ida Manik mengatakan bahwa olahraga yang berat dapat memicu timbulnya radikal bebas yang akan mempercepat proses penuaan.
Dokter spesialis kandungan Suryo Adi Wibowo menyatakan bahwa olahraga baik dilakukan pada wanita hamil yang berguna bagi kekuatan otot–otot panggul yang berguna untuk memperlancar proses persalinan.
Dalam sesi kedua, seorang spesialis paru Siti Nafsiah menyampaikan materi tentang olahraga pada penderita asma. "Asma tidak menjadi halangan bagi seorang atlit untuk dapat meraih juara selama dilakukan pengobatan yang adekuat,"jelasnya.
Sementara itu spesialis penyakit dalam Taufan Harun Habibie mengatakan bagi penderita hipertensi, olahraga yang rutin dengan jenis olahraga aerobik dengan intensitas ringan dapat menurunkan tekanan darah 5 – 7 mmHg.
Anggota Tim Dokter Kepresidenan Republik Indonesia, spesialisasi Jantung dan Pembuluh darah Vireza Pratama menegaskan untuk kesehatan jantung olahraga dapat dilakukan selama 5 kali dalam seminggu dalam waktu 30 menit dengan aktivitas aerobik intensitas sedang.
Disisi lain,Dokter spesialis penyakit dalam dari Semarang Selamet Hidayat mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan olahraga pada penderita penyakit diabetes harus memantau kadar gula darah dan didampingi oleh keluarga.
Pembicara selanjutnya dari Niners Kedokteran UNDIP Aryo Budiyogo Andryanto spesialis orthopedi mengatakan bahwa olahraga dapat menimbulkan cidera apabila dilakukan dengan persiapan dan latihan yang optimal.
Pada sesi ketiga, dokter spesialis kedokteran olahraga Putra Rizki menyampaikan tentang kegiatan olahraga yang dilakukan dimasa pandemi harus memperhatikan frekuensi, intensitas, waktu dan jenis olahraga.
Wakil Sekretaris 2 PDUI Cabang Sumatera Barat Yusti Siana.Olahraga dapat dilakukan dirumah untuk mengurangi terjadinya penularan COVID-19, apabila dilakukan diluar ruangan tetap menggunakan masker apabila dalam komunitas dengan memperhatikan jarak dan intensitas sedang.
Lebih lanjut, Wakil Sekretaris I PDUI Cabang Sumatera Barat Ribka Ankashima S memoderatori spesialis kedokteran olahraga sebagai pembicara terakhir yaitu Afriwardi yang membahas bahwa setiap dokter seharusnya mampu melakukan peresepan olahraga dengan pemeriksaan pre partisipasi sebagai salah satu pertimbangan dalam memberikan program latihan bagi orang yang sehat untuk menuju bugar dan orang yang menderita penyakit tertentu tetap dapat menjaga kesehatannya.
Melalui pelatihan sehingga dapat diterapkan dalam membangun kesehatan, kebugaran hingga menjadi pilar dalam pengobatan yang komprehensif bagi berbagai penyakit degeneratif.
Pelatihan direncanakan untuk dokter umum di daerah Kota Padang bertatap muka, namun dengan kondisi sekarang dilaksanakan secara daring, tetapi tidak menyurutkan langkah tim pengabdi dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, Pudia M Indika dan Anggun Permata Sari di masa pandemi untuk melakukan kegiatan Nasional, demikian dirilis, Senin.
Meski dilaksanakan secara daring, Momentum Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) ke-37 yang diperingati setiap tanggal 9 Sepetember, tahun ini dilaksanakan dalam kondisi New Normal menambah minat peserta seminar yang berjumlah 273 orang yang tidak hanya berasal dari Wilayah Sumatera Barat, namun juga dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini secara penuh akan mendapatkan e – sertifikat dengan 8 SKP (Satuan Kredit Profesi) serta pada sesi terakhir terdapat juga doorprize dan pengumuman pemenang foto kontes yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua LP2M Yohandri, M.Si.,PhD yang menitikberatkan bahwa keilmuan yang dimiliki seorang dosen harus dapat diterima oleh masyarakat dengan literasi yang telah teruji.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama dua hari tanggal 26-27 September 2020 dengan judul “Olahraga dalam Kondisi Khusus sebagai Upaya dalam Peningkatan Imunitas Masyarakat".
Pembicara pada webinar tersebut berjumlah 17 orang dari berbagai disiplin keilmuan kedokteran yang mengkaitkan beberapa penyakit dengan olahraga. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Cerebro Bigas berjumlah 3 orang.
Untuk dapat memenuhi sasaran dokter umum di wilayah Sumatera Barat, tim pengabdi bekerjasama dengan mitra yaitu Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Sumatera Barat dibawah pimpinan Syafruddin Alun.
Ia mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan akan menambah kemampuan dokter umum dalam melakukan edukasi kepada masyarakat yang tepat terkait olahraga yang dianjurkan.
Sementara itu, pembicara dari Pengurus Pusat PDUI, Abraham Andi Padlan Patarai dan Amir Syafruddin yang mendorong pembentukan komisariat dibawah cabang Sumatera Barat yang dapat mengayomi dokter umum dalam memenuhi peningkatan kompetensinya melalui modul pembelajaran.
Di hari pertama, selain pengurus pusat PDUI, pembicara dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat mengatakan bahwa terdapat Indikator–indikator Kesehatan olahraga yang harus di jalankan oleh fasilitas kesehatan primer sebagai upaya dalam mengendalikan pasien penyakit kronis.
Kemudian Deputi Direksi Wilayah Sumbagteng Jambi BPJS Kesehatan Eddy Sulistijanto Hadie menjelaskan bahwa pengelolaan penyakit kronis (prolanis) melalui penguatan promotif dan preventif yang dijalankan sinergi dengan target pelayanan primer yang ditetapkan, pengelolaan dapat melalui olahraga.
Selanjutnya, pembicara dari Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Sumatera Barat Sry Rachmawaty menjelaskan bahwa olahraga akan memberikan manfaat bagi kebugaran tubuh apabila dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur.
Pada hari kedua, acara dipandu oleh Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Kendari Andi Edy Surahmat dengan pembicara dari Niners Kedokteran Undip Agah Nugraha menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan olahraga di masa pandemi di fasilitas kesehatan yang dimiliknya dengan mematuhi protokol kesehatan.
Pembicara selanjutnya, Dokter spesialis Gizi Klinik Marya W Haryono menyampaikan tentang upaya pemenuhan gizi seimbang melalui zat makronutrients dan mikronutrients.
Kemudian dokter spesialis kulit Tarida Lidya Tiarma Ida Manik mengatakan bahwa olahraga yang berat dapat memicu timbulnya radikal bebas yang akan mempercepat proses penuaan.
Dokter spesialis kandungan Suryo Adi Wibowo menyatakan bahwa olahraga baik dilakukan pada wanita hamil yang berguna bagi kekuatan otot–otot panggul yang berguna untuk memperlancar proses persalinan.
Dalam sesi kedua, seorang spesialis paru Siti Nafsiah menyampaikan materi tentang olahraga pada penderita asma. "Asma tidak menjadi halangan bagi seorang atlit untuk dapat meraih juara selama dilakukan pengobatan yang adekuat,"jelasnya.
Sementara itu spesialis penyakit dalam Taufan Harun Habibie mengatakan bagi penderita hipertensi, olahraga yang rutin dengan jenis olahraga aerobik dengan intensitas ringan dapat menurunkan tekanan darah 5 – 7 mmHg.
Anggota Tim Dokter Kepresidenan Republik Indonesia, spesialisasi Jantung dan Pembuluh darah Vireza Pratama menegaskan untuk kesehatan jantung olahraga dapat dilakukan selama 5 kali dalam seminggu dalam waktu 30 menit dengan aktivitas aerobik intensitas sedang.
Disisi lain,Dokter spesialis penyakit dalam dari Semarang Selamet Hidayat mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan olahraga pada penderita penyakit diabetes harus memantau kadar gula darah dan didampingi oleh keluarga.
Pembicara selanjutnya dari Niners Kedokteran UNDIP Aryo Budiyogo Andryanto spesialis orthopedi mengatakan bahwa olahraga dapat menimbulkan cidera apabila dilakukan dengan persiapan dan latihan yang optimal.
Pada sesi ketiga, dokter spesialis kedokteran olahraga Putra Rizki menyampaikan tentang kegiatan olahraga yang dilakukan dimasa pandemi harus memperhatikan frekuensi, intensitas, waktu dan jenis olahraga.
Wakil Sekretaris 2 PDUI Cabang Sumatera Barat Yusti Siana.Olahraga dapat dilakukan dirumah untuk mengurangi terjadinya penularan COVID-19, apabila dilakukan diluar ruangan tetap menggunakan masker apabila dalam komunitas dengan memperhatikan jarak dan intensitas sedang.
Lebih lanjut, Wakil Sekretaris I PDUI Cabang Sumatera Barat Ribka Ankashima S memoderatori spesialis kedokteran olahraga sebagai pembicara terakhir yaitu Afriwardi yang membahas bahwa setiap dokter seharusnya mampu melakukan peresepan olahraga dengan pemeriksaan pre partisipasi sebagai salah satu pertimbangan dalam memberikan program latihan bagi orang yang sehat untuk menuju bugar dan orang yang menderita penyakit tertentu tetap dapat menjaga kesehatannya.